Pages

Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 November 2023

BERONTAK DARI TUHAN

BERONTAK DARI TUHAN

Jika Tuhan tahu seluruh jalan kehidupan kita termasuk masa depan kita, lalu apa alasannya akan mengabulkan doa kita ketika kita kesulitan? Bukankah dia tahu bahwa semua kesulitan yang sedang kita hadapi akan membentuk kita menjadi 'sosok' tertentu di masa depan.

Misal drakor yang sedang tayang "Twinkling Watermelon" menceritakan 2 orang anak yang kembali ke masa lalu untuk mengubah nasib orang tuanya. Mereka tahu apa yang akan terjadi pada orang tuanya di masa depan. Namun apa yang mereka lakukan di masa lalu akan mengubah banyak hal di masa depan, termasuk eksistensi mereka. Banyak series dan movie dengan ide seperti ini.

Jadi, sama seperti konsep di series tersebut, Tuhan juga pasti tahu apa yang akan terjadi dengan kita di masa depan. Masalah apa yang akan kita hadapi di masa kini dan efeknya bagi masa depan kita. Jika Tuhan campur tangan membantu kita, bukankah itu artinya Tuhan akan mengubah masa depan? Anggap saja timelinenya tunggal, tidak bercabang atau multiverse.

Dari sini, konsep deisme tampaknya cocok karena Tuhan hanya bertugas menciptakan dunia beserta sistemnya, lalu pergi meninggalkan dunia berjalan sesuai sistemnya tanpa perlu ikut campur lagi. Doa-doa yang kita ucapkan tampak seperti egoisme manusia untuk mengubah alam seperti yang mereka inginkan.
 
Tapi jika memang dunia hanya berjalan seperti itu, bukankah kita hanya seperti boneka yang diatur untuk bermain seperti program yang sudah disediakan? Kita harus berontak kan? Kita harus bertanggungjawab terhadap takdir kita sendiri kan?

Sama seperti seorang anak yang berontak terhadap orang tuanya yang diktator, "Ini hidupku, biar aku sendiri yang menentukan."

Sudah lama Tuhan bermain-main dengan takdir kita sambil menonton santai dari sudut yang tak dapat dikenali. Sudah lama juga para kaki tangan Tuhan (sebut saja rohaniawan), bermain-main dengan kutipan-kutipan ucapan Tuhan untuk mengendalikan kehidupan kita, kan? Atau hanya sekadar membawa kita kabur dari realitas dunia yang sedang kita hadapi (eskapisme).

Ide-ide perlawanan ini sebenarnya sudah banyak bisa kita temui dalam series, movie, komik mau pun novel. Namun sayangnya masih minor, karena pemberontakan ini dianggap sebagai kesesatan dan perlawanan terhadap agama.
 
Jadi, saya sudahi dulu tulisan saya sampai di sini, sebelum dianggap sebagai 'penyesat'.

*Nuryanto, Mahasiswa S2 Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

YUDAS DAN OEDIPUS: USAHA MEMBERONTAK DARI TAKDIR ALLAH

 YUDAS DAN OEDIPUS: USAHA MEMBERONTAK DARI TAKDIR ALLAH


Dalam kekristenan, Yudas sangat dibenci karena dianggap sebagai pengkhianat yang menjual Tuhannya sendiri. Walaupun sebenarnya dia hanya menjalankan takdir yang sudah dituliskan untuknya, namun orang Kristen pasti akan menjawab dengan mengutip ayat, "Anak manusia memang akan pergi sesuai dengan ada yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." (Matius 26:24). Yudas yang hanya menjalankan takdirnya itu pun akhirnya dibenci hingga hari ini.
Di sisi lain, ada aliran kekristenan yang menganggap Yudas sebagai pahlawan karena membebaskan Yesus dari penjara tubuh. Aliran kekristenan ini dikenal sebagai kristen gnostik. Kita bisa melihat kepahlawanan Yudas di Injil Yudas, jangan cari di kitabmu, tentu saja tidak akan ada.
Jadi ada 2 kutub pendapat tentang Yudas, ada yang membenci dan mengutuknya tapi ada juga yang memujanya. Tapi saya menemukan satu tafsiran menarik dari Romo Yosef, dalam disertasinya tentang "Post colonialism Biblical Criticism in John's Passion Narrative."
Romo Yosef menafsirkan bahwa Yudas menyerahkan Yesus bukan karena berkhianat (seperti pandangan kristen tradisional) atau bukan juga karena ingin menjadi pahlawan (seperti pandangan kristen gnostik).

Romo Yosef menjelaskan bahwa Yudas menyerahkan Yesus karena takut Yesus akan melakukan pemberontakan di hari Paska. Yesus pernah ngamuk di bait Allah (Matius 21:12-13), hal itu membuat Yudas yakin bahwa Yesus juga akan memimpin pemberontakan pada hari Paska yang akan segera datang. Mengapa pemberontakan di hari paska menakutkan? Karena orang Yahudi datang dari seluruh penjuru dunia untuk merayakan paska. Jika Yesus melakukan pemberontakan, maka seluruh rakyat Israel akan bergerak dan ini jelas akan merugikan para imam.

Yudas tahu bahwa dia ditakdirkan untuk menyerahkan Yesus (Matius 26:17-25). Namun Yudas tidak mau mengikuti takdir itu, lalu apa yang harus dilakukan? Membuat rencana. Dalam rencananya, Yesus akan diserahkan kepada Imam-imam kepala (Mat 26:14-16), Yesus akan diadili dan dibebaskan karena tidak ditemui sama sekali kesalahan pada diri-Nya.

Rencana ini akan membuat Yesus ditangkap sementara, pemberontakan tidak akan terjadi dan Yudas terbebas dari takdir sebagai pengkhianat. Namun sayangnya, dia tidak mengira bahwa para imam akan bekerjasama dengan para penjajah. Hal yang sama sekali tidak pernah dia pikirkan sebelumnya, bangsa terjajah bekerjasama dengan para penjajah. Yesus dibawa ke Pilatus, diadili dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Yudas menyadari rencananya gagal dan membuat Yesus justru mendapatkan hukuman mati. Dia akhirnya menyesal, mengembalikan uang yang diberikan oleh para imam, lalu gantung diri sebagai bentuk penyesalan dan protes terhadap takdir yang ingin dia ubah namun tidak dapat diubah. (Mat 27:3-5).

Begitulah tafsiran Romo Yosef yang telah saya sesuaikan. Mengapa disesuaikan? Karena dalam tafsiran aslinya Romo Yosef melakukan harmonisasi antara beberapa kisah Yudas dalam injil-injil sinoptik untuk menguatkan tafsirannya dalam kitab Yohanes. Tapi karena saya dibesarkan dalam tradisi tafsir yang 'alergi' dengan harmonisasi injil, maka saya memilih untuk fokus pada kitab Matius saja.

Oke kembali lagi pada konsep pemberontakan Yudas, tafsiran ini menjadi menarik karena dilihat dari sudut pandang pemberontakan Yudas untuk keluar dari takdir yang tidak mau dia lakukan. Hal ini mirip dengan kisah Oedipus (yang menjadi cikal bakal istilah Oedipus Complex).

Ayah Oedipus, Raja Laius dari Thebes, mendapat ramalan bahwa anaknya, Oedipus, akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Untuk menghindar (berontak) dari takdir tersebut, Raja membuang Oedipus yang masih bayi. Namun sayang seribu kali sayang, ternyata Oedipus dewasa tetap membunuh ayahnya dan menikahi ibunya.

Oedipus akhirnya mengetahui bahwa yang dia bunuh adalah ayah kandungnya dan yang dia nikahi adalah ibunya sendiri. Oedipus merasa terpukul. Dia menusuk matanya sendiri sebagai tanda penyesalan dan menolak melihat kebenaran lagi. Oedipus diusir dari Thebes dan hidup sebagai pengemis yang buta.

Kisah Yudas dan Oedipus sebagai kisah pemberontakan terhadap takdir Tuhan. Walau berakhir dengan akhir yang mengenaskan (bunuh diri dan menusuk mata), setidaknya usaha itu menjadi catatan bahwa ada orang-orang yang dengan berani berontak terhadap takdir Tuhan. Ada orang-orang yang berusaha berteriak "Stop, aku tidak mau jadi boneka-Mu."

*Nuryanto, Mahasiswa S2 Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

Kamis, 29 Desember 2011

MENYESAL TELAH LAHIR

Murid: Aku menyesal telah lahir ke dunia. Di rumah menderita, di sekolah menderita, di mana-mana aku selalu menderita

Guru: Memang apa untungnya jika kamu tidak dilahirkan ke dunia?

Murid: Pasti aku tidak akan menderita seperti ini

Guru: Lalu apa yang akan kau rasakan?

Murid: Aku pasti akan bahagia

Guru: Mengapa kamu bisa bahagia?

Murid: karena aku tidak merasakan penderitaan

Guru: Apa itu kenyang?

Murid: keadaan ketika tidak lagi lapar

Guru: Jika kamu tidak pernah tahu apa itu lapar apakah kamu akan tahu apa itu kenyang

Murid: Tidak

Guru: Apa itu kebahagiaan?

Murid: keadaan ketika tidak lagi menderita

Guru: Jika kamu tidak pernah tahu apa itu penderitaan apakah kamu akan tahu apa itu kebahagiaan

Murid: Tidak

Guru: Bagaimana kamu bisa tahu bahwa kamu tidak sedang merasakan penderitaan jika kamu sendiri tidak tidak tahu apa itu penderitaan? Jika kamu tidak pernah lahir bagaimana kamu bisa tahu apa itu penderitaan., Ingatlah, bukan hanya kamu yang mengalami penderitaan. Setiap orang di bawah kolong langit mengalaminya. Penderitaan seharusnya memicu untuk berjuang mendapatkan kebahagiaan bukannya mengeluh.


Karya: Nuryanto, S.Si (teol)

PASANGAN HIDUP IDEAL

Murid: Guru, apakah kriteria calon pasangan hidup yang baik itu? Apakah orang yang selalu membuat kita menangis?

Guru: Bukan. orang yang selalu membuat menangis akan membuatmu tidak dapat menikmati indahnya hidup

Murid: Jika begitu, berarti orang yang selalu membuat kita tertawa?

Guru: Bukan juga. Orang yang selalu membuatmu tertawa akan membuatmu tidak dapat melihat realita hidup yang sesungguhnya bahwa hidup itu tidaklah selalu menyenangkan

Murid: Lalu yang seperti apakah kriteria calon pasangan hidup yang baik itu?

Guru: Yang dapat tertawa ketika kamu tertawa. Yang dapat menangis ketika kamu menangis. Yang dapat menyadarkanmu untuk berhenti ketika tertawa terlalu lama dan ketika menangis tak kunjung henti. Yang dapat menyadarkan tertawa dan menangis terlalu lama tidaklah baik.

Karya: Nuryanto, S.Si (teol)

TERBATAS ITU NIKMAT

Murid: Guru mengapa hidup manusia terbatas?

Guru: Agar manusia dapat menikmati hidupnya

Murid: Bukankah akan lebih nikmat jika hidup manusia tidak terbatas?

Guru: Apa buah yang paling kamu suka?

Murid: Pisang

Guru: Jika kamu makan pisang 1 ember sekaligus enak ga?

Murid: Tidaklah guru! Kebanyakan makan pisang juga bisa enek

Guru: Betul! Pisang jadi nikmat ketika kamu makan dalam jumlah terbatas. Ketika dalam jumlah tak terbatas justru kamu tidak dapat menikmatinya. Segala sesuatu menjadi nikmat dan berharga ketika terbatas. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu nikmatilah dan hargailah hidup kita yang terbatas ini.

Karya: Nuryanto, S.Si (teol)

Sabtu, 09 Juli 2011

5 Argumen Tentang Eksistensi Tuhan

 5 Argumen Tentang Eksistensi Tuhan

1. Argumen Kosmologis
Dunia yang indah dan kompleks ini pasti tidak terjadi dengan sendirinya. Pasti ada ‘Sang Penyebab’.
2. Argumen Teleologis
Alam semesta diciptakan pasti ada tujuannya. Oleh karena itu pasti ada ‘Sang Desainer’, Pribadi yang mendesain alam semesta ini.
3. Argumen Rasional
Bumi bergerak secara beraturan dan menurut hukum alam, oleh karena itu pasti ada ‘Sang Penggerak’ dibalik segala aturan dan hukum ini. A. Cressy Morrison dalam bukunya “Man Does Not Stand Alone” memberikan beberapa pernyataan menarik. Pada saat ini bumi berputar pada porosnya dalam tempo 24 jam dengan kecepatan kira-kira 1000 mil/jam. Mengapa tidak 100 mil/jam? Jika 100 mil/jam maka hari dan malam di bumi ini akan 10 kali lebih panjang daripada yang sekarang dengan akibat bahwa matahari musim panas yang terik akan membakar dan malam-malam panjang yang dingin akan membuat beku dunia tanam-tanaman. Bukan lah suatu kebetulan kita mempunyai 1 hari = 24 jam. Bahkan posisi bulan 240.000 mil dari bumi bukanlah suatu kebetulan, seandainya bulan jaraknya hanya 50.000 mil maka pasang laut akan demikian tingginya sehingga pada akhirnya semua gunung di berbagai benua akan terkikis habis dan topan badai akan terjadi setiap hari.
4. Argumen Ontologis
Dari manakah manusia mempunyai gagasan tentang Tuhan kalau tidak dari Tuhan sendiri? Seandainya Tuhan itu sungguh tidak ada dan Dia tidak menempatkan dalam diri manusia suatu keinginan untuk mengenal Dia maka manusia tidak akan merasa perlu untuk mencari Tuhan atau bahkan manusia juga tidak akan perlu bersusah payah untuk mengingkari keberadaan-Nya.
5. Argumen Moral
Manusia mempunyai suatu rasa benar dan salah yang sudah ada sejak semula yang tidak dapat diterangkan kecuali dengan melihat kepada ‘Sang Baik’ yang menciptakan manusia dan memberikan perasaan itu.

Apakah dengan semua argumen tersebut kita dapat meyakinkan kepada orang yang tidak percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan itu ada? Tidak akan pernah. Ketika kita memberi argumen yang menopang eksistensi Tuhan maka mereka yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan akan mengemukakan argumen yang menentangnya.

Kita tidak bisa membuktikan Tuhan dengan eksperimen laboratoris. Jika Tuhan hanya bisa dimengerti melalui pembuktian sains maupun filsafat maka orang-orang yang pertama-tama akan percaya ialah orang-orang yang paling pintar dan berpendidikan tinggi.  Tuhan itu bisa menggunakan berbagai cara untuk menunjukkan keberadaan diri-Nya. Jangan batasi Tuhan hanya pada kemampuan berpikir kita. Mario Teguh pernah mengatakan “Allah selalu menyisipkan permasalahan yang tidak logis kepada yang logis, agar manusia dapat menyerahkan diri kepadaNya, seandainya memang logis maka manusia tiada akan membutuhkanNya.”

Senin, 16 Mei 2011

Yan dan Ateis Berdiskusi tentang Ketuhanan

Yan bertemu dengan seorang ateis yang senang sekali berdiskusi. Dia tahu Yan sangat suka diskusi oleh karena itu dia meminta Yan untuk menjelaskan beberapa hal tentang ketuhanan

Ateis: Yan, kira-kira tahun berapa kah Tuhan mu lahir?
Yan: Jika Tuhan itu lahir, lalu siapa yang melahirkannya? berarti yang melahirkannya itu ada terlebih dahulu dari Tuhan dong?padahal Tuhan seharusnya jadi awal dari segala sesuatu.

Ateis: Di manakah Tuhan mu berada sekarang? segala sesuatu pasti ada tempatnya
Yan: Jika Tuhan berada di suatu tempat pasti Dia akan terbatas karena sebesar apapun suatu tempat pasti ada batasnya. padahal Tuhan itu tidak terbatas. Tempat dibatasi oleh ruang dan waktu, jika Tuhan dibatasi oleh ruang dan waktu maka Tuhan itu punya ukuran dan bisa bertambah tua, mungkin juga bisa nyeri sendi/encok, hehe

Ateis: Tuhan itu termasuk zat apa? zat padat, cair atau gas?
Yan: setiap zat akan berubah oleh pengaruh lingkungannya. padat jika dipanaskan akan mencair, cair jika dipanaskan akan menguap, gas jika didinginkan akan menyublim sedangkan Tuhan tidak terpengaruh oleh lingkungan tapi Dia lah yang memengaruhi lingkungan.

Ateis: segala sesuatu pasti ada penyebabnya, lalu apa yang menyebabkan Tuhan ada?
Yan: mengapa kamu menangis? karena diputusin. kenapa kamu diputusin? karena selingkuh. kenapa kamu selingkuh? karena udah bosan. kenapa bosan? karena dia pasif. kenapa dia pasif? karena itu karakternya. kenapa karakternya begitu? karena dibentuk sejak lahir. kenapa bisa terbentuk seperti itu? karena didikan orang tua. kenapa orang tuanya mendidik seperti itu? Yah ga tahu, tanya aja sama orang tuanya (haha). intinya begini, segala sesuatu ada penyebabnya. tapi ada satu hal yang tidak disebabkan yaitu ujung dari penyebab. jika segala sesuatu kita teruskan mencari penyebabnya maka kita akan bertemu pada sesuatu yang tidak disebabkan oleh apapun karena dia adalah penyebab awalnya. jika hal itu saja bisa tidak ada penyebabnya lalu mengapa Tuhan harus ada penyebabnya? Tuhan itu tidak disebabkan oleh apapun.

Ateis: Apa yang membuatmu yakin Tuhan itu ada?
Yan: Apa yang membuatmu yakin dirimu ada.
Ateis: Lah buktinya kita sedang berbincang-bincang sekarang?
Yan: Saya pun selalu berbincang dengan Tuhan.
Ateis: Tapi kan sekarang kau melihat wajahku ketika berbincang.
Yan: Apakah kau melihat wajah temanmu ketika berbicara lewat telepon?
Ateis: Tidak
Yan: Apakah temanmu ada?
Ateis: Iya. Tapi kan saya mendengar suaranya. sedangkan kau berbincang-bincang tapi tidak mendengar suaranya.
Yan: yakin yang kamu dengar itu adalah suara temanmu. suara temanmu kan ada di tempat dia berada. yang kau dengar adalah hasil dari sinyal suara yang telah mengalami proses dari mikrofon sampai speaker. begitulah juga suara Tuhan saya dengar melalui proses kehidupan sehari-hari mulai dari saya bangun pagi sampai tidur. mulai dari lahir sampai mati.

Ateis: Oke sampai di sini dulu yah diskusinya, lain kali kita diskusi lagi
Yan: Oke, senang berdiskusi dengan Anda


Karya: Nuryanto, S.Si (Teol)

Selasa, 10 Mei 2011

Tantangan Ateisme

Bagi rekan-rekan yang ingin mempelajari lebih jauh tentang ateisme dan ingin belajar bagaimana menghadapinya dapat membaca tulisan dari Romo Simon Petrus L. Tjahjadi berikut ini. Silahkan download di http://www.mediafire.com/?n433i6t6al1zfyj . File saya protek, jika ingin mengetahui passwordnya dapat komen di sini lalu berikan alamat emailmu, nnt sy krm ke emailmu. Selamat belajar. Tuhan memberkati.
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar