Pages

Sabtu, 26 Agustus 2017

TOLERANSI YANG KELIRU

TOLERANSI YANG KELIRU

Beberapa kekeliruan tentang toleransi:
1. "Semua agama sama, dan Tuhan semua agama itu sama."
Seharusnya toleransi tidak membuat kita kehilangan jati diri. Kita harus mengenali identitas kita yang berbeda-beda ini. Jika kita menganggap semua sama, maka itu artinya kita tidak menghargai yang berbeda sebagai berbeda.
2. "Toleransi seharusnya juga bisa menoleransi mereka yang tidak toleran." Kalimat ini biasanya dipakai untuk menyerang mereka yang toleran. Biasanya orang-orang yang selama ini tidak toleran mau diterima kehadirannya dengan kritikan tersebut. Sama seperti mereka yang antidemokrasi mau menghancurkan demokrasi dengan cara demokratis.
Toleransi tetap ada batasnya, tidak bebas sebebas-bebasnya. Kalo mau jujur, memang ada yang tidak bisa ditoleransi oleh kaum toleran yaitu mereka yang tidak bisa toleran. Misalnya begini, rumah ibadah adalah tempat yang terbuka. Siapapun boleh masuk, tapi tetap saja akan ada satu orang yang tidak diizinkan masuk, siapa itu? Orang yang membawa bom disekujur tubuhnya lalu bertanya, "Bolehkah saya masuk ke rumah ibadahmu? Saya mau meledakkannya. Kan katanya siapapun boleh masuk."
Bangunan toleransi yang sudah dibangun, tidak boleh sampai hancur oleh mereka yang tidak toleran.

Setelah ini mungkin akan ada yang bertanya, "Memangnya siapa yang tidak toleran?"

Pertanyaan klise untuk menyangkal atau menutupi keburukan diri. Atau mungkin benar-benar amnesia. Atau mungkin tidak mau melihat kenyataan. Atau mungkin ketinggalan berita. Atau mungkin-mungkin yang lainnya.

Selamat hari minggu.

SAJAK PERBEDAAN

SAJAK PERBEDAAN

Ijinkan saya bersajak,
yang mungkin menyita waktumu sejenak
untuk mendengar sesuatu yang tidak enak
bahkan dilihat pun tidak layak
Oh hidup, apakah takdir mempermainkan kami,
agar tidak dapat bermain dengan kawan kami yang berbeda?
Oh cinta, apakah perbedaan memisahkan kami,
dari keinginan saling menghargai dan mengasihi?
Apakah perbedaan ini telah membuat kami menjadi sama,
sama-sama suka menghakimi dan membenci?
Apakah perbedaan ini telah membuat kami menjadi benar,
benar-benar tersesat dalam keinginan benar sendiri?
Apakah rasa risih ini,
harus membuat rasa kemanusiaan kami tersisih?
Apakah rasa benci ini,
harus membuat rasa cinta kami bergerak ke periferi?
Ah sudahlah, tidak lama lagi pun status ini akan jadi masalah
Karena dianggap membuat para pembaca resah
Dan akhirnya mengatakan si penulis status payah
Karena hanya bisa menulis di dunia maya
Selamat datang di dunia nyata kawanku
Dunia yang penuh dengan orang yang ingin benar
Dengan menyalahkan orang lain
Dunia yang penuh dengan orang baik
Dengan menjelek-jelekkan orang lain

JIKA SEMUA SATU AGAMA

JIKA SEMUA SATU AGAMA

Mari kita berimajinasi seandainya semua manusia memeluk agama yang sama denganmu. Itu artinya hanya ada 1 agama di dunia. Lalu apakah tidak akan ada lagi pertikaian karena agama? Saya yakin pasti tetap ada.
Coba sekarang lihat saja ke agamamu masing-masing. Apakah ada pertengkaran karena berbeda ritual, tradisi, dan cara menyikapi sebuah masalah? Jangan bilang tidak ada. Ada banyak dan teramat banyak. Tidak usah jauh-jauh, beda pilihan tokoh politik saja, satu agama yang sama bisa saling tuduh dan hujat. Itu baru soal pilihan politik belum masalah yang lain. Dan percayalah, permasalahan hidup manusia sungguh amat banyak dan kompleks. Dalam usaha menyelesaikannya, akan banyak keluar ajaran dan pendapat yang pasti berbeda satu golongan dengan golongan yang lainnya.
Dan tahukah kamu, walaupun agamanya sama namun berbeda negara, maka akan banyak perbedaan yang timbul. Ga usah jauh-jauh, misalkan saja agama A di Indonesia dengan agama A di India. Ritual, tradisi, bahkan peralatan untuk ibadahnya pun berbeda. Dan di dunia ini, ada banyak sekali negara. Jadi walaupun suatu saat seluruh dunia beragama sama, menggunakan kitab yang sama dan berTuhan yang sama,perbedaan tetap akan ada. Pertikaian atas usaha untuk memonopoli kebenaran pun tetap akan ada.
Karena yang jadi masalah bukanlah perbedaan agamanya, tapi... keegoisanmu.

Kamis, 24 Agustus 2017

AKU PERNAH MENJADI PRIA BRENGSEK

AKU PERNAH MENJADI PRIA BRENGSEK

"Sepertinya aku harus jujur padamu sebelum kita menjalani hubungan ini lebih jauh," ujar seorang pria kepada kekasihnya.

Dia tahu bahwa perempuan yang saat ini ada di depannya, semakin hari semakin cinta kepadanya. Tapi selama ini, ada sesuatu yang dia rahasiakan dari pasangannya.

"Apa itu, sayang?" Perempuan cantik itu penasaran tapi sekaligus tak peduli. Dalam hatinya dia sudah percaya 100% dengan kekasihnya.

"Setelah kamu mengetahui ini, entah kamu masih mencintaiku lagi atau tidak," pria itu tertunduk penuh penyesalan.

"Apapun keburukan yang pernah kau perbuat, aku akan tetap mencintaimu." Perempuan itu menggenggam tangan kekasihnya penuh cinta.

Perlahan pria itu mengangkat kepalanya, menatap mata kekasihnya, menarik nafas sedalam-dalamnya lalu dihembuskan dengan perlahan.

"Aku pernah membuat seorang perempuan hamil, lalu meninggalkannya. Aku tidak tahu bagaimana kabar perempuan itu sekarang. Tapi aku bisa menjamin bahwa aku sudah tidak mencintainya lagi. Maaf, dulu aku sebrengsek itu," dia mengakhiri pengakuannya dengan kepala tertunduk dalam diam.

Tetiba suasana menjadi begitu hening. Tak ada suara sedikit pun, bahkan desah nafas mereka enggan untuk menampakkan kehadirannya.

Sang pria masih tertunduk, tak berani menaikkan kepalanya. Dan sang perempuan masih menatap kekasihnya dengan tatapan yang kosong. Lima menit mereka ter-pause dalam keadaan itu. Sampai akhirnya sang perempuan memecah suasana dengan suaranya yang lembut, "Semua orang pernah punya masa lalu yang kelam. Aku pun pernah menjadi pria brengsek sepertimu. Jadi..."

Belum sempat si perempuan melanjutkan kalimatnya, si pria sontak melepaskan tangannya dari genggaman si perempuan dan menjauh darinya.

"Hah? Kamu pernah menjadi pria brengsek sepertiku?"

Minggu, 20 Agustus 2017

BERPIKIR POSITIF DAN KELUAR DARI COMFORT ZONE

BERPIKIR POSITIF DAN KELUAR DARI COMFORT ZONE

Di suatu pagi yang sejuk dengan aroma dedaunan yang masih terasa begitu pekat, terdapat sepasang manusia yang tak berpakaian. Mereka tidak peduli dengan pasangan mereka yang berdiri telanjang di depannya. Tak sedikit pun timbul nafsu birahi dalam diri mereka.

Mereka asik menikmati kegagahan pohon yang berdiri tegap, lambaian ranting yang meliuk-liuk cantik dan buah-buah gempal yang begitu menggiurkan. Satu persatu pohon di taman itu mereka amati, hingga akhirnya mereka tiba di satu pohon yang memiliki buah sangat menggiurkan. Ingin sekali mereka memetiknya, namun mereka ingat bahwa buah ini sangat terlarang. Jika memakannya, mereka bisa mati.

Tetiba terdengar suara dari belakang pohon itu, "Makanlah, jangan takut."

Perlahan, sang pemilik suara keluar dari dahan-dahan pohon. Dia meliuk-liuk begitu indahnya.

"Wah ada ular, ayo tangkap dan kita jadikan hidangan makan malam," seru sang pria dengan penuh nafsu.

"Jangan kakanda, nanti ceritanya berubah," ingat sang perempuan.

"Jangan makan aku. Ada yang lebih nikmat dari tubuhku, yaitu tubuh buah ini. Tidak hanya nikmat, tetapi jika kamu memakannya, kamu akan menjadi seperti Tuhan," bujuk sang ular.

"Ah bohong, kami pasti akan mati jika makan buah itu," sanggah sang pria.

"Kamu ini terlalu negatif dalam berpikir. Tidak mau mendengar pendapat orang lain. Kamu kira hanya kamu yang paling benar?" Sang ular mulai marah karena dianggap pembohong.

"Kakanda, lebih baik kita dengarkan dulu pendapatnya," bujuk sang perempuan.

"Oke, aku akan dengarkan. Tapi kalo kita mati setelah memakan buah itu bagaimana?" Sang pria mulai terbuka tapi juga ragu-ragu.

"Kamu tidak akan mati. Justru kamu akan menjadi sama seperti Tuhan. Mengapa kalian tidak mau mencoba keluar dari comfort zone kalian? Ayo, terimalah tantangan jika ingin ada perkembangan dalam hidup."

Akhirnya, sepasang manusia itu memakan buah tersebut.

Dan, kita semua pasti tahu kelanjutan kisah ini.

Sabtu, 12 Agustus 2017

IMAN YANG MENJAMU MALAIKAT

IMAN YANG MENJAMU MALAIKAT

Iman kekristenan seharusnya adalah iman yang ramah terhadap orang asing. Ingat, kita adalah juga orang asing karena kita bukan orang bersunat, bukan bangsa pilihan, bukan orang Israel apalagi keturunan Abraham. Kita adalah bangsa kafir (orang asing) yang mendapatkan belas kasih Tuhan untuk masuk dalam lingkaran rakhmat dan pengampunan-Nya.

Yesus menunjukkan perumpamaan tentang sesama manusia dengan mengambil contoh tentang keramahtamahan kepada orang asing (orang samaria kepada korban perampokan, Lukas 10:25-37).  Dan lebih jauh lagi Yesus menekankan, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina, kita telah melakukannya untuk Dia (Matius 25:31-46). Penulis Ibrani bahkan mengatakan jika kita memberi tumpangan kepada orang asing, kita sedang menjamu malaikat (Ibrani 13:2).

Iman yang ramah dan mengasihi orang asing adalah iman yang seharusnya terus ditumbuhkan dari setiap kita, bukannya justru iman yang mengasingkan orang lain. Iman sejatinya merangkul, bukan memukul.

Jumat, 11 Agustus 2017

Kristen dan Kristenisasi (2)

Kristen dan Kristenisasi (2)

Umat Kristen sangat menghargai perbedaan. Mereka banyak yang teriak "Aku Pancasila" yang artinya menghargai perbedaan. Tapi di sisi lain, mereka sangat mendukung bahkan gencar melakukan kristenisasi.

Nah sekarang coba bayangkan, kita mengatakan bahwa menghargai perbedaan tapi di sisi lain ingin semuanya sama dengan kita. Di mana menghargai perbedaannya?

Mungkin kalo di kalimatkan jadinya begini, "Aku sangat menghargai perbedaan, aku menghormati apapun agamamu. Tapi kalo bisa sih, kamu masuk agamaku aja."

Mungkin ada juga yang berdalih, kan penyebarannya tanpa paksaan. Oke, ini bukan soal cara penyebaran tapi konsep berpikir tentang menghargai perbedaan. Jika kita menghargai perbedaan, mengapa tidak membiarkan yang sudah beragama tetap dengan agamanya masing-masing?

Mungkin akan ada lagi yang jawab,
"Di Alkitab kan ada ayat untuk mengkristenkan orang lain."

Apapun juga kalo mau dicari pasti ada di Alkitab.

Oke tapi saya tertarik untuk sedikit membahasa ayat yang sering dipakai untuk dasar kristenisasi.

Matius 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Nah untuk kalian yang suka mengutip ayat kitab suci secara harafiah, mari kita lihat ayat ini secara harafiah saja. Mari abaikan konteksnya.

Pertama, adakah di sana tertulis Yesus memerintahkan untuk menjadikan agama lain masuk kristen? Di sana adanya, jadikanlah semua bangsa murid Yesus, baptislah dan ajarlah mereka melakukan yang Yesus telah perintahkan.

Baptis tidak hanya milik kekristenan. Umat yahudi juga punya ritual pembaptisan. Itulah kenapa, Yesus juga dibaptis. Menjadi murid Yesus dan melakukan apa yang Yesus ajarkan bukan berarti menuhankan Yesus apalagi masuk agama Kristen karena Yesus tidak membawa agama.

Kedua, oke seandainya memang ayat itu untuk mengajak semua orang masuk kristen. Lalu dibaptisnya yang sah dengan cara apa? Yang sudah dibaptis percik aja dianggap tidak sah dan harus dibaptis ulang. Nah ngomongin cara pembaptisan aja udah berantem berpuluh-puluh tahun. Haha.

Belum lagi nanti tentang, Yesus yang mana yang harus diimani? Oh ajaran di gereja sana sesat. Pendetanya liberal.

Pada akhirnya, proyek kristenisasi bukanlah proyek mengkristenkan melainkan membuat orang lain, beriman yang sama seperti "gereja saya."

Jika kita memang menghargai perbedaan, maka tak perlulah kita jadi sama. Berbeda itu Indah.

Untuk bahan lebih lanjut tentang apakah penginjilan adalah kristenisasi bisa baca di sini

http://www.satuharapan.com/read-detail/read/ketua-stt-jakarta-penginjilan-bukan-proyek-kristenisasi

Kristen dan Kristenisasi (1)

Kristen dan Kristenisasi (1)

Injil (Kabar Baik) perlu juga disampaikan kepada mereka yang menganggap bahwa mereka sudah benar dalam memahami Kabar Baik. Kabar baik bukan lagi soal kristenisasi, apalagi penambahan anggota gereja.

Lihatlah, bencana sedang terjadi di mana-mana. Kebencian meraja-lela atas nama agama. Kemiskinan semakin menjamur dan menggerogiti negeri ini. Ketidakadilan dan penindasan bertumbuh subur di setiap sudut negeri ini.

Tapi kenapa kita masih saja ngotot pokoknya yang paling penting adalah membuat orang dari umat agama lain masuk ke dalam agama saya. Masih banyak masalah lain yang harus diperjuangkan. Coba deh koreksi lagi penggunaan kata Amanat Agung. Amanat artinya pesan, dan Agung artinya yang luhur, pertama dan terutama. Jadi Amanat Agung artinya pesan yang utama dan terutama.

Dan tahu kan pesan dari Tuhan yang utama dan terutama itu apa? Bukan, bukan untuk membuat orang beragama lain berganti agama menjadi agama kita (kristenisasi) tapi...

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengam segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 23: 37-39). Jadi bukanlah memurtadkan umat agama lain.

Hayolah... Ini bukan saatnya lagi tarik-tarikkan penganut agama lain buat masuk ke agama kita. Kini saatnya bergandengan tangan dengan umat agama lain untuk mau bekerjasama dengan kita menyelesaikan masalah kemanusiaan yang masih bertebaran di mana-mana.

Minggu, 06 Agustus 2017

Tubelight Review

Kya tumhe yakeen hai?

Satu lagi film India yang layak ditonton tahun ini berjudul tubelight, pemainnya adalah Salman Khan. Film ini berlatar belakang peperangan antara tiongkok dan india.

Ada 2 hal yang diangkat dalam film ini yaitu rasisme dan keyakinan. Mari lihat satu-satu.

1. Mengenai rasisme, ada seorang perempuan (Ling-ling) dan anaknya (Guo) yang merupakan keturunan dari negara tiongkok tapi dia tidak pernah sama sekali ke tiongkok. Dia lahir dan besar di India. Tapi orang-orang India pada saat itu tidak bisa menerima kehadiran mereka. Walaupun mereka berulang-ulang mengatakan bahwa mereka bukan orang tiongkok, mereka orang India namun tetap saja setiap mereka pergi ke mana pun, orang-orang memandangnya sinis. Laxman (Salman Khan) diminta oleh pamannya (Banne) untuk berteman dengan mereka. Karena menurut Gandhi, kita harus berteman dengan musuh kita. Laxman tertarik dengan ajaran Gandhi. Paman Banne memberikan list ajaran Gandhi kepada Laxman. List itu sekaligus menjadi tugas Laxman. Tugas pertama adalah berteman dengan Ling dan Guo. Setelah perjuangan yang cukup unik akhirnya Laxman berhasil berteman dengan mereka. Laxman juga menjadi pembela Ling dan Guo saat rekan-rekan India menyerang mereka karena dikira orang tiongkok.

2. Mengenai keyakinan, Laxman digambarkan sebagai seseorang yang difabel. Dia selalu diejek oleh teman-temannya. Dia punya adik yang selalu mengasihi dan menjaganya. Tapi sayangnya, adiknya harus pergi ke medan perang. Suatu kali, Laxman menonton pertunjukkan sulap. Dia diminta menggerakkan botol dengan keyakinannya. Awalnya tidak bisa, semua orang menertawakannya. Tapi pesulap tersebut meyakinkannya berulang-ulang bahwa jika dia yakin maka dia akan bisa. Pesulap tersebut diperankan oleh Shah Rukh Khan. Sudah lama tidak melihat 2 aktor besar ini main dalam satu scene walaupun di sini Shah Rukh Khan hanya menjadi Cameo. Dengan motivasi dari pesulap itu akhirnya Laxman bisa menggerakkan botol tersebut. Peristiwa itu membuat dia percaya bahwa dia bisa memindahkan botol. Saat dia bertemu dengan pamannya, dia juga ingin menunjukkan  bahwa dia bisa menggerakkan botol. Ini yang menarik dari film ini. Setiap keyakinan Laxman membuahkan hasil selalu dibenturkan dengan kenyataan. Kenyataannya Laxman tidak bisa memindahkan botol. Itu hanya tipuan sulap. Tapi ada yang menarik. Paman Banne meminta Laxman mencoba sekali lagi memindahkan botol. Hasilnya tetap sama. Botol tidak berpindah tapi Paman Banne tergerak memindahkan botol itu. Laxman protes bahwa jika seperti itu maka artinya bukan dia yang memindahkan botol. Paman Banne mengingatkan  bahwa keyakinan seringkali tidak membuahkan mukjizat tetapi dia memaksa orang lain melakukan seperti apa yang kita yakini. Itu juga yang dilakukan oleh Gandhi. Keyakinannya menggerakkan orang lain. Paman Banne mengutip kata-kata Gandhi bahwa jika kita yakin maka kita bisa memindahkan gunung. Suatu kali Laxman ditantang untuk memindahkan gunung. Semua orang menertawakannya, tapi tiba-tiba guncangan besar terjadi. Orang mengira Laxman berhasil memindahkan gunung, tapi beberapa yang lain mengatakan bahwa itu hanya peristiwa alam yaitu gempa bumi. Tapi Laxman yakin bahwa itu adalah hasil dari keyakinannya. Hingga akhirnya Ling-ling mengatakan bahwa itu bukan hasil dari keyakinannya tapi memang gempa bumi. Keyakinan dan fakta dibenturkan di dalam cerita ini. Ada satu hal besar yang dilakukan Laxman di akhir cerita yaitu dia berniat menghentikan perang dengan keyakinannya. Setiap pagi dia mengarahkan tangannya ke gunung. Berharap mampu menghentikan perang. Keyakinannya membuahkan hasil, perang berhenti. Dia begitu yakin bahwa keyakinannya membuahkan hasil. Kini saatnya bertemu dengan adiknya. Namun saat Laxman yakin bahwa adiknya akan selamat dalam perang, ternyata kenyataannya dia mendapat kabar bahwa adiknya meninggal. Di sinilah keyakinan Laxman berbenturan kembali dengan kenyataan yang teramat pahit. Kenyataan seringkali menggoyahkan keyakinan kita, tapi apakah kita tetap yakin? Sama seperti tagline dalam film ini, "Kya tumhe yakeen hai?" (Apakah kamu yakin?)

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar