Pages

Senin, 22 Mei 2017

DOUBLE MINORITY

DOUBLE MINORITY

Dua hari ini saya bertemu saudara di Cimahi.

Dia orang tionghoa yang mungkin berbeda dari apa yang kalian selama ini bayangkan. Dia bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Dia selalu berpesan kepada saya agar kenal dengan tetangga kanan-kiri, siapa tahu dari antara mereka ada yang bisa dibantu (bukan ada yang bisa membantu).

Dia menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk dibagikan setiap bulan kepada warga yang membutuhkan. Dia berbagi bukan karena dia tionghoa kristen (double minority) sehingga perlu menjilat kaum mayoritas agar bisa hidup aman. Dia senang membantu karena 3 alasan:
1. Dia pernah merasakan hidup berkekurangan dan tidak ada yang membantu
2. Di dalam harta kita, ada titipan dari Tuhan untuk orang lain yang membutuhkan
3. Prinsip hidupnya adalah, kita harus seperti lebah. Jika suatu saat harus meninggalkan tempat kita tinggal sekarang, maka yang harus kita tinggalkan adalah madu, bukan kotoran.

Dia pernah punya masa lalu kelam. Diusir oleh saudaranya karena dia menumpang. Dia memulai segalanya dari 0. Sampai sekarang hidup berkecukupan. Dia mencari saudara-saudaranya. Bukan untuk balas dendam. Tetapi untuk memperhatikan dan merawat mereka.

Dia mengatakan bahwa, "Saya bersyukur karena pernah diusir saudara saya. Jika tidak diusir mungkin saya tidak seperti sekarang."

Dia berpesan kepada saya, "Jangan dendam dengan saudara yang berbuat jahat kepada kita. Coba lihat positifnya. Karena perbuatannyalah kita bisa seperti sekarang."

Satu pesan lagi yang luar biasa menurut saya, "Jangan selalu maunya dikasihani. Kalo berkecukupan bantu yang lainnya. Jika tidak berkecukupan, bekerjalah, jangan menjual kemiskinanmu untuk dikasihani."

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar