Pages

Senin, 30 Oktober 2017

MARI MENGHAFAL AYAT KITAB SUCI AGAR...

MARI MENGHAFAL AYAT KITAB SUCI AGAR...

Suatu minggu, di Sekolah Minggu (katanya) Saleh, terjadi percakapan antara Guru Sekolah Minggu (GSM) dengan Anak Sekolah Minggu (ASM).

GSM: Adik-adik, jangan lupa yah ayat hafalan minggu ini dihafalkan. Minggu depan kakak tanya.

ASM: Oke kakak. Tapi ngafalin ayat gunanya untuk apa kak?

GSM: Biar bisa digunakan untuk membela diri saat melakukan kesalahan.

ASM: Hah?

GSM: Eh salah, maksudnya sebagai pembimbing hidup kita agar hidup sesuai kehendak Tuhan.

ASM: Oh....

Sabtu, 21 Oktober 2017

TIPS DIKIRA PENTING

TIPS DIKIRA PENTING

Tips agar dikira orang terkenal atau penting:
1. Saat diundang ke sebuah acara, datanglah terlambat dan pulanglah lebih cepat agar dikira jadwalmu padat.
2. Balaslah chat selama mungkin agar dikira sibuk
3. Berpura-puralah mengangkat telpon sesering mungkin agar dikira banyak bisnis atau banyak yang nyariin kamu.
4. Jangan pernah balas komen di sosial mediamu agar dikira terlalu sibuk di dunia nyata.
5. Berdoalah semoga ga banyak yang baca status ini.

Senin, 16 Oktober 2017

PRIGITU DAN PRIGINI

PRIGITU DAN PRIGINI

Suatu kali, ada seorang yang bijak dan cerdas menjadi pemimpin di wilayah Lahgitu. Walau bijak dan cerdas namun dia punya kekurangan, sama seperti manusia lainnya juga pasti punya kekurangan. Kekurangan dari pemimpin ini adalah dia punya kebiasaan lupa diri.

Dalam pidato perdananya sebagai pemimpin di wilayah Lahgitu, dia berseru dengan lantangnya. "Kini saatnya, wilayah Lahgitu dipimpin oleh Prigitu."  Prigitu artinya orang asli Lahgitu.

Mendengar seruan itu, semua penduduk kebingungan. Mereka saling pandang-pandangan. Tapi akhirnya mereka saling tersenyum satu sama lain. Salah seorang dari mereka berkata, "Ah biarkan saja. Pak pemimpin kan memang suka lupa diri. Dia lupa kalo dia sendiri bukan penduduk asli Lahgitu. Dia kan penduduk asli Lahgini. Harusnya dia Prigini bukan Prigitu. Tapi ya sudah kit maklumi saja kekurangannya."

Seorang penduduk ada yang tidak bisa terima, "Tapi ga bisa dibiarkan begitu terus. Nanti dia bisa lupa kalo dia adalah pemimpin kita."

Penduduk yang lain menimpali, "Tenang saja. Manusia bisa lupa asal-usulnya. Tapi mereka tidak mungkin rela melupakan jabatannya."

PASSION YANG DIREMEHKAN

PASSION YANG DIREMEHKAN

Mungkin saat ini kalian sedang menekuni passion atau profesi yang sering dianggap remeh bahkan dihina oleh orang lain, nah coba bayangkan bidang-bidang yang saya tekuni ini.

1. Teologi dan filsafat: Cuma pinter ngoceh
2. Komik: Buat biaya makan aja susah, apalagi buat beli mobil
3. Cosplay: Apaan nih ga jelas, cuma niru doang apa kerennya. Udah gede kaya anak-anak aja.
4. Sulap: Cuma bisa nipu orang

Nah, jika kalian baru punya satu passion yang dianggap remeh bahkan dihina, saya punya 4 passion yang bisa dihina. Tapi saya tetap menjalaninya dengan penuh kebahagiaan. Kenapa?

Karena....

Loh kalian masih mau didikte alasan untuk dapat menikmati hidup?

Hidupmu bukanlah hidup orang lain, jadi kamu sendirilah yang harus menemukan alasan kenapa hidupmu harus dinikmati. Jangan biarkan orang lain yang menyetir alasanmu untuk dapat menikmati hidup.

Jumat, 06 Oktober 2017

DEATHLINE DAN TANGGUNGJAWAB

DEATHLINE DAN TANGGUNGJAWAB

Sebagai kreator (komik, buku, kostum cosplay dan produk lainnya) kita pasti berhubungan dengan konsumen dan deathline. Deathline biasanya ada 3 tipe:
1. Deathline yang diberikan oleh kreator (kita sebagai sang pembuat atau produsen) kepada pembeli. Biasanya diawal transaksi, kreator menyebutkan tenggat waktu. Misal, “Produk Anda akan selesai dalam waktu 1 bulan.”
2. Deathline yang diberikan oleh konsumen. Biasanya konsumen akan menentukan waktu pesanannya harus selesai. Misal, “Tolong pesanan saya selesai sebelum tanggal 16 Oktober yah, mau dipakai untuk lomba pura-pura bahagia, soalnya.”
3. Deathline yang terjadi atas hasil kesepakatan bersama. Biasanya terjadi atas hasil tawar menawar. Misal kreator menawarkan Deathline 4 bulan, konsumen maunya 2 bulan. Dan akhirnya ketemu jalan tengah yaitu 3 bulan.
Dari ketiga tipe deathline tersebut, kita sebagai kreator, kudu/harus banget taat pada deathline.
Tapi banyak dari antara kita yang berusaha untuk lalai dengan deathline menggunakan beberapa alasan:
1. Alasan sakit. “Kreator kan juga manusia, bisa sakit, jadi konsumen jangan bawel lah.”  Yang namanya kerja, pasti ada sakitnya. Kita sakit, jelas bukan salah konsumen kita, bukan juga salah kita, walau memang bisa juga karena salah kita yang kurang menjaga pola hidup. Dalam kerja, ada banyak resiko tak terduga. Saat resiko tak terduga itu datang, coba sikapi dengan baik. Tidak menyalahkan konsumen, melainkan komunikasikan kepada konsumen dengan baik. Silakan bicarakan tentang tambahan waktu (second deathline) yang bisa disepakati. Tapi tambahan waktu itu benar-benar harus ditaati. Jangan sampai nanti pas sampai di second deathline, kita cari alasan lagi dan menyalahkan konsumen karena tidak sabar. Dan kira-kira juga kalo ngasih second deathline, masa second deathline udah kaya deathline awal. Misal deathline awal 3 bulan, eh second deathlinenya minta 3 bulan juga. Jadi ketahuan dong selama ini belum bikin apa-apa?
2. Alasan banyak kerjaan/pesanan. “Yah ngerti dong, kan maker juga kerjaannya banyak.” Saat membuat/menyepakati deathline, seharusnya sebagai kreator, kita sudah memperhitungkan waktu dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan sejumlah pekerjaan lain yang sedang dan akan kita kerjakan. Di sini manajemen waktu sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, jika dari awal tidak sanggup dengan deathline yang ditawarkan konsumen, coba tawarkan deathline lain yang dirasa mampu kita selesaikan. Jika memang sudah tidak mampu mengambil job lagi, beranilah untuk mengatakan, “Stop”. Jangan semuanya diambil tapi ga sanggup menepati kesepakatan.
3. Alasan bayaran yang diberikan murah. “Yah kalo mau cepat, bayar yang lebih mahal dong.” Deathline seharusnya adalah kesepakatan antar dua pihak. Kesepakatan ini jelaslah melibatkan harga juga. Jika memang harga yang dibayar konsumen murah, maka berikanlah deathline yang jauh lebih lama daripada mereka yang mau membayar mahal. Jangan alasan ini dikemukan justru pada saat deathline tiba. Ingat, deathline tandanya kita sepakat mengerjakan. Apalagi sampai bilang, “maaf saya kerjakan punya dia dulu soalnya dia bayarnya lebih mahal.” Lah, kita selalu mengkritik mereka yang punya uang dan bertindak seeanaknya, tapi kita sendiri mempelakukan orang yang berani bayar mahal dengan seenaknya. Kita mengganti urutan antrian kita, hanya karena ada yang bayar lebih mahal. Jika memang mau mengambil yang lebih mahal, maka diawal sampaikan kepada konsumen kita, “Jika nanti ada yang berani bayar lebih mahal, mohon maaf pesanan Anda saya mundurkan prioritas pengerjaannya yah.” Jika konsumen tidak keberatan dengan hal itu, yah tidak masalah. Itu namanya kesepakatan.

Deathline adalah kesepakatan yang harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Kualitas kita sebagai kreator tidak hanya ditentukan dari produk yang kita hasilkan, tetapi juga dari bagaimana kita berkomitmen terhadap kesepakatan yang sudah kita buat kepada konsumen.

Semoga tulisan ini bisa kita jadikan sebagai alat mengoreksi dan memperbaiki diri. Tulisan ini juga berlaku untuk saya sebagai kreator.

Salam kreatif.

TUHAN UMAT KRISTEN ADA BANYAK

TUHAN UMAT KRISTEN ADA BANYAK

Timeline FB saya beberapa hari ini penuh dengan teman-teman yang membagikan video dari seseorang yang mengatakan bahwa agama Kristen Tuhannya lebih dari 1. Tidak hanya video tersebut yang dibagikan, tapi juga bantahan dari orang kristen dan hindu yang merasa bahwa Tuhan mereka tidak banyak melainkan satu.

Saya juga mau nyangkal ah. Tuhannya orang Kristen itu bukan 3, tapi banyak. Tuhan kami dapat berupa orang yang lapar dan haus di pinggir jalan, Dia juga bisa berupa orang asing yang tak punya tempat berteduh, orang telanjang yang tak bisa beli baju, orang sakit yang tak ada mau melawat, atau orang-orang yang dipenjara.

Ada berapa banyak orang lapar, haus, asing, telanjang, sakit dan dipenjara? Ada banyakkkkkkk.

Jadi Tuhan kami ada banyakkkkkkkkk.

Jadi kami tidak sesuai pancasila dong?

Pancasila menyebut ESA bukan EKA. Semoga kamu tahu apa bedanya.

Dan lagi, dalam beragama Tuhan seharusnya dicari dan dialami, bukan dihitung.

Matius 25:35-40 (TB)  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar