Pages

Kamis, 24 Maret 2011

ORANGTUA oh ORANGTUA.

ORANGTUA oh ORANGTUA.
Mana cukup pemberian dari anak ? Kamu diberi berapa dari anak ? Aku tak ada yang memberi , aku tak punya penghasilan , aku tak bisa memberi. Pernah dengar celotehan ini dikalangan Lanjut Usia ? Aku bersyukur anak "lumayan" banyak memberi. Kalau aku, masih cari uang sendiri tak mau harap dari anak. Kalau aku tak kerja , siapa mau kasih aku makan ?
Kalangan pendahulu berprinsip bahwa :Dulu anak waktu masih kecil dibesarkan , disekolahkan , bisa bekerja dan mencari nafkah. Sudah sepantasnya anak memberi kepada orangtuanya sebagai balas budi atau sebagai anak tidak durhaka. Bila anak sudah memberi setiap bulan , haruskah anak tersebut menanggung lagi kebutuhan orangtua lainnya ? Terlebih bila anak itu sudah menikah & punya keluarga sendiri. Kadang ada orangtua berharap banyak terutama dari anak laki-laki pertamanya saja .
Apa yang telah dipersiapkan orangtua menghadapi masa tuanya ? Berharap dari anak saja ? Penghidupan makin susah , walaupun anak sekarang tidak mempunyai banyak anak seperti dulu lagi. Suami isteri banting tulang untuk memberi terbaik untuk anak2nya pula. Banyak pengeluaran-pengeluaran. Bukan dengan cara membalas budi membiayai terus orangtua dengan segala keperluannya. Sampai kapanpun kita tidak dapat membalas budi seseorang.
Dari pengalaman orang lanjut usia , sebagai penerus/ generasi berikutnya , hendaklah kita bekerja terus selama sehat . Walau mungkin jasmani lemah , selama kita masih dapat berusaha . Kita tetap "bekerja". Bila anak dapat "memenuhi" keperluan kita patut disyukuri. Ada kebanggaan juga bila sebagai kakek nenek masih dapat memberi sedikit & membahagiakan anak cucunya.
Bila orangtua tidak menyadari bahwa "pengharapannya "terlalu tinggi & tidak semua anaknya sukses, dan sebagai orangtua bekerja malas-malasan nanti dia bisa frustasi menghadapi masa tuanya & hidup dengan penuh keluhan saja. Tak eloklah rupanya. Cepat keriput & banyak penyakit.
Mari bekerja & berkaryalah ! Dengan ketekunan , jalani hidup ini. Berpengharapan kepada Tuhan.


Merry Srifatmadewi

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar