Pages

Jumat, 13 Januari 2012

HIDUPLAH SEPERTI TAI!


HIDUPLAH SEPERTI TAI!
Karya: Nuryanto, S.Si (teol)

Ketika membaca judul tulisan ini pasti banyak yang tersentak dan bertanya-tanya “apa maksudnya?”, “mengapa harus seperti tai?” “tai kan benda kotor dan hina, masa kita harus sama seperti tai?” dan pertanyaan lainnya.  Pada umumnya kita jijik apabila berbicara tentang tai apalagi harus disamakan dengan kita manusia terhormat, hal itu jelas tidak mungkin. 

Tulisan ini tidak hendak menyamakan kita dengan tai namun mengajak kita untuk dengan rendah hati belajar dari tai. Banyak hal berharga yang dapat kita pelajari dari tai.  Walaupun tai ada bahanya karena mengandung Bakteri E. Coli, namun tai mempunyai banyak manfaat baik bagi tumbuhan, hewan dan manusia.

Bagi Tumbuhan
Tai hewan dan manusia dapat dijadikan pupuk alam yang berguna bagi kesuburan tanah.

Bagi Hewan
Kelinci:
Kelinci memakan tainya karena kelinci sistem pencernaannya tidak baik, nutrisi dari makanan tidak bisa diserap tubuh semua sekali jalan sehingga dicerna dua kali. Tai kelinci yang pertama keluar masih mengandung banyak nutrisi. Tai yang masih bergizi ini akan dimakan kembali.

Koala:
Makanan koala adalah daun kayu putih yang mengandung serat kasar. Makanan ini sukar dicerna dengan baik. Anak koala tidak mempunyai mikroorganisme yang cukup untuk mencerna makanan. Oleh karena itu induk koala membantu sistem pencernaan anaknya dengan memberikan tai yang masih berupa makanan yang belum dicerna sempurna kepada anaknya.

Gajah:
Sama seperti Koala, Gajah juga memberi makan tai ke anaknya untuk mempermudah pencernaan di perut.

Semut:
Semut membutuhkan tai kutu daun sebagai makanan karena tai kutu daun manis.

Kuda Nil:
Kuda nil menggunakan tainya sebagai pemandu arah. Kuda nil akan kembali ke tempatnya semula setelah makan rumput di tempat lain dengan mencium bau tai yang dikeluarkan sebelumnya.

Babi di Pulau Jeju:
Di Pulau Jeju ada jamban yang disebut thongsi  dalam bahasa Korea. Bagian bawah jamban ini digabung dengan kandang Babi. Babi di tempat itu makan tai majikannya.

Arthropoda:
Hewan-hewan arthropoda membuat sarang dengan tainya sendiri yang dibentuk seperti dinding tembok.

Bagi Manusia
Orang-orang pada zaman dahulu:
Orang-orang pada zaman dahulu menggunakan tai yang dicampur dengan dedaunan atau kulit padi sebagai pupuk selain itu juga dicampur dengan minyak. 

Di Indonesia:
Orang-orang Indonesia membuat kopi yang dihasilkan dari tai musang. Kopi ini dinamakan kopi luwak atau kopi musang. Kopi ini telah mengalami proses hidrolis asam amino di dalam tubuh musang sehingga menghasilkan kopi yang spesifik dan lebih berasa. Di Lombok tai Sapi digunakan untuk mengepel lantai, langsung dengan tangan. Tujuan mengepel dengan tai Sapi adalah agar lantai tidak lembab dan mudah rusak. Gas Bio (gas metana yang berasal dari tai manusia atau hewan) digunakan sebagai bahan bakar.

Di Alaska:
Ada festival karya seni yang membuat bermacam-macam kerajinan dari tai seperti cangkir, tombol keramik dan karya yang lainnya.

Di Pegunungan Andes:
Di ketinggian 3600 meter, udara akan terasa dingin sehingga anak yang digendong di gendongan oleh orang tuanya akan terasa hangat jika anak mereka buang tai atau pun kencing. 

Di India:
25% orang-orang India di pedesaan menggunakan tai sapi sebagai bahan bakar.

Di Tibet dan Amerika Selatan:
Orang-orang Tibet dan Amerika Selatan menggunakan tai domba untuk pengganti kayu bakar.

Di Peru:
Orang Peru menggunakan tai Llama sebagai bahan bakar untuk memasak.

Di Inggris:
Tai Sapi digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan sakit gigi atau sebagai penurun panas dengan cara mengolesnya dan juga untuk pengobatan penyakit sembelit yang parah. Tai Merpati digunakan untuk mengobati pendarahan pada gusi dan untuk penyakit kudis. Tai Domba untuk penyakit campak  dan tai anjing putih untuk penyakit epilepsi.

Di Jepang:
Mitsuyuki Ikeda, ilmuwan asal Okayama Laboratory membuat steak yang rasanya seperti daging sapi dari tai manusia. Biaya untuk memproduksi ‘Daging’ buatan itu 10 sampai 20 kali lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi sungguhan. 

Dapat melihat videonya di http://www.youtube.com/watch?v=HDvSPQ7megQ
Sebagaimana dimuat laman boingboing.net, sebuah produsen toilet terkemuka di Jepang berhasil merancang motor dengan memanfaatkan kotoran manusia sebagai bahan bakarnya.
Tempat duduk motor terbuat dari kloset, sehingga memungkinkan pemilik motor langsung membuang air dari atas sadel. Di bagian belakang motor, dipasang galon sebagai tempat penampung air. Dalam perjalanan jarak jauh, motor ini memudahkan pengendara jika ingin buang air besar.
Kotoran yang ditampung itu, langsung dikonversikan menjadi bahan bakar yang mampu menghidupkan mesin motor. Namun, belum dijelaskan bagaimana mekanisme kerja dari mesin motor yang dirancang ini.

Yamamoto Mayu dari Pusat Penyembuhan Nasional Jepang, berhasil mengekstrak esen vanila dari tai sapi. Pada tahun 2007 mendapat hadiah IG Nobel dalam bidang kimia.

Fumiaki Taguchi bersama 2 orang rekannya dari universitas kedokteran Kitasato Jepang berhasil menghancurkan sampah makanan menggunakan tai panda. Beliau mendapat hadiah IG Nobel dalam bidang biologi pada tahun 2009.


Di Australia:
Para peneliti Australia menemukan bahwa kotoran Paus memiliki kegunaan untuk membantu memerangi pemanasan global. Tai hewan mamalia tersebut, menurut para ilmuwan Australia, merupakan pupuk alami bagi tumbuhan laut yang memungkinkan laut menyerap lebih banyak karbondioksida.

Penelitian terbaru dari Australian Antarctic Division mengatakan bahwa Paus mengeluarkan tai kaya zat besi secara alami menyuburkan permukaan air. Ini menyebabkan keseluruhan ekosistem mengirimkan lebih banyak karbon ke perairan dalam.
Penelitian menyebutkan bila jumlah Paus bertambah, kotoran mereka bisa membantu tumbuhan laut atau alga berkembang dengan baik, sehingga meningkatkan kemampuan laut untuk menyerap karbondioksida yang merupakan penyebab pemanasan global.

Di daerah yang dingin:
Tentara akan tidur di atas tinja sapi pada waktu malam karena tinja sapi akan mengeluarkan suhu yang hangat.

            Setiap kita memiliki sikap tersendiri ketika berhadapan dengan tai. Seorang filsuf bernama Zizek meneliti tentang perilaku orang ketika berhadapan dengan tai. Orang Jerman memiliki tradisi untuk berkontemplasi di hadapan tainya. Orang Perancis cenderung menolak menghadapi tai. Tai haruslah dilenyapkan. Tai haruslah segera hilang dari pandangan. Orang Amerika dan Inggris menenggelamkan tai mereka di dalam air. Mereka tidak sudi mencium bau tai mereka sendiri.
Walaupun banyak dari antara kita yang jijik dengan tai, merendahkan tai dan sama sekali tidak mau peduli dengan tai, namun tai terus menerus memberikan manfaat bagi sekitarnya. Dalam kehidupan mungkin juga ada yang tidak menganggap kita atau pun merendahkan kita, walaupun begitu tetap lah memberikan manfaat bagi sekitar kita. Oleh karena itu, HIDUPLAH SEPERTI TAI!

DAFTAR PUSTAKA
An, Yeong Ju dan Yun Hyeon Woo. Jijik Kotor & Bau. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.
Yim, Sook Young dan Kim I Rang. Buku Pengetahuan Paling Jorok. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010.

 Do, Ki Seong. Sains Aneh. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011. 




http://teknologi.vivanews.com/news/read/227905-jepang-olah-tahi-manusia-jadi-makanan

Acara Televisi “Buku Saku Asal Usul” di Trans7 tanggal 13 Januari 2012 Pukul 15:30 WIB.
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar