Pages

Jumat, 12 Juni 2015

HORMATI YANG TIDAK BERPUASA DAN BERPUASA

HORMATI YANG TIDAK BERPUASA DAN BERPUASA

"Hai de, kamu tidak sopan sekali. Di sini ada orang tua sedang duduk, mengapa tidak mengucapkan permisi?" tanya seorang bapak yang sedang duduk di pinggiran jalan.

Bapak tersebut sedang duduk bersama rekan-rekan yang lainnya di bangku panjang yang terbuat dari kayu. Mereka tampak sedang menikmati sore itu dengan saling berbagi cerita. Namun sayang, kesenangan itu terganggu karena ada pemuda yang lewat tepat di depan muka mereka namun tidak mengucapkan permisi.

"Tapi ini kan jalan umum, Pak. Jadi siapapun berhak untuk lewat di sini dong, Pak? Masa harus pakai permisi segala. Harusnya bapak yang jangan duduk di pinggir jalan jika tidak mau diganggu orang lewat," bela pemuda yang mengenakan tas ransel berwarna merah itu.

"Ini memang jalan umum, saya tidak melarang kamu lewat sini, tapi kamu juga harus menghormati orang yang berada di kanan kirimu saat sedang berjalan. Gang ini sempit, kamu berdiri dan kami duduk. Saat kamu lewat, kamu lewat di depan muka kami, jadi itu tidak sopan. Di negeri ini, bukan hanya ada sarana dan prasarana tetapi juga ada norma-norma. Apakah memang norma-norma itu sudah tidak dipedulikan karena semua hanya berpusat kepada hal-hal materil?"

Selamat memasukin bulan Ramadhan rekan-rekan saya yang beragama Islam. Puasa memang tidak memaksa orang lain untuk tidak makan atau berjualan, sama seperti bapak di dalam cerita tersebut yang tidak melarang si pemuda untuk lewat. Jadi teman-teman yang berpuasa memang niscayanya menghormati hak orang lain yang tidak berpuasa.

Tapi... Umat agama lain yang tidak berpuasa pun harus menghormati yang sedang berpuasa... Negeri kita dikenal dengan sopan-santunnya. Apakah hal itu sudah hilang? Dari saya kecil, saya diajar untuk mengatakan "maaf, saya makan/minum dulu" kepada yang sedang berpuasa di sebelah kita jika memang kita sudah tidak tahan lapar. Atau sebisa mungkin jangan makan di depan muka mereka yang sedang berpuasa. Memang hak kita makan di mana saja, tapi sekali lagi kita punya sopan-santun kan? Jangan seperti pemuda tadi yang karena merasa bahwa gang itu adalah fasilitas umum maka dia berhak lewat begitu saja tanpa memperhatikan sopan-santun.

Untuk umat Kristen, Surat 1 Korintus 8:13 mengatakan,  "Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku."

Perikop dalam surat itu sedang menasihati mereka yang kuat imannya dan percaya bahwa makan-makanan berhala tidak apa-apa. Tapi penulis surat 1 Korintus mengingatkan, di antara mereka juga ada orang-orang yang lemah imannya. Jangan sampai gara-gara makanan, kita malah menjadi batu sandungan. Penulis 1 Korintus lebih memilih tidak makan makanan tersebut daripada menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, jangan sampai gara-gara makanan kita juga menjadi batu sandungan bagi rekan-rekan kita yang sedang berpuasa.

Persaudaraan dan persahabatan jauh lebih penting dari makan dan makanan, kan?

Sekali lagi, selamat berpuasa rekan-rekan. Selamat menabur kebaikan di mana pun rekan-rekan berada.

Nuryanto Gracia

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar