Pages

Jumat, 22 Desember 2017

SURGA ADALAH HUKUMAN

SURGA ADALAH HUKUMAN

Dalam film dan komik, hidup abadi ternyata bukanlah sebuah anugrah, tetapi hukuman. Ratusan tahun kita hidup tanpa mati. Satu persatu orang yang kita sayang menua dan pergi meninggalkan kita. Walau kita akan menemukan orang yang baru setiap abadnya, namun pasti akan ada orang yang benar-benar kita sayang dan tidak tergantikan. Hidup ratusan tahun tanpa orang yang kita cintai, ternyata akan menjadi hukuman paling menyakitkan.

Begitu juga saat kita masuk surga, namun tidak ada keluarga kita di sana. Kita lalui kehidupan penuh kebahagian di surga dalam waktu yang sangattttttt panjang tanpa orang-orang yang kita kasihi ada di sana. Menurut saya, itu bukanlah sebuah anugrah melainkan hukuman.

Kenapa keluarga kita bisa tidak ada di surga?
1. Karena mereka berbeda agama dengan kita. Setiap agama mengajarkan bahwa hanya agamanya yang bisa membawa ke surga, yang lain tidak. Akhirnya anggota keluarga yang satu berusaha mengajak anggota keluarganya yang lain untuk menjadi satu agama dengannya. Akhirnya terjadi tarik-tarikan. Jika ada anggota keluarga yang akhirnya tak seagama dengan kita biasanya kita akan disalahkan oleh teman atau saudara yang seagama dengan kita, "Kok kamu tega sih adik kamu masuk agama itu? Nanti dia ga masuk surga loh."
2. Dia seagama tapi tidak sealiran. Di kristen misalnya jika kita tidak dibaptis selam maka kita tidak masuk surga. Jika tidak berada dalam ajaran aliran tertentu maka kita tidak masuk surga. Aliran lain sesat dan hanya aliran kita yang benar.

Yah, mungkin kita akan kesepian di surga.

Rabu, 06 Desember 2017

Dalih, "Untuk mereka yang membutuhkan".

Dalih, "Untuk mereka yang membutuhkan".

Masih ingat kasus karangan bunga yang dikirimkan untuk Ahok? Yang jumlahnya luar biasa itu loh... Banyak yang mengkritik kiriman bunga tersebut sebagai pemborosan uang. Daripada uangnya untuk bunga yang jadi sampah, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."

Mendengar kritikan itu, para pendukung Ahok pun membela dengan berbagai alasan.

Lalu saat reuni 212 kemarin, timbul lagi dalih yang sama. Daripada uangnya untuk kumpul-kumpul seperti itu, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."

Dulu juga ada seorang perempuan yang meminyaki kaki seorang Guru yang sangat bijaksana dengan minyak yang sangat mahal. Lalu dia diprotes oleh murid-murid si Guru karena dianggap pemborosan. Seharusnya uang itu bisa "untuk mereka yang membutuhkan."

Dalih, "untuk mereka yang membutuhkan" seringkali lahir bukan karena rasa iba kepada mereka yang membutuhkan tapi untuk menyalahkan mereka yang berbeda dengan kita (yang mengganggu kenyamanan atau keinginan kita). Memang selain agama, barang dagangan yang paling laku adalah kemanusiaan.

Oleh karena itu, saya akan mengutip dua kalimat menarik dari dua tokoh terkenal ini.

"Hidup itu kompleks. Listrik di sini (di tempat acara debat) lebih baik dipadamkan untuk menyumbang korban kebanjiran." Sujiwo Tedjo dalam acara ILC.

"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Sang Guru (Matius 26:11)

Senin, 04 Desember 2017

PINDAH AGAMA

PINDAH AGAMA

Banyak yang mengira bahwa orang yang pindah dari agama A ke agama B maka pastilah orang tersebut sangat mengerti Agama A. Bahkan semua yang diucapkan orang tersebut tentang agama A selalu dianggap sebagai kebenaran oleh agama B. Dan sayangnya, pesan yang selalu disampaikan tentang agama A selalu hal-hal yang buruk.

Menurut saya justru mereka yang pindah dari agama A ke B atau sebaliknya lalu menjelek-jelekkan agama sebelumnya, bukanlah orang yang sangat mengerti agamanya. Kenapa?

1. Ini seperti orang yang baru putus dengan pacarnya, lalu dapat pacar yang baru. Dia menceritakan semua keburukan mantannya, padahal dulu waktu pacaran semua tentang pacarnya pasti baik, tapi setelah putus maka semua hal tentang mantannya adalah buruk. Jadi, semua keburukan yang diungkapkan tentang mantannya apakah karena dia mengerti tentang mantannya atau karena sakit hatinya? Menurut saya karena sakit hatinya. Nah begitulah juga orang yang baru pindah agama lalu selalu menceritakan keburukan agama sebelumnya.

2. Saat seseorang mengerti pasangannya maka dia akan menerima segala kekurangan pasangannya dan berusaha memperbaikinya, bukan meninggalkannya lalu mengumbar keburukannya ke umum. Begitu juga saat beragama. Saat agama kita ada kekurangan maka lakukanlah seperti itu juga. Saat saya sekolah teologi, wah banyak sekali kekurangan yang saya temukan tentang agama dan ajaran agama saya. Tapi kenapa saya tidak meninggalkannya? Karena saya sayang agama saya.

3. Saat seseorang pindah dari satu hati ke hati yang lain, maka bisa jadi karena dia tidak mengerti pacarnya tapi bisa lebih mengerti yang lainnya. Jadi orang yang pindah agama juga bukanlah orang yang sungguh mengerti agamanya yang lama, tapi justru dia adalah orang yang mengerti agama barunya.

Pesan saya:

Jika kamu pindah ke agama tertentu, cintailah agama barumu tanpa menjelek-jelekkan agama lamamu. Jika kamu punya pacar baru, cintailah pacarmu tanpa menjelek-jelekkan mantanmu.

Sabtu, 25 November 2017

BERSYUKURLAH HIDUPMU TIDAK SEBURUK MEREKA

BERSYUKURLAH HIDUPMU TIDAK SEBURUK MEREKA

Ada sebuah video pendek yang sangat terkenal. Di dalam video itu digambarkan tentang seorang pria yang mengumpulkan sisa-sisa tulang ayam yang masih ada sisa dagingnya. Sisa-sisa makanan itu dia berikan untuk anak-anaknya dan anak-anak di sekitarnya.

Video tersebut seringkali dipakai oleh pengkhotbah dan para motivator untuk menyampaikan sebuah pesan yaitu, "Makanan jangan dibuang-buang. Kita harus bersyukur karena masih bisa makan layak. Lihatlah video itu, mereka saja makan dari makanan sisa."

Saya setuju dengan pesan untuk tidak membuang-buang makanan, dan bersyukur untuk makanan yang masih bisa kita nikmati. Tapi masalahnya, apa hubungannya menghabiskan makanan dengan video tersebut? Apa hubungannya menghabiskan makanan dengan mereka yang makan dari sisa-sisa makanan?

Saya memiliki beberapa catatan mengenai hal ini:
1. Justru karena kita menyia-nyiakan makanan maka pria di video tersebut dan orang-orang yang suka mengumpulkan makanan sisa, bisa dapat makanan. Jika semua makanan kita habiskan tanpa sisa, mereka dapat makanan dari mana? Di luar sana, ada banyak orang yang mengais-ngais sampah untuk mencari sisa makanan yang masih bisa dimakan. Tanpa sadar, saat kita tidak menghabiskan makanan, kita telah menyelamatkan hidup seseorang.
2. Lalu apa dosa dari tidak menghabiskan makanan? Tidak bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri dan tidak menghargai orang yang sudah berjuang untuk menghadirkan makanan tersebut di hadapan kita. Itu saja. Tidak ada hubungannya kita makan makanan sampai habis dengan mereka yang mengais-ngais sisa makanan kita.
3. Hal ini terjadi karena kita suka membanding-bandingkan kelebihan kita dengan kekurangan orang lain. Misal, "Lihatlah, masih banyak yang lebih buruk dari kamu nasibnya. Jadi kamu harus bersyukur", "Kita harus sering melihat ke bawah agar dapat bersyukur untuk apa yang sudah kita miliki." Tanpa sadar, kita bersyukur setelah melihat penderitaan orang lain. Penderitaan yang harusnya membuat kita prihatin justru membuat kita bersyukur. Miris, kan? Tapi kita senang melakukan hal itu.

Bersyukurlah dengan apapun yang sudah kita punya tanpa harus membandingkannya dengan kekurangan atau penderitaan orang lain. Kalo mau melihat ke bawah, maka ulurkanlah tanganmu dan bantulah mereka yang sedang menderita. Jangan sampai kita melihat ke bawah lalu menengadahkan tangan ke atas sambil berucap, "Terimakasih Tuhan, hidupku tidak seburuk mereka."

Minggu, 19 November 2017

Penulis dan Komikus

Penulis dan Komikus

Ternyata selain, redraw, fanart, style, yang bisa jadi drama abadi dalam dunia perkomikan adalah hubungan penulis dan komikus. Seringkali hubungan ini menjadi pembicaraan hangat sejak lama. Biar tidak menjadi drama yang berkepanjangan, mungkin saya bisa usul seperti ini. Usul loh ini, bisa diterima bisa juga dilakukan. 😄😄😄

Nah jadi begini, coba difokuskan dulu, sebenarnya yang dipermasalahkan itu apa?

Setidaknya saya menemukan beberapa hal ini yang sering dipermasalahkan:
1. Cara mengajak komikus yang tidak pas dilakukan oleh penulis. Misal, "Kak, bikin komik bareng yuk. Aku cerita, kakak gambar." Nah kalo ini yang jadi masalah, coba sampaikan ke penulisnya agar membuat kalimat ajakan yang lebih baik. Dan untuk penulis, perhatikan cara mengajak komikus, karena yang menurutmu baik, belum tentu menurut komikus baik. Nah oleh karena itu, perlu ada komunikasi di antara keduanya mana cara mengajak yang baik.
2. Cerita yang belum ditulis, baru ada di kepala. Ada penulis yang mengajak komikus kerjasama tapi ceritanya belum jadi. Silakan komikus sampaikan ke penulis untuk menyelesaikan ceritanya baru nanti dipelajari. Tapi tidak semua komikus menuntut seperti ini. Jadi silakan berkomunikasi.
3. Jika komikus dituntut untuk terus memperbaiki gambarnya, maka penulis juga harus mau belajar memperbaiki penulisan skrip komiknya. Silakan komunikasikan.
4. Ada komikus yang mau bekerjasama jika penulis berani membayar biaya perhalaman komik. Jadi bukan yang kerjasama dari 0. Jika ada penulis yang mengajak tanpa biaya, yah tinggal bilang kalian sudah punya rate sendiri. Komunikasikan.
5. Ada yang idealis bahwa mereka ingin membuat komik dari cerita mereka sendiri, bukan orang lain. Jika kamu memang komikus seperti ini, silakan sampaikan kepada mereka yang mengajakmu kerjasama. Komunikasi.

Dari masalah 1 sampai 5 silakan tentukan masalahmu yang mana. Setelah itu komunikasikan dengan mereka yang mengajakmu kerjasama.

Bisa saja kita menjadi besar bersama mereka atau mereka menjadi besar karena nasihat kita.

Starter Pack jadi orang bijak/pintar masa kini

Starter Pack jadi orang bijak/pintar masa kini

1. Pilih satu kubu politik, ga boleh netral
2. Jika sudah ada di satu kubu, puji terus kubumu jangan kritik kalo salah, lihat saja positifnya. Caci dan hina terus kubu lawan. Walau ada yang positif, jangan dipuji, itu pencitraan.
3. Lakukan serangan psikologis dengan membawa kapasitas otak. "Kubu sebelah mana ada otaknya. Gobloknya keterlaluan."
4. Bandingkan kesalahan kubu kita dengan kesalahan kubu lain yang lebih besar. Misal, "Masih mending kakilu cuma dikencingin. Lah kubu sebelah mukalu diberakin." Membandingkan hal negatif dengan hal negatif lainnya agar kesalahannya dapat ditolerir.

Ada lagi ga yah? Mungkin nanti ada yang akan menambahkan. 😄

Kalo saya sih, agama sendiri aja kalo ngajarin ga bener pasti saya kritisi, apalagi kubu politik. Saya memang tidak setuju netral, tapi saya juga tidak setuju cinta buta atau benci buta

ZINAH DAN KDRT

ZINAH DAN KDRT

Tahu ga kenapa kita lebih suka ngurusin mereka yang zinah di rumah daripada mereka yang dapat kekerasan di rumah?

Karena pola pikir kita adalah:
Kalo enak bagi-bagi dong jangan nikmatin sendiri, tapi kalo menderita baru deh lu rasain sendiri.

Selasa, 14 November 2017

AHOK DAN BUNI YANI

Pak Ahok dan Pak Buni Yani mungkin akan bertemu dan bercakap-cakap.

Ahok: Lah lu masuk sini juga?
Buni Yani: Iya nih

Ahok: Lah kalo kita dua-duanya masuk penjara, terus yang salah siapa?
Buni Yani: Yang baca status ini mungkin

Ahok: Kita bisa keluar barengan nih kayanya
Buni Yani: Oh iya bener juga. Keluar kita langsung nyalon jadi capres dan cawapres yuk? Lu capres, gue cawapresnya. Lu kan punya 47% pendukung, nah gue punya 53%. Kalo bersatu, kita bisa dapat 100% suara.

Ahok: Lah, kan emang itu rencananya. Itulah kenapa kita dipenjarakan. Emang lu ga dikasih tahu?
Buni Yani: Hah? Siapa yang rencanain?

Ahok: Pembaca status ini

Senin, 06 November 2017

KRISTEN RADIKAL

KRISTEN RADIKAL

Tidak fair rasanya jika memerangi radikalisme hanya ditujukan kepada agama Islam. Di agama-agama lain juga sepertinya ada walau tak begitu tampak. Yah karena memang jumlah umat Islam jauh lebih banyak, jadi pasti terlihat dengan sangat mencolok.

Di kekristenan sendiri ada juga kristen radikal. Walau memang tidak sampai hendak mengganti dasar negara, namun mereka masih sulit menerima kepelbagaian.

Ada beberapa hal yang biasanya mereka lakukan:
1. Secara sistematik berusaha mengkristenkan mereka yang sudah memiliki agama. Bisa dilakukan dengan door to door, melalui kegiatan sosial terselubung atau KKR kesembuhan tipu-tipu.
2. Menjelek-jelekan agama lain dalam kesaksian. Biasanya dilakukan oleh mereka yang baru pindah agama. Mereka akan cerita tentang buruknya agama dia sebelumnya dan betapa baiknya agama dia sekarang. Lalu pendeta dan jemaat yang mendengarkan akan berseru, "Haleluya." "Amin."
3. Membagikan traktat, buku, atau makalah yang berisi tentang ayat-ayat dalam kitab suci agama lain yang bisa dijadikan bukti bahwa agama kristen benar dan Tuhannya benar. Biasanya traktat, buku atau makalah ini dijadikan pegangan oleh anggota jemaat menghadapi atau menyerang agama lain agar mereka pindah agama.

Mungkin saja masih banyak hal lain yang dilakukan, tapi setidaknya 3 hal di atas yang paling sering ditemui.

Jika umat Islam memiliki Banser atau GP Ansor yang selalu melindungi umat Kristen jika menjadi korban dari golongan Islam radikal. Nah bagaimana dengan kekristenan, apakah kita tidak punya gerakkan yang bisa melindungi rekan-rekan muslim yang menjadi korban kristen radikal? Atau kita hanya maunya dilindungi saja tanpa mau melindungi?

Senin, 30 Oktober 2017

MARI MENGHAFAL AYAT KITAB SUCI AGAR...

MARI MENGHAFAL AYAT KITAB SUCI AGAR...

Suatu minggu, di Sekolah Minggu (katanya) Saleh, terjadi percakapan antara Guru Sekolah Minggu (GSM) dengan Anak Sekolah Minggu (ASM).

GSM: Adik-adik, jangan lupa yah ayat hafalan minggu ini dihafalkan. Minggu depan kakak tanya.

ASM: Oke kakak. Tapi ngafalin ayat gunanya untuk apa kak?

GSM: Biar bisa digunakan untuk membela diri saat melakukan kesalahan.

ASM: Hah?

GSM: Eh salah, maksudnya sebagai pembimbing hidup kita agar hidup sesuai kehendak Tuhan.

ASM: Oh....

Sabtu, 21 Oktober 2017

TIPS DIKIRA PENTING

TIPS DIKIRA PENTING

Tips agar dikira orang terkenal atau penting:
1. Saat diundang ke sebuah acara, datanglah terlambat dan pulanglah lebih cepat agar dikira jadwalmu padat.
2. Balaslah chat selama mungkin agar dikira sibuk
3. Berpura-puralah mengangkat telpon sesering mungkin agar dikira banyak bisnis atau banyak yang nyariin kamu.
4. Jangan pernah balas komen di sosial mediamu agar dikira terlalu sibuk di dunia nyata.
5. Berdoalah semoga ga banyak yang baca status ini.

Senin, 16 Oktober 2017

PRIGITU DAN PRIGINI

PRIGITU DAN PRIGINI

Suatu kali, ada seorang yang bijak dan cerdas menjadi pemimpin di wilayah Lahgitu. Walau bijak dan cerdas namun dia punya kekurangan, sama seperti manusia lainnya juga pasti punya kekurangan. Kekurangan dari pemimpin ini adalah dia punya kebiasaan lupa diri.

Dalam pidato perdananya sebagai pemimpin di wilayah Lahgitu, dia berseru dengan lantangnya. "Kini saatnya, wilayah Lahgitu dipimpin oleh Prigitu."  Prigitu artinya orang asli Lahgitu.

Mendengar seruan itu, semua penduduk kebingungan. Mereka saling pandang-pandangan. Tapi akhirnya mereka saling tersenyum satu sama lain. Salah seorang dari mereka berkata, "Ah biarkan saja. Pak pemimpin kan memang suka lupa diri. Dia lupa kalo dia sendiri bukan penduduk asli Lahgitu. Dia kan penduduk asli Lahgini. Harusnya dia Prigini bukan Prigitu. Tapi ya sudah kit maklumi saja kekurangannya."

Seorang penduduk ada yang tidak bisa terima, "Tapi ga bisa dibiarkan begitu terus. Nanti dia bisa lupa kalo dia adalah pemimpin kita."

Penduduk yang lain menimpali, "Tenang saja. Manusia bisa lupa asal-usulnya. Tapi mereka tidak mungkin rela melupakan jabatannya."

PASSION YANG DIREMEHKAN

PASSION YANG DIREMEHKAN

Mungkin saat ini kalian sedang menekuni passion atau profesi yang sering dianggap remeh bahkan dihina oleh orang lain, nah coba bayangkan bidang-bidang yang saya tekuni ini.

1. Teologi dan filsafat: Cuma pinter ngoceh
2. Komik: Buat biaya makan aja susah, apalagi buat beli mobil
3. Cosplay: Apaan nih ga jelas, cuma niru doang apa kerennya. Udah gede kaya anak-anak aja.
4. Sulap: Cuma bisa nipu orang

Nah, jika kalian baru punya satu passion yang dianggap remeh bahkan dihina, saya punya 4 passion yang bisa dihina. Tapi saya tetap menjalaninya dengan penuh kebahagiaan. Kenapa?

Karena....

Loh kalian masih mau didikte alasan untuk dapat menikmati hidup?

Hidupmu bukanlah hidup orang lain, jadi kamu sendirilah yang harus menemukan alasan kenapa hidupmu harus dinikmati. Jangan biarkan orang lain yang menyetir alasanmu untuk dapat menikmati hidup.

Jumat, 06 Oktober 2017

DEATHLINE DAN TANGGUNGJAWAB

DEATHLINE DAN TANGGUNGJAWAB

Sebagai kreator (komik, buku, kostum cosplay dan produk lainnya) kita pasti berhubungan dengan konsumen dan deathline. Deathline biasanya ada 3 tipe:
1. Deathline yang diberikan oleh kreator (kita sebagai sang pembuat atau produsen) kepada pembeli. Biasanya diawal transaksi, kreator menyebutkan tenggat waktu. Misal, “Produk Anda akan selesai dalam waktu 1 bulan.”
2. Deathline yang diberikan oleh konsumen. Biasanya konsumen akan menentukan waktu pesanannya harus selesai. Misal, “Tolong pesanan saya selesai sebelum tanggal 16 Oktober yah, mau dipakai untuk lomba pura-pura bahagia, soalnya.”
3. Deathline yang terjadi atas hasil kesepakatan bersama. Biasanya terjadi atas hasil tawar menawar. Misal kreator menawarkan Deathline 4 bulan, konsumen maunya 2 bulan. Dan akhirnya ketemu jalan tengah yaitu 3 bulan.
Dari ketiga tipe deathline tersebut, kita sebagai kreator, kudu/harus banget taat pada deathline.
Tapi banyak dari antara kita yang berusaha untuk lalai dengan deathline menggunakan beberapa alasan:
1. Alasan sakit. “Kreator kan juga manusia, bisa sakit, jadi konsumen jangan bawel lah.”  Yang namanya kerja, pasti ada sakitnya. Kita sakit, jelas bukan salah konsumen kita, bukan juga salah kita, walau memang bisa juga karena salah kita yang kurang menjaga pola hidup. Dalam kerja, ada banyak resiko tak terduga. Saat resiko tak terduga itu datang, coba sikapi dengan baik. Tidak menyalahkan konsumen, melainkan komunikasikan kepada konsumen dengan baik. Silakan bicarakan tentang tambahan waktu (second deathline) yang bisa disepakati. Tapi tambahan waktu itu benar-benar harus ditaati. Jangan sampai nanti pas sampai di second deathline, kita cari alasan lagi dan menyalahkan konsumen karena tidak sabar. Dan kira-kira juga kalo ngasih second deathline, masa second deathline udah kaya deathline awal. Misal deathline awal 3 bulan, eh second deathlinenya minta 3 bulan juga. Jadi ketahuan dong selama ini belum bikin apa-apa?
2. Alasan banyak kerjaan/pesanan. “Yah ngerti dong, kan maker juga kerjaannya banyak.” Saat membuat/menyepakati deathline, seharusnya sebagai kreator, kita sudah memperhitungkan waktu dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan sejumlah pekerjaan lain yang sedang dan akan kita kerjakan. Di sini manajemen waktu sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, jika dari awal tidak sanggup dengan deathline yang ditawarkan konsumen, coba tawarkan deathline lain yang dirasa mampu kita selesaikan. Jika memang sudah tidak mampu mengambil job lagi, beranilah untuk mengatakan, “Stop”. Jangan semuanya diambil tapi ga sanggup menepati kesepakatan.
3. Alasan bayaran yang diberikan murah. “Yah kalo mau cepat, bayar yang lebih mahal dong.” Deathline seharusnya adalah kesepakatan antar dua pihak. Kesepakatan ini jelaslah melibatkan harga juga. Jika memang harga yang dibayar konsumen murah, maka berikanlah deathline yang jauh lebih lama daripada mereka yang mau membayar mahal. Jangan alasan ini dikemukan justru pada saat deathline tiba. Ingat, deathline tandanya kita sepakat mengerjakan. Apalagi sampai bilang, “maaf saya kerjakan punya dia dulu soalnya dia bayarnya lebih mahal.” Lah, kita selalu mengkritik mereka yang punya uang dan bertindak seeanaknya, tapi kita sendiri mempelakukan orang yang berani bayar mahal dengan seenaknya. Kita mengganti urutan antrian kita, hanya karena ada yang bayar lebih mahal. Jika memang mau mengambil yang lebih mahal, maka diawal sampaikan kepada konsumen kita, “Jika nanti ada yang berani bayar lebih mahal, mohon maaf pesanan Anda saya mundurkan prioritas pengerjaannya yah.” Jika konsumen tidak keberatan dengan hal itu, yah tidak masalah. Itu namanya kesepakatan.

Deathline adalah kesepakatan yang harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Kualitas kita sebagai kreator tidak hanya ditentukan dari produk yang kita hasilkan, tetapi juga dari bagaimana kita berkomitmen terhadap kesepakatan yang sudah kita buat kepada konsumen.

Semoga tulisan ini bisa kita jadikan sebagai alat mengoreksi dan memperbaiki diri. Tulisan ini juga berlaku untuk saya sebagai kreator.

Salam kreatif.

TUHAN UMAT KRISTEN ADA BANYAK

TUHAN UMAT KRISTEN ADA BANYAK

Timeline FB saya beberapa hari ini penuh dengan teman-teman yang membagikan video dari seseorang yang mengatakan bahwa agama Kristen Tuhannya lebih dari 1. Tidak hanya video tersebut yang dibagikan, tapi juga bantahan dari orang kristen dan hindu yang merasa bahwa Tuhan mereka tidak banyak melainkan satu.

Saya juga mau nyangkal ah. Tuhannya orang Kristen itu bukan 3, tapi banyak. Tuhan kami dapat berupa orang yang lapar dan haus di pinggir jalan, Dia juga bisa berupa orang asing yang tak punya tempat berteduh, orang telanjang yang tak bisa beli baju, orang sakit yang tak ada mau melawat, atau orang-orang yang dipenjara.

Ada berapa banyak orang lapar, haus, asing, telanjang, sakit dan dipenjara? Ada banyakkkkkkk.

Jadi Tuhan kami ada banyakkkkkkkkk.

Jadi kami tidak sesuai pancasila dong?

Pancasila menyebut ESA bukan EKA. Semoga kamu tahu apa bedanya.

Dan lagi, dalam beragama Tuhan seharusnya dicari dan dialami, bukan dihitung.

Matius 25:35-40 (TB)  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sabtu, 30 September 2017

SEMESTA DAN AGAMA

SEMESTA DAN AGAMA

Semesta saat ini diperkirakan terdiri dari 170 milyar galaksi, salah satunya adalah bima sakti. Galaksi bima sakti sendiri merupakan galaksi yang terkecil, terdiri dari 400 milyar bintang , salah satunya adalah matahari. Itu artinya ada 400milyar susunan tata surya yang mirip dengan kita di galaksi bima sakti ini. Itu hanya di bima sakti, kalo di seluruh semesta, wah saya ga punya kalkulator yang mampu untuk mengalikannya.

Bumi kita, hanyalah butiran inti atom (bukan debu, karena debu masih lebih besar dari inti atom) di semesta ini. Apabila bumi hancur, mungkin tidak terlalu berpengaruh kepada alam semesta. Tapi anehnya, kita masih saja ribut soal agama. Seakan-akan jika semua orang tidak seagama dengan kita, alam semesta akan hancur.

Nikmatilah hidup dengan agama yang kita punya atau tidak kita punya. Bekerjasamalah dengan mereka yang beragama lain atau yang tidak beragama. Dengan melakukan hal itu, mungkin kita bisa lebih menikmati hidup di bumi yang kecil ini.

Rabu, 27 September 2017

DEKAT TAPI TERASA JAUH

DEKAT TAPI TERASA JAUH

Pernahkah kita merasakan, sesuatu yang begitu dekat tetapi terasa jauh?

Hari ini saya hendak ke mall di daerah kuningan, karena ga tahu jalan jadi saya menggunakan maps. Setelah bermacet-macetan ria, akhirnya maps memberikan suara, "Anda telah sampai". Tapi anehnya, tempat itu bukan mall melainkan tempat antah berantah seperti yang ada pada foto 1 di bawah ini. Ternyata itu adalah bagian belakang dari mall. Tinggal sedikit lagi saya akan sampai di mall tersebut, tapi jalan tersebut buntu. Saya harus memutar setengah jam.

Beberapa hari lalu juga saya mau pergi ke museum menggunakan maps. Saat sampai di tempat tujuan, saya sempat kaget karena tidak ada musem sama sekali. Ternyata museumnya ada pas di sebelahnya. Hanya berjarak 350 meter. Tapi untuk menuju ke sana, saya harus berputar 30 menit. (Lihat foto kedua).

Tapi jika dibandingkan dengan Musa, perjalanan saya tidaklah sejauh perjalanannya. Perjalanan beliau dari Mesir ke Kanaan seharusnya hanya memerlukan waktu beberapa minggu tapi dia bersama umat Israel harus berputar selama 40 tahun.

Mungkin juga dalam hidup ada banyak hal yang sudah di dekat kita, tapi kita butuh waktu yang sangat lama untuk berputar hingga bisa mendapatkannya. Mungkin itu adalah pasangan hidup, harta, kesuksesan, pekerjaan atau hal lainnya yang begitu berharga untuk kita. Bisa jadi, saat ini, hal itu ada tepat di sebelah kita, tapi kita harus berputar cukup jauh.

Nikmatilah hidup yang berputar-putar ini, karena mungkin dalam perjalanannya, ada proses luar biasa yang sedang Tuhan siapkan.

Kamis, 21 September 2017

SULAP ITU BOHONG

SULAP ITU BOHONG

Saya masih ingat sekitar 11 tahun lalu membawa gospel magic masuk ke gereja sebagai metode khotbah dan mengajar, tidaklah mudah. Ada yang mengatakan sulap itu pakai sihir dan ada juga yang mengatakan sulap itu cuma kebohongan, masa menyampaikan kebenaran dengan kebohongan?

Dan ternyata hal itu tidak hanya dialami oleh saya, beberapa rekan bahkan ada yang sampai diusir dari gereja karena dianggap menyebarkan okultisme. Salah satunya adalah pak Bing Rahardja. Tapi lambat-laun, melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan, semakin terbukalah gereja kepada metode sulap. Gereja mulai menyadari bahwa sulap bukanlah sihir.

Tapi yang seringkali masih mengganjal adalah sulap itu bohong. Tapi coba deh kita perhatikan, apakah hanya sulap yang berbohong?

Bukankah film yang kita tonton juga berbohong, tokohnya tidak mati, tertembak atau mengalami kesusahan seperti kisah di filmnya tapi kita bisa menangis, marah sampai membenci tokoh penjahatnya, padahal itu bohong. Acara teatrikal atau drama yang dibuat oleh gereja juga berbohong karena para pemainnya hanya pura-pura (acting). Iklan yang kita tonton juga berbohong karena kenyataannya, tidak seperti di iklan. Ilustrasi khotbah juga berbohong karena belum tentu kejadiannya seperti itu. Stand-up comedy juga berbohong karena banyak materi yang dikarang secara imajinatif. Komik dan novel juga berbohong karena isinya fiktif.

Jadi, bukan hanya sulap yang berbohong tapi masih banyak yang lainnya. Jika mau konsisten melarang sulap karena isinya bohong maka hal-hal di atas juga perlu dilarang. Termasuk film-film tentang Yesus karena tokoh utamanya tidak sungguhan disalib.

Tapi jika mau melihat sulap sebagai media penyampai pesan maka sulap sama seperti media-media lainnya. Oleh karena itu, jika mau mengenal sulap lebih jauh maka kita perlu mempelajarinya, ikutilah setiap pelatihan yang ada. Jangan sampai belum dipelajari sudah menyimpulkan.

Sabtu, 09 September 2017

KITA SAUDARA?

KITA SAUDARA?

Jangan-jangan, selama ini umat beragama selalu ribut karena menganggap satu sama lain sebagai saudara. Coba perhatikan, saudara mana yang tidak ribut? Hampir setiap saudara sering ribut.

Saat masih kecil, ributnya soal mainan dan ketidakadilan kasih sayang orangtua. Saat sudah besar, ribut karena uang, harga diri dan hal-hal lain yang lebih kompleks.

Ada kalimat yang beredar, "Saudara, jika jauh harum, tapi jika dekat akan bau tai." Maksudnya, jika jauh-jauhan pasti akan kangen-kangenan dan hubungannya baik-baik saja tapi jika dekat-dekatan apalagi tinggal satu rumah akan bertengkar setiap saat.

Saat kita mengatakan mereka dari agama lain sebagai saudara, yah siap-siap sering bertengkar. Tapi tenang aja, kalo saudara jauh (beda agama) biasanya harum. Kita bisa ngoceh "toleransi". Sedangkan jika saudara dekat (satu agama beda aliran) biasanya bau tahi. Ga ada tuh yang teriak toleransi.

Dalam kekristenan sendiri, beda ajaran aja bisa saling menghina satu sama lain. Bisa saling menyerang dalam mimbar khotbah masing-masing.

Jangan-jangan penggunaan kata "saudara", perlu dipikirkan kembali.

KU TAK PANDANG DARI GEREJA MANA

KU TAK PANDANG DARI GEREJA MANA

Ku tak pandang dari gereja mana
Asal kau berdiri atas firman-Nya
Bila hatimu seperti hatiku
Engkau saudara dan saudariku

Dulu, saya mengira lagu ini adalah lagu yang mendamaikan. Membawa kerukunan antara gereja satu dengan gereja lainnya. Menerima siapapun dari gereja lain walau berbeda aliran. Tapi kalo diperhatikan sekali lagi, lagu ini tidak seramah yang dikira.

Awalnya lagu ini mengatakan tidak peduli kita berasal dari gereja mana, asal dasarnya tetap firman Tuhan.  Semua gereja apapun alirannya mengklaim bahwa mereka berdasarkan firman Tuhan jadi kita tidak perlu mempermasalahkan aliran gereja apalagi sampai menjadikannya alasan untuk saling bertengkar. Oh indah sekali lagunya.

Tapi sayangnya, baris berikutnya menghancurkan semua keindahan lirik di atas. Bila hatimu seperti hatiku? Hah? Serius? Bagaimana caranya agar hatiku bisa seperti hatimu? Apa yang diajarkan di aliran gerejamu jelaslah berbeda dengan ajaran di aliran gerejaku, akhirnya hati kita pun berbeda. Bahkan mereka yang berada dalam aliran dan gereja yang sama pun isi hatinya tidak mungkin sama.

Jadi, apakah untuk menjadi saudara dan saudarimu, aku harus satu hati dulu? Tidak bisakah perbedaan ini membuat kita tetap bersaudara?

Sabtu, 26 Agustus 2017

TOLERANSI YANG KELIRU

TOLERANSI YANG KELIRU

Beberapa kekeliruan tentang toleransi:
1. "Semua agama sama, dan Tuhan semua agama itu sama."
Seharusnya toleransi tidak membuat kita kehilangan jati diri. Kita harus mengenali identitas kita yang berbeda-beda ini. Jika kita menganggap semua sama, maka itu artinya kita tidak menghargai yang berbeda sebagai berbeda.
2. "Toleransi seharusnya juga bisa menoleransi mereka yang tidak toleran." Kalimat ini biasanya dipakai untuk menyerang mereka yang toleran. Biasanya orang-orang yang selama ini tidak toleran mau diterima kehadirannya dengan kritikan tersebut. Sama seperti mereka yang antidemokrasi mau menghancurkan demokrasi dengan cara demokratis.
Toleransi tetap ada batasnya, tidak bebas sebebas-bebasnya. Kalo mau jujur, memang ada yang tidak bisa ditoleransi oleh kaum toleran yaitu mereka yang tidak bisa toleran. Misalnya begini, rumah ibadah adalah tempat yang terbuka. Siapapun boleh masuk, tapi tetap saja akan ada satu orang yang tidak diizinkan masuk, siapa itu? Orang yang membawa bom disekujur tubuhnya lalu bertanya, "Bolehkah saya masuk ke rumah ibadahmu? Saya mau meledakkannya. Kan katanya siapapun boleh masuk."
Bangunan toleransi yang sudah dibangun, tidak boleh sampai hancur oleh mereka yang tidak toleran.

Setelah ini mungkin akan ada yang bertanya, "Memangnya siapa yang tidak toleran?"

Pertanyaan klise untuk menyangkal atau menutupi keburukan diri. Atau mungkin benar-benar amnesia. Atau mungkin tidak mau melihat kenyataan. Atau mungkin ketinggalan berita. Atau mungkin-mungkin yang lainnya.

Selamat hari minggu.

SAJAK PERBEDAAN

SAJAK PERBEDAAN

Ijinkan saya bersajak,
yang mungkin menyita waktumu sejenak
untuk mendengar sesuatu yang tidak enak
bahkan dilihat pun tidak layak
Oh hidup, apakah takdir mempermainkan kami,
agar tidak dapat bermain dengan kawan kami yang berbeda?
Oh cinta, apakah perbedaan memisahkan kami,
dari keinginan saling menghargai dan mengasihi?
Apakah perbedaan ini telah membuat kami menjadi sama,
sama-sama suka menghakimi dan membenci?
Apakah perbedaan ini telah membuat kami menjadi benar,
benar-benar tersesat dalam keinginan benar sendiri?
Apakah rasa risih ini,
harus membuat rasa kemanusiaan kami tersisih?
Apakah rasa benci ini,
harus membuat rasa cinta kami bergerak ke periferi?
Ah sudahlah, tidak lama lagi pun status ini akan jadi masalah
Karena dianggap membuat para pembaca resah
Dan akhirnya mengatakan si penulis status payah
Karena hanya bisa menulis di dunia maya
Selamat datang di dunia nyata kawanku
Dunia yang penuh dengan orang yang ingin benar
Dengan menyalahkan orang lain
Dunia yang penuh dengan orang baik
Dengan menjelek-jelekkan orang lain

JIKA SEMUA SATU AGAMA

JIKA SEMUA SATU AGAMA

Mari kita berimajinasi seandainya semua manusia memeluk agama yang sama denganmu. Itu artinya hanya ada 1 agama di dunia. Lalu apakah tidak akan ada lagi pertikaian karena agama? Saya yakin pasti tetap ada.
Coba sekarang lihat saja ke agamamu masing-masing. Apakah ada pertengkaran karena berbeda ritual, tradisi, dan cara menyikapi sebuah masalah? Jangan bilang tidak ada. Ada banyak dan teramat banyak. Tidak usah jauh-jauh, beda pilihan tokoh politik saja, satu agama yang sama bisa saling tuduh dan hujat. Itu baru soal pilihan politik belum masalah yang lain. Dan percayalah, permasalahan hidup manusia sungguh amat banyak dan kompleks. Dalam usaha menyelesaikannya, akan banyak keluar ajaran dan pendapat yang pasti berbeda satu golongan dengan golongan yang lainnya.
Dan tahukah kamu, walaupun agamanya sama namun berbeda negara, maka akan banyak perbedaan yang timbul. Ga usah jauh-jauh, misalkan saja agama A di Indonesia dengan agama A di India. Ritual, tradisi, bahkan peralatan untuk ibadahnya pun berbeda. Dan di dunia ini, ada banyak sekali negara. Jadi walaupun suatu saat seluruh dunia beragama sama, menggunakan kitab yang sama dan berTuhan yang sama,perbedaan tetap akan ada. Pertikaian atas usaha untuk memonopoli kebenaran pun tetap akan ada.
Karena yang jadi masalah bukanlah perbedaan agamanya, tapi... keegoisanmu.

Kamis, 24 Agustus 2017

AKU PERNAH MENJADI PRIA BRENGSEK

AKU PERNAH MENJADI PRIA BRENGSEK

"Sepertinya aku harus jujur padamu sebelum kita menjalani hubungan ini lebih jauh," ujar seorang pria kepada kekasihnya.

Dia tahu bahwa perempuan yang saat ini ada di depannya, semakin hari semakin cinta kepadanya. Tapi selama ini, ada sesuatu yang dia rahasiakan dari pasangannya.

"Apa itu, sayang?" Perempuan cantik itu penasaran tapi sekaligus tak peduli. Dalam hatinya dia sudah percaya 100% dengan kekasihnya.

"Setelah kamu mengetahui ini, entah kamu masih mencintaiku lagi atau tidak," pria itu tertunduk penuh penyesalan.

"Apapun keburukan yang pernah kau perbuat, aku akan tetap mencintaimu." Perempuan itu menggenggam tangan kekasihnya penuh cinta.

Perlahan pria itu mengangkat kepalanya, menatap mata kekasihnya, menarik nafas sedalam-dalamnya lalu dihembuskan dengan perlahan.

"Aku pernah membuat seorang perempuan hamil, lalu meninggalkannya. Aku tidak tahu bagaimana kabar perempuan itu sekarang. Tapi aku bisa menjamin bahwa aku sudah tidak mencintainya lagi. Maaf, dulu aku sebrengsek itu," dia mengakhiri pengakuannya dengan kepala tertunduk dalam diam.

Tetiba suasana menjadi begitu hening. Tak ada suara sedikit pun, bahkan desah nafas mereka enggan untuk menampakkan kehadirannya.

Sang pria masih tertunduk, tak berani menaikkan kepalanya. Dan sang perempuan masih menatap kekasihnya dengan tatapan yang kosong. Lima menit mereka ter-pause dalam keadaan itu. Sampai akhirnya sang perempuan memecah suasana dengan suaranya yang lembut, "Semua orang pernah punya masa lalu yang kelam. Aku pun pernah menjadi pria brengsek sepertimu. Jadi..."

Belum sempat si perempuan melanjutkan kalimatnya, si pria sontak melepaskan tangannya dari genggaman si perempuan dan menjauh darinya.

"Hah? Kamu pernah menjadi pria brengsek sepertiku?"

Minggu, 20 Agustus 2017

BERPIKIR POSITIF DAN KELUAR DARI COMFORT ZONE

BERPIKIR POSITIF DAN KELUAR DARI COMFORT ZONE

Di suatu pagi yang sejuk dengan aroma dedaunan yang masih terasa begitu pekat, terdapat sepasang manusia yang tak berpakaian. Mereka tidak peduli dengan pasangan mereka yang berdiri telanjang di depannya. Tak sedikit pun timbul nafsu birahi dalam diri mereka.

Mereka asik menikmati kegagahan pohon yang berdiri tegap, lambaian ranting yang meliuk-liuk cantik dan buah-buah gempal yang begitu menggiurkan. Satu persatu pohon di taman itu mereka amati, hingga akhirnya mereka tiba di satu pohon yang memiliki buah sangat menggiurkan. Ingin sekali mereka memetiknya, namun mereka ingat bahwa buah ini sangat terlarang. Jika memakannya, mereka bisa mati.

Tetiba terdengar suara dari belakang pohon itu, "Makanlah, jangan takut."

Perlahan, sang pemilik suara keluar dari dahan-dahan pohon. Dia meliuk-liuk begitu indahnya.

"Wah ada ular, ayo tangkap dan kita jadikan hidangan makan malam," seru sang pria dengan penuh nafsu.

"Jangan kakanda, nanti ceritanya berubah," ingat sang perempuan.

"Jangan makan aku. Ada yang lebih nikmat dari tubuhku, yaitu tubuh buah ini. Tidak hanya nikmat, tetapi jika kamu memakannya, kamu akan menjadi seperti Tuhan," bujuk sang ular.

"Ah bohong, kami pasti akan mati jika makan buah itu," sanggah sang pria.

"Kamu ini terlalu negatif dalam berpikir. Tidak mau mendengar pendapat orang lain. Kamu kira hanya kamu yang paling benar?" Sang ular mulai marah karena dianggap pembohong.

"Kakanda, lebih baik kita dengarkan dulu pendapatnya," bujuk sang perempuan.

"Oke, aku akan dengarkan. Tapi kalo kita mati setelah memakan buah itu bagaimana?" Sang pria mulai terbuka tapi juga ragu-ragu.

"Kamu tidak akan mati. Justru kamu akan menjadi sama seperti Tuhan. Mengapa kalian tidak mau mencoba keluar dari comfort zone kalian? Ayo, terimalah tantangan jika ingin ada perkembangan dalam hidup."

Akhirnya, sepasang manusia itu memakan buah tersebut.

Dan, kita semua pasti tahu kelanjutan kisah ini.

Sabtu, 12 Agustus 2017

IMAN YANG MENJAMU MALAIKAT

IMAN YANG MENJAMU MALAIKAT

Iman kekristenan seharusnya adalah iman yang ramah terhadap orang asing. Ingat, kita adalah juga orang asing karena kita bukan orang bersunat, bukan bangsa pilihan, bukan orang Israel apalagi keturunan Abraham. Kita adalah bangsa kafir (orang asing) yang mendapatkan belas kasih Tuhan untuk masuk dalam lingkaran rakhmat dan pengampunan-Nya.

Yesus menunjukkan perumpamaan tentang sesama manusia dengan mengambil contoh tentang keramahtamahan kepada orang asing (orang samaria kepada korban perampokan, Lukas 10:25-37).  Dan lebih jauh lagi Yesus menekankan, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina, kita telah melakukannya untuk Dia (Matius 25:31-46). Penulis Ibrani bahkan mengatakan jika kita memberi tumpangan kepada orang asing, kita sedang menjamu malaikat (Ibrani 13:2).

Iman yang ramah dan mengasihi orang asing adalah iman yang seharusnya terus ditumbuhkan dari setiap kita, bukannya justru iman yang mengasingkan orang lain. Iman sejatinya merangkul, bukan memukul.

Jumat, 11 Agustus 2017

Kristen dan Kristenisasi (2)

Kristen dan Kristenisasi (2)

Umat Kristen sangat menghargai perbedaan. Mereka banyak yang teriak "Aku Pancasila" yang artinya menghargai perbedaan. Tapi di sisi lain, mereka sangat mendukung bahkan gencar melakukan kristenisasi.

Nah sekarang coba bayangkan, kita mengatakan bahwa menghargai perbedaan tapi di sisi lain ingin semuanya sama dengan kita. Di mana menghargai perbedaannya?

Mungkin kalo di kalimatkan jadinya begini, "Aku sangat menghargai perbedaan, aku menghormati apapun agamamu. Tapi kalo bisa sih, kamu masuk agamaku aja."

Mungkin ada juga yang berdalih, kan penyebarannya tanpa paksaan. Oke, ini bukan soal cara penyebaran tapi konsep berpikir tentang menghargai perbedaan. Jika kita menghargai perbedaan, mengapa tidak membiarkan yang sudah beragama tetap dengan agamanya masing-masing?

Mungkin akan ada lagi yang jawab,
"Di Alkitab kan ada ayat untuk mengkristenkan orang lain."

Apapun juga kalo mau dicari pasti ada di Alkitab.

Oke tapi saya tertarik untuk sedikit membahasa ayat yang sering dipakai untuk dasar kristenisasi.

Matius 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Nah untuk kalian yang suka mengutip ayat kitab suci secara harafiah, mari kita lihat ayat ini secara harafiah saja. Mari abaikan konteksnya.

Pertama, adakah di sana tertulis Yesus memerintahkan untuk menjadikan agama lain masuk kristen? Di sana adanya, jadikanlah semua bangsa murid Yesus, baptislah dan ajarlah mereka melakukan yang Yesus telah perintahkan.

Baptis tidak hanya milik kekristenan. Umat yahudi juga punya ritual pembaptisan. Itulah kenapa, Yesus juga dibaptis. Menjadi murid Yesus dan melakukan apa yang Yesus ajarkan bukan berarti menuhankan Yesus apalagi masuk agama Kristen karena Yesus tidak membawa agama.

Kedua, oke seandainya memang ayat itu untuk mengajak semua orang masuk kristen. Lalu dibaptisnya yang sah dengan cara apa? Yang sudah dibaptis percik aja dianggap tidak sah dan harus dibaptis ulang. Nah ngomongin cara pembaptisan aja udah berantem berpuluh-puluh tahun. Haha.

Belum lagi nanti tentang, Yesus yang mana yang harus diimani? Oh ajaran di gereja sana sesat. Pendetanya liberal.

Pada akhirnya, proyek kristenisasi bukanlah proyek mengkristenkan melainkan membuat orang lain, beriman yang sama seperti "gereja saya."

Jika kita memang menghargai perbedaan, maka tak perlulah kita jadi sama. Berbeda itu Indah.

Untuk bahan lebih lanjut tentang apakah penginjilan adalah kristenisasi bisa baca di sini

http://www.satuharapan.com/read-detail/read/ketua-stt-jakarta-penginjilan-bukan-proyek-kristenisasi

Kristen dan Kristenisasi (1)

Kristen dan Kristenisasi (1)

Injil (Kabar Baik) perlu juga disampaikan kepada mereka yang menganggap bahwa mereka sudah benar dalam memahami Kabar Baik. Kabar baik bukan lagi soal kristenisasi, apalagi penambahan anggota gereja.

Lihatlah, bencana sedang terjadi di mana-mana. Kebencian meraja-lela atas nama agama. Kemiskinan semakin menjamur dan menggerogiti negeri ini. Ketidakadilan dan penindasan bertumbuh subur di setiap sudut negeri ini.

Tapi kenapa kita masih saja ngotot pokoknya yang paling penting adalah membuat orang dari umat agama lain masuk ke dalam agama saya. Masih banyak masalah lain yang harus diperjuangkan. Coba deh koreksi lagi penggunaan kata Amanat Agung. Amanat artinya pesan, dan Agung artinya yang luhur, pertama dan terutama. Jadi Amanat Agung artinya pesan yang utama dan terutama.

Dan tahu kan pesan dari Tuhan yang utama dan terutama itu apa? Bukan, bukan untuk membuat orang beragama lain berganti agama menjadi agama kita (kristenisasi) tapi...

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengam segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 23: 37-39). Jadi bukanlah memurtadkan umat agama lain.

Hayolah... Ini bukan saatnya lagi tarik-tarikkan penganut agama lain buat masuk ke agama kita. Kini saatnya bergandengan tangan dengan umat agama lain untuk mau bekerjasama dengan kita menyelesaikan masalah kemanusiaan yang masih bertebaran di mana-mana.

Minggu, 06 Agustus 2017

Tubelight Review

Kya tumhe yakeen hai?

Satu lagi film India yang layak ditonton tahun ini berjudul tubelight, pemainnya adalah Salman Khan. Film ini berlatar belakang peperangan antara tiongkok dan india.

Ada 2 hal yang diangkat dalam film ini yaitu rasisme dan keyakinan. Mari lihat satu-satu.

1. Mengenai rasisme, ada seorang perempuan (Ling-ling) dan anaknya (Guo) yang merupakan keturunan dari negara tiongkok tapi dia tidak pernah sama sekali ke tiongkok. Dia lahir dan besar di India. Tapi orang-orang India pada saat itu tidak bisa menerima kehadiran mereka. Walaupun mereka berulang-ulang mengatakan bahwa mereka bukan orang tiongkok, mereka orang India namun tetap saja setiap mereka pergi ke mana pun, orang-orang memandangnya sinis. Laxman (Salman Khan) diminta oleh pamannya (Banne) untuk berteman dengan mereka. Karena menurut Gandhi, kita harus berteman dengan musuh kita. Laxman tertarik dengan ajaran Gandhi. Paman Banne memberikan list ajaran Gandhi kepada Laxman. List itu sekaligus menjadi tugas Laxman. Tugas pertama adalah berteman dengan Ling dan Guo. Setelah perjuangan yang cukup unik akhirnya Laxman berhasil berteman dengan mereka. Laxman juga menjadi pembela Ling dan Guo saat rekan-rekan India menyerang mereka karena dikira orang tiongkok.

2. Mengenai keyakinan, Laxman digambarkan sebagai seseorang yang difabel. Dia selalu diejek oleh teman-temannya. Dia punya adik yang selalu mengasihi dan menjaganya. Tapi sayangnya, adiknya harus pergi ke medan perang. Suatu kali, Laxman menonton pertunjukkan sulap. Dia diminta menggerakkan botol dengan keyakinannya. Awalnya tidak bisa, semua orang menertawakannya. Tapi pesulap tersebut meyakinkannya berulang-ulang bahwa jika dia yakin maka dia akan bisa. Pesulap tersebut diperankan oleh Shah Rukh Khan. Sudah lama tidak melihat 2 aktor besar ini main dalam satu scene walaupun di sini Shah Rukh Khan hanya menjadi Cameo. Dengan motivasi dari pesulap itu akhirnya Laxman bisa menggerakkan botol tersebut. Peristiwa itu membuat dia percaya bahwa dia bisa memindahkan botol. Saat dia bertemu dengan pamannya, dia juga ingin menunjukkan  bahwa dia bisa menggerakkan botol. Ini yang menarik dari film ini. Setiap keyakinan Laxman membuahkan hasil selalu dibenturkan dengan kenyataan. Kenyataannya Laxman tidak bisa memindahkan botol. Itu hanya tipuan sulap. Tapi ada yang menarik. Paman Banne meminta Laxman mencoba sekali lagi memindahkan botol. Hasilnya tetap sama. Botol tidak berpindah tapi Paman Banne tergerak memindahkan botol itu. Laxman protes bahwa jika seperti itu maka artinya bukan dia yang memindahkan botol. Paman Banne mengingatkan  bahwa keyakinan seringkali tidak membuahkan mukjizat tetapi dia memaksa orang lain melakukan seperti apa yang kita yakini. Itu juga yang dilakukan oleh Gandhi. Keyakinannya menggerakkan orang lain. Paman Banne mengutip kata-kata Gandhi bahwa jika kita yakin maka kita bisa memindahkan gunung. Suatu kali Laxman ditantang untuk memindahkan gunung. Semua orang menertawakannya, tapi tiba-tiba guncangan besar terjadi. Orang mengira Laxman berhasil memindahkan gunung, tapi beberapa yang lain mengatakan bahwa itu hanya peristiwa alam yaitu gempa bumi. Tapi Laxman yakin bahwa itu adalah hasil dari keyakinannya. Hingga akhirnya Ling-ling mengatakan bahwa itu bukan hasil dari keyakinannya tapi memang gempa bumi. Keyakinan dan fakta dibenturkan di dalam cerita ini. Ada satu hal besar yang dilakukan Laxman di akhir cerita yaitu dia berniat menghentikan perang dengan keyakinannya. Setiap pagi dia mengarahkan tangannya ke gunung. Berharap mampu menghentikan perang. Keyakinannya membuahkan hasil, perang berhenti. Dia begitu yakin bahwa keyakinannya membuahkan hasil. Kini saatnya bertemu dengan adiknya. Namun saat Laxman yakin bahwa adiknya akan selamat dalam perang, ternyata kenyataannya dia mendapat kabar bahwa adiknya meninggal. Di sinilah keyakinan Laxman berbenturan kembali dengan kenyataan yang teramat pahit. Kenyataan seringkali menggoyahkan keyakinan kita, tapi apakah kita tetap yakin? Sama seperti tagline dalam film ini, "Kya tumhe yakeen hai?" (Apakah kamu yakin?)

Senin, 31 Juli 2017

Anak Zaman Sekarang Gak Mau Denger Orangtua

Anak Zaman Sekarang Gak Mau Denger Orangtua

Seorang anak cowok, tetiba menatap saya tanpa berkedip. Dia berjalan semakin mendekati saya dengan mata yang masih terpaku menatap wajah saya. Saya pun tidak mau kalah, saya tatap wajah anak laki-laki yang masih kelas 2 SD tersebut.

Dia tiba di dekat saya sambil masih menatap wajah saya. Karena dia pendek, jadi harus mendongakkan kepala untuk melihat saya. Matanya menyorotkan bahwa dia sedang meremehkan saya.

Zia menghampiri saya, lalu berkata kepada temannya tersebut, "Ini papiku."

Setiap saya menjemput Zia pulang sekolah, saya memang selalu bertemu dengan teman-teman Zia. Tapi baru kali ini saya bertemu temannya Zia yang berani menatap saya langsung.

"Om masih SMA yah?" Celetuk anak cowok bertubuh gempal tersebut.

Saya kira dia bercanda, jadi saya tanggapi dengan bercanda juga, "Saya masih SMP."

"Ah engga. Om kaya masih SMA kelas 1." Ternyata anak itu menanggapi dengan serius.

Saya pun menimpalinya dengan serius, "Saya masih SMP kok."

"Ah engga, kaya SMA kelas 1." Dia masih ngotot bahwa sama SMA.

"Saya masih SMP."

Duh, anak sekarang, dibilangin orangtua ga mau dengerin. Masa saya bilang saya masih SMP dia ga percaya.

Kamis, 27 Juli 2017

Bolehkah Tuhan Digugat?

Bolehkah Tuhan Digugat?

Jika tuhan bersalah bolehkah digugat dan dihakimi?
Jika tuhan melakukan tindakan yang lalim bolehkah dihakimi?
Jika tuhan berpihak kepada orang jahat bolehkah dihakimi?

Saya lagi membayangkan bahwa tuhan-tuhan yang ada di bumi, memiliki persidangannya sendiri. Jika mereka ada yang bertindak tidak selayaknya tuhan maka mereka harus dihukum. Dan ternyata imajinasi saya itu ada loh di kitab Mazmur 82:1-7, berikut bunyinya:

Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi:

"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang fasik? Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!  Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!"

Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan mereka berjalan; goyanglah segala dasar bumi.

Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian.
Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

---- Akhir kutipan ayat.

Tapi, tuhan itu kekal dan tidak bisa mati. Jadi bagaimana mungkin mereka bisa dihukum mati? Dalam film The Bride of Habaek, kematian tuhan adalah saat mereka dilupakan oleh manusia. Walaupun mereka hidup, namun saat mereka dilupakan oleh manusia, maka mereka sudah mati.

Seorang filsuf (maaf tiba-tiba lupa namanya, nanti kalo inget saya tambahkan) mengatakan bahwa sesuatu yang tidak ada, tidak mungkin bisa kita pikirkan. Saat tuhan sudah dilupakan (tidak lagi dipikirkan) maka sesungguhnya dia sudah tidak ada.

Tuhan-tuhan yang lalim dan mengajarkan kejahatan, sudah selayaknya menerima hukuman "dilupakan."

Pertanyaannya:

Memangnya ada tuhan yang jahat? Coba mulai dari tuhan kita masing-masing. Jahat apa engga. Kalo jahat, yah lupakan. Kalo tidak, yah ikuti.

Rabu, 26 Juli 2017

Pendeta, Profesi atau Panggilan?

Pendeta, Profesi atau Panggilan?

1. Ada yang menganggap bahwa Pendeta bukanlah sebuah profesi, dia adalah panggilan. Jika mau ditilik lebih dalam, sebenarnya Pendeta juga merupakan profesi. Mengapa?
a. Ada tugas layaknya profesi tertentu yang harus dilakukan secara profesional
b. Ada etika jabatan, misalnya masalah anggota jemaat seburuk apapun tidak boleh diceritakan keluar
c. Ada penghasilan. Setiap aliran kekristenan memiliki perhitungan sendiri untuk penghasilan pendetanya, ada yang didapat dari persembahan dan perpuluhan, ada yang didapat dengan perhitungan gaji seperti PNS, dan ada yang didapat dari perhitungan lainnya yang tidak mengikuti gaji PNS. Namun kebanyakan gereja enggan menyebut penghasilan ini sebagai "gaji pendeta." Setiap perhitungan penghasilan tersebut memiliki konsekuensinya sendiri bagi kehidupan pendeta dan gerejanya. Misalnya gereja yang menggunakan persembahan/perpuluhan sebagai penghasilan pendetanya maka semakin besar persembahannya maka semakin kaya pendetanya, semakin kecil persembahannya semakin tidak kaya pendetanya. Pendeta yang penghasilannya berasal dari persembahan, jika mau diperhatikan akan lebih sering berkhotbah dan menekankan tentang perpuluhan. Berbeda dengan pendeta yang penghasilannya sudah tetap. Persembahannya sedikit atau banyak, penghasilan pendeta tetap sama sehingga pendeta jarang sekali berkhotbah tentang perpuluhan. Pendeta yang penghasilannya tetap tidak akan pernah merasakan yang namanya kelaparan atau kekurangan. Sehingga banyak yang menyindir bahwa pendeta berpendapatan tetap ini tidak sesuai Kristus, karena hidupnya berkelimpahan. Tapi di lain pihak, pendeta yang berpenghasilan tetap ini, menyindir mereka yang penghasilannya mengandalkan perpuluhan, sebagai pendeta yang menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk memenuhi pundi-pundi tabungan pribadi. Yah, sindiran-sindran lah sana sampai Tuhan Yesus datang, tanpa sadar apa panggilan mereka sebagai pendeta. Haha
d. Ada ilmu yang harus dikuasi. Itulah kenapa pendeta juga ada kuliahnya. Kuliah 4-5 tahun dalam fakultas teologi. Walau ada juga gereja yang alergi dengan teologi. Katanya teologi itu ilmu yang mempelajari Tuhan, padahal Tuhan tidak bisa dipelajari. Mereka juga yang menganggap bahwa jadi pendeta adalah panggilan jadi ga usah kuliah teologi, murid Yesus juga ga ada yang kuliah teologi. Akhirnya pendeta di gereja mereka hanya sekolah Alkitab beberapa bulan. Sekolah Alkitab dan sekolah teologi adalah dua hal yang berbeda.

2. Argumen yang menolak pendeta sebagai profesi karena bagi mereka pendeta adalah panggilan. Tapi pertanyaannya, apakah profesi yang lain bukan panggilan? Hal ini akhirnya bisa menimbulkan eksklusifikasi jabatan. Seakan pendeta adalah jabatan yang turun dari langit. Padahal sesungguhnya semua profesi adalah panggilan. Setiap kita mendapatkan panggilan hidup masing-masing. Ada yang dipanggil jadi pendeta, ada yang dipanggil jadi tukang sulap. Setiap panggilan itu harus dijalani dengan penuh kesungguhan.

3. Efek dari menolak bahwa pendeta bukanlah profesi adalah:
a. Banyak jemaat yang mengira bahwa pendeta ga kerja apa-apa tapi dapat duit.
b. Banyak jemaat yang menganggap bahwa "enak yah jadi pendeta, cuma cuap-cuap di mimbar dapat duit."
c. Banyak jemaat mengira bahwa pendeta hidupnya bergantung dari belas kasihan orang lain. Saya jadi ingat dahulu waktu masih smester awal sekolah teologi, pernah suka sama seorang perempuan (duh jadi curhat, ga apa-apalah yah curhat colongan, haha). Perempuan itu kristen tapi orangtuanya bukan. Dia punya prinsip jika mau pacaran harus izin sama orangtuanya. Nah orangtuanya saat itu menganggap bahwa jika saya lulus kuliah akan jadi pendeta, dan pendeta ga kerja tapi minta-minta duit sama jemaat. Hidupnya bergantung sama belas kasih jemaatnya. Saya berusaha menjelaskan bahwa di gereja saya tidak seperti itu sistemnya, pendeta bekerja dan tidak meminta-minta dari jemaat. Tapi, orangtuanya tetap tidak setuju karena dahulu dia pernah ke gereja yang pendetanya seperti itu sehingga dia beranggapan bahwa semua pendeta pasti seperti itu. Alhasil, saya ga jadi pacaran deh. Hiks... haha
Yah, jangan marah jika dibilang seperti itu. Kita sendiri yang bilang pendeta bukan profesi maka siap-siaplah disebut pendeta tidak bekerja. Padahal, pendeta itu bekerja 7 hari dalam seminggu, 24 jam dalam sehari secara prinsipil. Apa kerjanya? Banyak sekali. Semakin besar gerejanya, semakin banyak tugasnya. Tugasnya cuma khotbah? Itu hanya sebagian sangat kecil dari tugas pendeta. Di luar itu ada banyak sekali tugas yang bahkan membuat mereka sulit untuk sekadar jalan-jalan menikmati hidup atau mencari pacar. Bahkan ada pendeta yang jadwal tugasnya sudah ditentukan 1-2 tahun sebelumnya.

Jadi, pendeta itu profesi atau panggilan?

Selasa, 25 Juli 2017

KRISTEN SUSAH SEKALI MENGKRITIK ISRAEL

KRISTEN SUSAH SEKALI MENGKRITIK ISRAEL

Konflik sesungguhnya dari Israel dan Palestina sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun lalu sampai sekarang. Tapi selama berpuluh-puluh tahun itu juga, ada kelompok dari aliran kekristenan susah menerima bahwa apa yang dilakukan Israel itu salah. Menindas, menyiksa dan membunuh masyarakat sipil adalah kesalahan.

Tapi orang-orang Kristen ini susah menerima kenyataan tersebut. Saat Israel dikritik biasanya orang-orang kristen ini susah menerimanya:
1. Mereka akan mencari-cari kesalahan palestina, sekecil apapun akan dicari kesalahannya untuk dijadikan pembelaan.
2. Mereka menganggap bahwa wajar Israel menyerang palestina karena tanah yang di tempati palestina sekarang adalah tanah yang sudah Tuhan janjikan untuk Israel.
3. Seburuk apapun Israel, mereka adalah umat pilihan Tuhan.

Susahkah melihat bahwa konflik ini bukan lagi masalah agama tapi sudah menjadi masalah politik dan kemanusiaan? Yang salah harus dikatakan salah. Saat bangsa Israel salah, walaupun mereka adalah umat pilihan-Nya, Allah tetap menghukum mereka, bahkan Tuhan tak segan membinasakan mereka. Masih ingat kisah pemberontakan Korah (Bilangan 16:1-50)? Allah membinasakan Korah beserta para pengikutnya. Mereka ditelan bumi.

Mau mereka umat pilihan atau bukan, jika mereka bersalah tetap harus dikatakan salah. Bahkan, umat Israel yang sekarang bukanlah umat pilihan seperti yang tertulis dalam Perjanjian Lama.

Tapi saya juga tidak mau menyamaratakan semua orang kristen. Masih banyak juga umat kristen yang mengkritik dan mengutuk tindakan Israel. Tapi perlu diingat juga bahwa bukan berarti semua umat Israel ikut bersalah, karena tidak semua rakyat Israel juga setuju dengan tindakan tersebut.

Mari peduli dengan kemanusiaan. Saatnya mendukung mereka yang tertindas dan terpinggirkan, karena untuk itulah Yesus datang.

Untuk bacaan lebih mendalam silakan baca di sini http://www.satuharapan.com/read-detail/read/konflik-gaza-mengapa-ada-orang-kristen-dukung-israel

Jumat, 21 Juli 2017

BUNUH DIRI DAN PARA ORANG HEBAT

BUNUH DIRI DAN PARA ORANG HEBAT

Beberapa hari ini, timeline penuh dengan berita bunuh diri. Ada yang berkhotbah tentang orang-orang bunuh diri akan masuk neraka, ada yang memberikan kata-kata bijak agar orang lemah tidak bunuh diri dan ada yang kurang ajar karena membagikan foto jenazah yang bunuh diri tanpa disensor. Kenapa saya bilang kurang ajar? Yah, pikir aja sendiri.

Oke biarkan yang kurang ajar memikirkan apanya yang kurang ajar. Mari kita bicarakan yang lainnya.

Untuk kita yang merasa kuat dan tidak mungkin berharap mati atau sampai bunuh diri, mari kita lihat seberapa kuat kita.

Dalam kitab suci umat kristen setidaknya saya menemukan 2 kisah tentang betapa frustasinya nabi yang dipilih Tuhan. Saking frustasinya mereka memilih untuk mati daripada hidup.

Yang pertama adalah kisah Nabi Yunus.

Yunus 4:3
Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.

Yang kedua adalah kisah nabi Elia

1 Raja-raja 19:4
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

Mari kita fokus ke satu kisah saja yaitu Elia. Tahukah kita betapa hebatnya Elia? Bisa jadi jauh lebih hebat dari kita yang sekarang merasa tidak mungkin bunuh diri. Kenapa?

Elia seorang diri melawan 450 orang nabi baal. Kita melawan 10 orang saja mungkin sudah ketakutan.

1 Raja-raja 18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.

Tapi Elia yang luar biasa itu pun akhirnya terseok-seok. Dia terjatuh dalam depresi dan keinginan untuk mati. Tidak ada jaminan orang hebat akan selamanya hebat, dan orang kuat tidak selamanya tak kepikiran untuk mati. Mungkin saja saat ini kita belum tertimpa masalah seberat mereka yang memutuskan untuk bunuh diri. Berat dan kecil setiap masalah memang relatif. Ada yang diputusin pacar rasanya berat, ada yang diputusin strap CSM kamen ridernya udah terasa berat. Setiap orang punya badainya sendiri.

Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengalami depresi akut. Oleh karena itu, saat mendengar berita bunuh diri, tidak selayaknyalah kita menyombongkan diri bahwa kita hebat dan mereka yang bunuh diri bodoh. Atau jutaan kalimat penghakiman lainnya. Tapi juga bukan berarti tindakan bunuh diri itu dibenarkan.

Seringkali bunuh diri terjadi karena mereka merasa sudah tidak ada lagi yang mau mengerti mereka. Saat ada yang mengatakan mereka depresi dan ingin bunuh diri, kebanyakan dari kita langsung menceramahi atau memberikan kata-kata bijak. Padahal belum tentu itu yang mereka butuhkan.

Kisah Elia menarik sekali, saat tahu Elia begitu depresinya, Tuhan tidak lantas mengkhotbahinya. Tuhan menyediakannya makan.

1 Raja-raja 19:5
Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"

Tuhan menunjukkan kepeduliannya. 2 kali Tuhan mengingatkan Elia untuk makan. Ada kebutuhan yang lebih penting untuk disentuh sebelum kita menjadi penceramah untuk teman-teman kita yang mau bunuh diri. Tunjukkanlah bahwa kita peduli kepada mereka, bukan ingin menghakimi atau menceramahi mereka.

Jumat, 14 Juli 2017

APAKAH HANYA TUHAN YANG PATUT DIPUJI?

APAKAH HANYA TUHAN YANG PATUT DIPUJI?

Pernahkah kita mendengar kisah tentang Yesus yang memberi makan dengan 5 roti dan 2 ikan? Pasti pernah dong... cerita itu sangat booming karena dari 5 roti dan 2 ikan bisa memberi makan 5000 orang laki-laki dewasa (saja).

Ketiga injil (Matius, Markus, Lukas) mengisahkan bahwa 5 roti dan 2 ikan itu berasal dari bekal para murid. Tapi Yohanes 6:1-15 memberikan perspektif yang berbeda. Roti dan ikan itu berasal dari seorang anak.

Dengan rela si anak memberikan roti itu kepada murid-murid. Kemungkinan besar ada pembicaraan terlebih dahulu antara murid-murid dengan anak tersebut. Mungkin pembicaraannya adalah, "Orang-orang di sini semuanya butuh makan. Dan hanya kamu yang bawa makanan, bolehkah kami memintanya. Nanti Yesus akan membuatnya menjadi cukup untuk semua orang di sini." Dan tanpa keraguan, anak itu percaya.

Tapi setelah roti dan ikannya diserahkan, dan juga setelah Yesus membuat mukjizat dengan roti dan ikan itu, apakah ada yang mengapresiasi anak tersebut? Tidak. Yang dipuji dan diapresiasi adalah Yesus karena mukjizatnya.

Tradisi hanya memuji Tuhan ini berlangsung sampai saat ini. Tidak ada yang salah dengan memuji Tuhan, tapi tidak adakah tempat untuk mengapresiasi karya dan kebaikan manusia?

Mungkin akan ada yang berpikir, "Kita harus berendah hati, jangan mau dipuji. Biarlah kemuliaan itu hanya milik Tuhan."

Apakah dengan mengapresiasi karya dan kebaikan sesama kita, akan mengurangi kemuliaan Tuhan? Jujur, kekristenan sekarang kurang apresiasi terhadap  karya jemaatnya. Setiap ada umat yang  berkarya, yang diserukan selalu, "Luar biasa Tuhan kita." Sekali lagi itu baik, tapi bisakah juga ditambahkan dengan apresiasi kepada mereka yang telah berkarya? Tidak adakah ruang apresiasi kepada manusia?

Coba lihat dalam khotbah-khotbah di gereja kita saat membicarakan 5 roti dan 2 ikan yang diambil dari Yohanes 6 tersebut, apakah ada yang mengapresiasi tindakan anak kecil tersebut?

Coba lihat gereja kita. Saat ada yang melayani dan menghasilkan karya baik, apakah kita mengapresiasinya? Pelayanan memang bukan untuk mengharapkan pujian, tapi apreasiasi dalam pelayanan dan gereja juga dibutuhkan. Yesus dalam pelayanan dan perumpamaan yang Dia berikan, tidak segan-segan untuk memberikan apresiasi, misal Matius 25: 21-23.

TIDAK BOLEH MENIKMATI DUNIA, KECUALI PENDETA

TIDAK BOLEH MENIKMATI DUNIA, KECUALI PENDETA

Seorang pendeta (pdt) mendatangi anggota jemaat yang selama ini terkenal begitu up to date, semua perkembangan zaman dia ikuti.

Pdt: Kamu tampaknya begitu cinta dengan dunia yah?

Umat: Memangnya kenapa kalo saya cinta dunia pak pendeta?

Pdt: Sebagai umat kristen, kita ga boleh mencintai dunia.

Umat: Tapi, bukankah Yesus datang ke dunia karena rasa cinta-Nya yang begitu besar kepada dunia? Yohanes 3:16 mengatakan,  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Pdt: Tapi 1 Yohanes 2:15 mengatakan,  "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."

Umat: Oh gitu, jadi Bapak pendeta menikmati dunia, dari hasil melarang umat menikmati dunia?

Pdt: Hah? Maksudnya?

Minggu, 02 Juli 2017

DIHANCURKAN SEMAKIN BESAR

DIHANCURKAN SEMAKIN BESAR

Saya kembali, setelah me-recharge diri selama beberapa hari ini. Saya akan bagikan kisah-kisah menarik yang saya dapatkan selama 'pengasingan diri' ini.

Saya memulai perjalanan saya dengan berkunjung dan tinggal di tempat cici saya yang merupakan pendeta di lombok. Gerejanya termasuk dalam aliran pentakosta. Namun yang menarik adalah, gerejanya sudah menggunakan banyak sekali pendekatan untuk melihat suatu masalah keagamaan. Misalnya mengenai pendeta perempuan, di beberapa gereja pentakosta masih dilarang seorang perempuan menjadi pendeta namun di gerejanya sudah tidak masalah karena mereka melihat juga dari sudut sosiologi. Masalah-masalah lain juga dilihat lintas ilmu, tidak hanya dari Alkitab saja. Gerejanya juga sering mengadakan dialog lintas agama. Dia mengajak umat kristen untuk mengenal juga ajaran agama lain. Bagaimana mau berteman jika tidak mau kenal? Bagaimana hidup damai jika yang dikhotbahkan hanya keburukan agama lain?

Oh iya ada satu lagi yang menarik. Gereja ini (tempat saya berfoto). Dahulunya hanya gereja kecil yang kumuh. Pada tahun 2000, gereja tersebut dihancurkan karena efek dari peristiwa mei 1998 masuk ke Lombok. Tapi 2 tahun kemudian, gereja ini sedikit demi sedikit dibangun dan berkembang menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya.

Walau gereja sudah bertumbuh menjadi besar, cici saya ini tidak mendoakan keburukan bagi pembakarnya atau mengajarkan jemaat untuk membenci para pembakar atau agama para pembakar yang membakar gerejanya. Dia kini justru mengajak jemaatnya untuk mau mengenal kebaikan agama lain. Setiap bulan pasti ada pertemuan lintas agama.

Dihancurkan bukan menghilang justru semakin besar, bukan hanya gedungnya tetapi juga hatinya. Saya mendapat pelajaran berharga dari sini.

LELAH ITU MANUSIAWI

LELAH ITU MANUSIAWI

Banyak yang menganggap bahwa orang yang mendaki gunung pastilah kuat. Banyak yang mengira, pendaki gunung itu dari awal pendakian sampai puncak mendaki tanpa kelelahan dan istirahat. Padahal kenyataannya, kami lelah setiap saat dan beristirahat setiap 5-15 menit sekali. Tergantung jalur pendakiannya. Kalo datar, tidak perlu sering istirahat. Jika menanjak maka kami akan sering istirahat.

Kami bukanlah orang-orang yang kuat menahan derita, kami hanyalah orang-orang yang tahu kapan harus jeda dan kapan harus berjalan kembali. Perjalanan yang penuh kelelahan ini, kami jalani dengan iringan semangat dan istirahat.

Begitu juga perjalanan hidup kita. Banyak hal yang membuat kita kelelahan. Jangan sok kuat, jika butuh istirahat maka istirahatlah. Lelah itu manusiawi, tidak dosa.

Dan juga jangan kebanyakan mengasihani diri sendiri. Semua orang sama-sama lelah. Mungkin bedanya mereka terus melanjutkan hidupnya sedangkan kita masih terus saja mengasihani diri sendiri. Yang lain sudah berjalan jauh tapi kita masih tertunduk lesu. Mau sampai kapan?

PERGI KE MANAPUN, KEBENCIAN TETAP ADA

PERGI KE MANAPUN, KEBENCIAN TETAP ADA

Awalnya, saya mendaki gunung memang ingin mencari hening dalam setiap lelah yang dijalani. Keluar dari semua penat dan benci yang merasuk dalam setiap aktivitas rutin setiap hari. Namun saat proses mendaki, justru saya menemukan kebencian itu ikut mendaki juga ke gunung.

Saat saya beristirahat sejenak menghilangkan lelah mendaki gunung yang begitu terjal, saya mendengar satu orang berteriak kepada temannya, "Haleluya". Seruan tersebut ternyata untuk meledek. Karena pembicaraan berikutnya menunjukkan kebencian mereka kepada kekristenan.

Terdengar seorang dari mereka dengan lantang berseru, "Mereka yang harus ikut kita, bukan kita yang ikut mereka. Tidak ada kompromi dalam hal ini. Gorok kalo ga mau."

Ternyata, mau pergi ke manapun, kita akan tetap bertemu dengan kebencian selama kita masih bertemu dengan manusia. Kita tidak bisa kabur dari kebencian. Bahkan seandainya kita hanya sendirian di suatu pulau pun, kita tetap akan bertemu dengan kebencian di dalam diri kita sendiri. Kita benci dengan kesendirian kita, kita benci dengan sekitar kita dan kita benci dengan diri kita sendiri.

Kita memang tidak bisa kabur dari kebencian, tapi kita bisa memilih untuk terpengaruh oleh kebencian itu atau tidak.

SESUMBAR

SESUMBAR

"Kalo jalurnya udh ada seperti ini, pasti ga mungkin ada yang tersesat di gunung yah mas?" tanya saya kepada teman sependakian saya di gunung semeru.
Jalan di gunung semeru (dan di beberapa gunung lain) telah terbentuk dengan jelas sehingga para pendaki hanya perlu mengikutinya begitu saja. Oleh karena itu, saya berpikir tidak mungkin ada yang tersesat jika hanya mengikuti jalur yang sudah diberikan.

"Itu namanya sesumbar," tegur teman saya itu menanggapi pertanyaan saya. Awalnya saya tidak terlalu setuju dengan kata-katanya. Tapi tidak berapa lama setelah saya mengucapkan pernyataan tersebut, tersebar berita bahwa ada satu pendaki yang menghilang saat turun dari puncak mahameru.

Dia berada di puncak berdua sama temannya, tapi karena tidak kuat dingin maka dia turun terlebih dahulu. Tidak lama kemudian temannya yang satu lagi menyusul. Temannya sampai di kalimati dengan selamat tapi sayangnya dia tidak ada kabarnya sampai saya turun dari gunung dan tim SAR dikerahkan untuk mencarinya.

Dua orang turun dari puncak, yang satu turun dengan selamat tapi yang satu lagi menghilang. Walau berpijak di tempat yang sama, dan dengan arah perjalanan yang sama tapi apa yang terjadi berikutnya tidak bisa diduga.

Dalam hidup memang banyak hal yang tidak terduga bisa terjadi. Itulah kenapa kita jangan terlalu khawatir karena ketidakpastian hidup dan juga jangan terlalu sombong karena kepastian hidup. Ingat, tidak ada yang pasti di dalam hidup selain ketidakpastian itu sendiri.

Sabtu, 24 Juni 2017

ANAK TERANG DAN DOMBA TERSESAT

ANAK TERANG DAN DOMBA TERSESAT

“Domba tersesat”, frasa tersebut sesungguhnya tidak eksplisit tertulis di dalam Alkitab, yang ada hanyalah kisah tentang domba yang tersesat (Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7). LAI sepakat memberikan judul yang sama untuk dua perikop tersebut yaitu, “Perumpamaan tentang domba yang hilang.”

Apa sebenarnya makna kisah domba yang hilang atau tersesat itu? Apakah kisah itu memang menunjukkan tentang orang-orang dari agama lain yang bertobat dan menjadi Kristen seperti pandangan beberapa aliran kristen selama ini?

Mari kita perhatikan konteks kisah itu satu persatu. Kita mulai dari Matius 18:12-14. Kisah tentang domba yang hilang dalam perikop tersebut ditutup dengan kalimat, “Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.” Perhatikan sekali lagi, “anak-anak ini hilang.” Jadi secara eksplisit, tanpa harus menafsir terlalu jauh, tinggal membaca saja teksnya maka kita akan menemukan bahwa konteks cerita tersebut bukan untuk agama lain tetapi untuk anak-anak. Jadi yang dimaksud dengan domba tersesat atau terhilang itu adalah anak-anak. Jika membaca dari Matius 18:1-14 kita akan menemukan bahwa kisah domba tersesat hubungannya dengan pesan agar jangan sampai ada anak-anak yang terhilang, atau menyesatkan mereka. Matius 5:6 menekankan. "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.”

Lalu siapakah anak-anak yang dimaksud? Apakah bocah-bocah dalam artian sesungguhnya atau anak-anak kecil dalam artian metafor? Ada yang mengatakan itu adalah anak-anak dalam artian sebenarnya, sehingga guru sekolah minggu selalu ditekankan agar jangan sampai membuat anak-anak tersesat. Tapi ada juga yang mengatakan itu adalah metafor untuk orang-orang lemah, sederhana, dan gampang terlukai yang ada di dalam komunitas Matius (bandingkan juga dengan kisah dalam Matius 25). Komunitas Matius diajak untuk merangkul ‘anak-anak kecil’ ini. Jangan sampai seorang pun dari mereka terhilang.

Tapi, walaupun berbeda tentang makna kata “anak-anak kecil” dalam kisah tersebut, pada intinya cerita tersebut tidak bercerita tentang agama lain. Jadi domba tersesat yang dimaksud bukan tentang agama lain. Lalu bagaimana dengan Lukas 15:3-7?

Berbeda dengan kisah dalam Matius di atas, Lukas mengakhiri kisah ini dengan kalimat, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

Nah, kalimat tersebut seringkali membuat pembaca menghubungkan kisah domba yang hilang dengan umat agama lain yang bertobat. Secara eksplisit kita memang menemukan teks tentang “orang berdosa yang bertobat.” Ini masalahnya jika hanya mengutip satu ayat lepas dari konteksnya. Sebelum melihat konteks penulisan, coba kita lihat kisahnya terlebih dahulu secara keseluruhan, Lukas 15:1-32. Ada 3 kisah kehilangan dalam pasal 15 tersebut, yaitu domba yang hilang, dirham yang hilang dan anak yang hilang. Kisah-kisah itu ditujukan kepada orang-orang farisi dan ahli taurat yang mengkritik Yesus mengenai sikap-Nya menerima orang-orang yang terkucil secara religius dan sosial itu (baca Lukas 15:1 dan 2). Kisah dalam pasal 15 ini ditutup dengan perumpamaan anak yang hilang. Lukas ingin menunjukkan bahwa masalah terbesar sesungguhnya bukanlah domba yang hilang, atau anak-anak yang hilang tetapi anak-anak yang lebih tua (mereka yang merasa lebih suci, religius dan berkuasa), yang menolak turut serta dalam perayaan di mana-mana orang-orang yang terkucil itu justru dianggap sebagai tamu terhormat oleh Yesus. Jadi domba tersesat dalam perikop ini bukanlah tentang agama lain tapi tentang orang-orang berdosa yang mau bertobat.

Dosa yang dimaksud itu apa? Apakah tentang mereka yang beragama lain? Seringkali kata dosa disambungkan dengan mereka yang beragama lain lalu bertobat masuk agama kita. Seakan-akan memeluk agama lain adalah sebuah dosa.

Sekali lagi mari kita baca Lukas 15:1. Di sana sudah diberikan contoh siapa itu orang berdosa yang dimaksud Lukas. Siapa? Pemungut cukai. Jadi orang berdosa yang dimaksud adalah orang-orang yang melakukan tindakan kejahatan secara sosial dan moral. Bukan soal beda agama.

Jadi, baik Matius dan Lukas, tidak pernah mengaitkan domba yang tersesat atau terhilang dengan umat agama lain.

Sekarang mari kita berangkat kepada istilah selanjutnya, yaitu “anak terang.”
Setidaknya istilah anak terang secara eksplisit bisa kita temui dalam Lukas 16:8, Yohanes 12:36; 2 Korintus 6:14; Efesus 5:8, dan 1 Tesalonika 5:5. Wah banyak juga yah, jika dibahas satu-satu bisa sangat panjang. Mari kita lihat garis besarnya saja.

Lukas 16:8 membandingkan anak-anak dunia dengan anak-anak terang. Anak-anak dunia yang dimaksud jelas bukanlah mereka yang beragama lain, melainkan mereka yang melakukan kejahatan atau dosa. Ingat Lukas 16 adalah kelanjutan dari Lukas 15. Pembahasan Lukas 15 tentang dosa silakan baca lagi di atas.

Yohanes 12:36 membandingkan anak-anak terang dengan kegelapan. Kegelapan yang dimaksud adalah dosa, kejahatan dan penindasan dari kelompok Yahudi yang menekan dan menganiaya komunitas kristen yang baru terbentuk. Jadi ini bukan soal agama lain tetapi soal umat Yahudi yang menindas umat Kristen.

2 Korintus 6:14 membandingkan terang dengan gelap, orang percaya dengan orang yang tak percaya. Ayat ini tampaknya pas sekali untuk mengaitkan antara Kristen dengan umat agama lain. Ayat ini juga sering dipakai untuk melarang umat Kristen pacaran dengan agama lain. Secara implisit seakan ingin mengatakan bahwa umat agama lain itu gelap, dan kristen terang. Bahkan LAI memberikan judul secara jelas di dalam 2 Korintus 6:11-18 yaitu, “Jangan ada lagi noda kekafiran.” Wah lengkap sudah, ayat ini memang berbicara tentang agama lain. Susah sekali sepertinya untuk mengelak. Apakah kita terima saja bahwa ayat ini berbicara tentang agama lain?

Sebelum ke sana, mari kita lihat dulu ketidakkonsistenan kita dalam menjalankan perintah Tuhan. Kita menggunakan 2 Korintus 6:14 untuk melarang orang lain tidak pacaran atau menikah dengan agama lain. Tapi mengapa kita tidak ikuti juga perintah ayat 17, yang bunyinya:

Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

Ayat ini mengutip dari Yesaya 52:11, yang bunyinya:

Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!

Jika mengikuti perintah itu maka seharusnya kita keluar dari tempat di mana ada mereka yang beragama lain. Di Indonesia ini, jelas umat Kristen di kelilingi dan hidup berdampingan dengan umat agama lain. Jika memang mau konsisten bahwa yang dimaksud dalam 2 Korintus itu adalah agama lain, maka seharusnya kita harus keluar dari Indonesia dan carilah negara atau tempat yang tidak ada agama lainnya.

Tapi apakah emang itu maksudnya? Nah mari kita lihat lebih dalam.
Jemaat Korintus berada dalam satu konteks di mana orang Korintus suka sekali melakukan tindakan yang jahat seperti percabulan. Bahkan percabulan itu juga dilakukan di dalam kuil-kuil ibadah mereka, itulah kenapa ada istilah sundal bakti.

Jadi yang dimaksud dengan orang tak percaya dan gelap dalam ayat ini adalah orang-orang Korintus yang melakukan tindakan jahat tersebut. Perhatikan ayat 14 di sana dibandingkan antara Kristus dan Belial. Belial artinya jahat atau tidak berguna, orang Yahudi sering mengaitkannya dengan Iblis. Jadi pilihannya bukanlah Kristus atau agama lain, tapi Kristus dan orang-orang jahat. Janganlah menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan mereka-mereka yang melakukan perbuatan jahat itu. Bahkan sebisa mungkin keluarlah dari pergaulan buruk mereka, yang akan membawa kita juga kepada pergaulun buruk seperti percabulan yang mereka lakukan. Begitulah maksud dari 2 Korintus tersebut.
Efesus 5:8 membandingkan antara kegelapan dan anak-anak terang. Kegelapan yang dimaksud adalah percabulan, kecemaran, keserakahan, dan perkataan kotor. Sebab terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. (Silakan baca dari Efesus 5:1). Tapi di sana ada tertulis kalimat penyembah berhala, bukankah itu artinya menyinggung agama lain? Coba perhatikan kalimat utuhnya dalam Efesus 5:5, “Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.”

Siapa penyembah berhala yang dimaksud? Orang sundal, orang cemar dan orang serakah. Jadi bukan soal agama lain.

1 Tesalonika 5:5 juga membandingkan anak-anak terang dengan orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Definisi kegelapan yang dimaksud juga tidak jauh berbeda dengan penjelasan pada 2 Korintus dan Efesus. Tidak ada kaitannya dengan agama lain.


Lalu pertanyaannya, bolehkah umat Kristen menggunakan frasa “Anak-anak terang”? Oh boleh sekali. Frasa itu sebagai sebuah refleksi iman bahwa kita harusnya hidup dalam terang dan kebaikan Tuhan. Kita adalah anak-anak terang karena itu hiduplah dalam kebenaran. Tapi jangan hubungkan anak-anak gelap dengan umat agama lain tapi hubungkan dengan mereka pembuat kejahatan yang memupuk hidupnya dengan kejahatan. 

Jumat, 23 Juni 2017

GILA AGAMA

GILA AGAMA

Suatu saat, semua orang yang gila agama akan saling mengklaim bahwa negara ini adalah milik Tuhannya. Siapa pun yang tidak mau mengikuti perintah Tuhannya, harus keluar dari negara ini.

Buktinya apa bahwa Tuhan mereka yang menciptakan negara ini? Kitab suci masing-masing. Dari klaim negara, nanti mereka akan berlanjut mengklaim dunia.

Dan yang akan menjadi bukti terkuat mereka adalah kitab suci. Para ilmuwan dan cendekiawan berusaha membangun dunia ke arah yang lebih baik dan beradab, dengan segala macam percobaan, peralatan dan teknologi yang luar biasa tapi orang-orang mabuk ini, datang dengan menyodorkan bukti kitab sucinya masing-masing lalu paling merasa menjadi orang yang berhak menempati bumi.

AGAMA SEMBAKO

AGAMA SEMBAKO

Adakah bahasa intimidatif di dalam kitab suci kita? Ada dan banyak. Intimidatif dalam arti menganggap yang lain lebih rendah dan tak lebih baik dari dirinya.

Di setiap agama pasti ada. Lalu sebagai umat beragama, kita mengutip kata atau kalimat tersebut ke konteks kita masa kini tanpa melihat konteks kisah saat kalimat itu turun/diwahyukan/ditulis. Sehingga akhirnya kita membenarkan kalimat intimidatif itu dengan dalih bahwa di agama lain juga ada kalimat serupa itu.

Misal, saat terjadi perdebatan sengit tentang penggunaan kata kafir dan non kafir. Ada yang mengatakan bahwa kata kafir bukan kata negatif, hanya pembeda antara golongan agamaku atau bukan. Lalu dibenarkan dengan argumen, di kristen juga kami dianggap sebagai domba tersesat atau anak-anak gelap.

Kafir, domba tersesat atau anak-anak gelap, mungkin pada awalnya digunakan secara positif sebagai pemisah bahwa kamu bukan dari agamaku atau kamu belum masuk agamaku, dan aku berharap kamu masuk agamaku. Namun pada kenyataannya kata tersebut menjadi sangat negatif dalam interaksi kehidupan keagamaan kita. Ada yang memaki penuh kebencian menggunakan kata tersebut. Ada juga yang akhirnya menggunakan kata tersebut untuk mengintimidasi mereka yang berbeda.

Atau misalnya lagi penggunaan kata sesat. Kata tersebut digunakan untuk melabeli agama lain yang tak sama atau agamanya sama tapi beda aliran. Lalu kita berdalih dengan mengatakan bahwa bagiku kamu tersesat karena tidak beriman kepada Tuhanku, dan bagimu aku tersesat karena tidak beriman kepada Tuhanku. Jadi yah santai saja jika dibilang sesat. Begitu kira-kira pendapat selama ini.

Membiarkan kalimat intimadatif kepada yang lain karena yang lain melakukan hal serupa. Mengapa demikian? Karena kita masih punya semangat mengubah orang dari agama lain masuk dalam agama kita, baik secara halus dan intelek maupun secara paksa, pokoknya kalo beralih ke agama kita itu paling baik.

Semangat mengkonversi agama lain ini membuat kita tidak bisa melihat bahwa agama lain itu baik. Oleh karena itu, semangat mengkonversi agama lain itu perlu dialihkan kepada semangat yang lain. Misal dalam kekristenan ( saya mulai autokritik terhadap agama sendiri yah, silakan teman-teman autokritik agama sendiri), dikenal istilah Amanat Agung. 

Amanat Agung adalah Amanat Yesus sebelum naik ke surga. Apa Amanat-Nya? Menjadikan semua bangsa murid Yesus dan baptislah mereka, atau dengan kata lain jadikanlah semua bangsa beragama kristen. Walaupun sebenarnya dalam Alkitab kata Amanat Agung secara literal tidak akan kita temukan. Yang akan kita temukan adalah kata literal "Hukum yang terutama." Apa bunyinya?

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)

Adakah yang lebih tinggi dari hukum itu? Tidak. Apakah Amanat Agung lebih tinggi dari hukum ini? Tidak. Banyak yang mengatakan bahwa Amanat Agung dan hukum ini tidak bertentangan. Betul, tapi pada kenyataannya berbeda.

Pada kenyataannya kita masih menggunakan kata-kata intimidatif seperti contoh di atas. Bahkan ditanamkan sejak masih sekolah minggu. Kita juga mengasihi orang dari agama lain dengan motiv tersembunyi,  yaitu agar orang lain masuk agama kita. Bahkan kristen sering dikenal sebagai agama sembako, yaitu bagi-bagi sembako agar agama lain masuk kristen. Ikut membantu korban bencana alam agar masuk kristen. Akhirnya membantu sesama tidak lagi secara tulus. Hal ini bertentangan dengan hukum terutama di atas, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Bukan, kasihilah sesamamu manusia agar dia masuk agamamu.

Oleh karena itu, kekristenan pun mulai mengembangkan cara berpikirnya. Pemahaman tentang misi yang tadinya kristenisasi bergeser kepada kemanusiaan. Misi yang bukan lagi mengkristenkan orang lain melainkan memanusiakan manusia sama seperti misi Yesus di dunia yaitu memanusiakan manusia.

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Lukas 4:18-19.

Walaupun masih banyak umat Kristen yang masih berada pada semangat untuk mengkristenkan orang lain. Tapi saat kita berani keluar dari semangat itu, maka kita bisa melihat bahwa agama lain itu baik dan agama kita juga baik. Kita bisa belajar kebaikan dari agama lain, tanpa harus meninggalkan atau menjelek-jelekkan agama kita. Kita bisa meyakini agama kita benar tanpa harus menjelek-jelekkan agama lain. Kita tidak perlu lagi menggunakan kata-kata, kalimat atau ayat intimidatif untuk mengintimidasi orang dari agama lain. Pemuka agama yang dalam semangat ini, saat membicarakan agama lain, tidak lagi membicarakan keburukannya melainkan kebaikannya.

Hal ini bukan juga berarti bahwa semua agama sama. Jika kita menganggap semua agama adalah sama maka kita tidak menghargai perbedaan. Biarlah yang berbeda tetap berbeda tanpa harus disama-samakan. Nikmatilah perbedaan itu.

Yang penting, semangat kita tidak lagi melihat keburukan dalam agama lain tapi melihat kebaikannya. Lalu mencari titik temu untuk sama-sama berjuang demi kemanusiaan. Masih banyak masalah kemanusiaan yang perlu diselesaikan. Daripada energi dihabiskan untuk menyalahkan agama lain, lebih baik energi itu digunakan untuk mengentaskan masalah kemanusiaan.

Senin, 19 Juni 2017

CUKUP ITU CUKUP

CUKUP ITU CUKUP

Alkitab mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan segala kecukupan. Bukan berlebihan apalagi terlalu berlebihan.

1. Saleh dan berhikmatlah secara cukup, jangan  berlebihan
Pengkhotbah 7:16 (TB)  Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?

2. Ibadahlah secara cukup, jangan berlebihan. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah ritual di tempat ibadah. Jangan terlalu berlebihan memberikan waktu di tempat ibadah karena panggilan hidup kita sesungguhnya ada di dalam aktivitas hidup kita.
1 Timotius 6:6 (TB)  Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

3. Marahlah secara cukup
Efesus 4:26 (TB)  Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu 

4. Berdukalah secara cukup
2 Samuel 12:21-23 (TB)  Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."

5. Mintalah sesuatu kepada Tuhan secara cukup

Matius 6:11 (TB)  Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

6. Kuatirlah yang cukup. Masalah satu hari cukuplah membebani satu hari.
Matius 6:34 (TB)  Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

7. Nikmatilah berkat yang Tuhan berikan secara cukup, walaupun berkat itu manis seperti madu tapi berusalah untuk mencukupkan diri
Amsal 25:16 (TB)  Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya.

8. Datanglah ke rumah teman secara cukup, jangan terlalu sering. Ada batas yang tipis antara kangen dan bosan
Amsal 25:17 (TB)  Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.

9. Cukupkan diri dengan gaji yang kita punya
Lukas 3:14 (TB)  Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

10. Berbagi dan dibagi bukan untuk berlebihan tetapi supaya saling bercukupan

2 Korintus 8:14 (TB)  Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.

Walaupun semua hal di atas harus berkecukupan, namun ada satu hal yang boleh berkelebihan yaitu melakukan kebajikan.

2 Korintus 9:8 (TB)  Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Sabtu, 17 Juni 2017

SETAN DAN IBLIS JUGA

SETAN DAN IBLIS JUGA

Kamu percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhanmu adalah satu-satunya Tuhan yang benar?

Setan-setan juga percaya dan mereka gemetar (Yakobus 2:19).

Kamu hafal dan fasih mengutip ayat-ayat kitab suci?

Iblis juga hafal dan fasih mengutipnya (Matius 4:1-11).

Jadi, apa yang membuat kita sebagai umat beriman berbeda dengan para setan dan iblis itu?

Kamis, 08 Juni 2017

KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

Mengapa banyak terjadi kekerasan atas nama agama? Banyak yang mengatakan kejahatan itu bukan salah agamanya tapi salah orangnya. Oke, tapi orang yang melakukan kesalahan itu juga tidak salah sendirian, ada tokoh dan sebab lain yang ikut membentuk pola pikirnya yang salah. Jadi mari kita lihat apa sebabnya.

1. Khotbah agama yang menjelek-jelekkan agama lain. Mungkin ada teman-teman yang mengatakan bahwa tidak apa-apa menjelek-jelekkan agama lain asal di intern agamanya saja. Menurut saya, hal itu tidak baik. Dengan menjelek-jelekkan agama lain, kita turut menanamkan kebencian kepada para pendengar khotbah kita. Dalam khotbah, yang seharusnya ditanam adalah cinta, bukan benci. Silakan khotbah tentang agama kita paling baik dan benar tanpa harus menjelek-jelekkan agama lain. Membandingkan dengan menjelekkan, adalah 2 hal yang berbeda.
2. Umat agama kurang pengetahuan yang baik tentang agama lain. Pemuka agamanya pun terkadang enggan menceritakan tentang kebaikan yang ada di agama lain. Mereka lebih suka menceritakan keburukan agama lain. Jika kebaikan tentang agama lain diceritakan, bisa-bisa nanti umatnya pindah ke agama lain semua. Usul saya untuk umat yang belum pernah mendengarkan kebaikan agama lain dari pemuka agamanya, silakan cari sendiri melalui buku-buku agama lain. Carilah buku-buku agama lain yang ditulis menggunakan pendekatan empatis, non apologetis dan apresiatif. Baca dan temukanlah kebaikan di sana. Kita butuh belajar juga tentang agama lain agar ga mudah diadu domba. Tuh kan domba lagi yang disalahin...
3. Umat tidak mengecek kembali kebenaran isi khotbah dari pemuka agamanya. Hal itu bisa karena umat malas menambah pekerjaan dengan mengecek-ngecek khotbah atau juga bisa karena didoktrin bahwa khotbah pemuka agama pasti benar karena langsung dituntun oleh Tuhan. Padahal dalam setiap kitab suci di agama kita, pasti disebutkan untuk berhati-hati dengan nabi-nabi palsu. Tahu darimana bahwa pemuka agama kita termasuk nabi palsu atau tidak, jika kita tidak mau mengecek kebenaran khotbahnya?
4. Asal ada ayatnya pasti benar. Padahal ujaran untuk membunuh orang lain pun ada di dalam kitab suci kita. Jadi kita harus mengecek lagi apa konteks dan maksud sebenarnya dari ayat itu. Biasakan untuk membaca keseluruhan bagian dari ayat itu agar tahu konteks dan maksudnya. Yang bisa jadi pegangan adalah, Tuhan itu mengasihi manusia, tak mungkin dia mengajak kita saling membenci apalagi sampai membunuh manusia yang dikasihinya. Dan ingat, iblis pun bisa mengutip ayat dari kitab suci kita demi membenarkan pendapatnya.

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar