Pages

Kamis, 08 Juni 2017

KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA

Mengapa banyak terjadi kekerasan atas nama agama? Banyak yang mengatakan kejahatan itu bukan salah agamanya tapi salah orangnya. Oke, tapi orang yang melakukan kesalahan itu juga tidak salah sendirian, ada tokoh dan sebab lain yang ikut membentuk pola pikirnya yang salah. Jadi mari kita lihat apa sebabnya.

1. Khotbah agama yang menjelek-jelekkan agama lain. Mungkin ada teman-teman yang mengatakan bahwa tidak apa-apa menjelek-jelekkan agama lain asal di intern agamanya saja. Menurut saya, hal itu tidak baik. Dengan menjelek-jelekkan agama lain, kita turut menanamkan kebencian kepada para pendengar khotbah kita. Dalam khotbah, yang seharusnya ditanam adalah cinta, bukan benci. Silakan khotbah tentang agama kita paling baik dan benar tanpa harus menjelek-jelekkan agama lain. Membandingkan dengan menjelekkan, adalah 2 hal yang berbeda.
2. Umat agama kurang pengetahuan yang baik tentang agama lain. Pemuka agamanya pun terkadang enggan menceritakan tentang kebaikan yang ada di agama lain. Mereka lebih suka menceritakan keburukan agama lain. Jika kebaikan tentang agama lain diceritakan, bisa-bisa nanti umatnya pindah ke agama lain semua. Usul saya untuk umat yang belum pernah mendengarkan kebaikan agama lain dari pemuka agamanya, silakan cari sendiri melalui buku-buku agama lain. Carilah buku-buku agama lain yang ditulis menggunakan pendekatan empatis, non apologetis dan apresiatif. Baca dan temukanlah kebaikan di sana. Kita butuh belajar juga tentang agama lain agar ga mudah diadu domba. Tuh kan domba lagi yang disalahin...
3. Umat tidak mengecek kembali kebenaran isi khotbah dari pemuka agamanya. Hal itu bisa karena umat malas menambah pekerjaan dengan mengecek-ngecek khotbah atau juga bisa karena didoktrin bahwa khotbah pemuka agama pasti benar karena langsung dituntun oleh Tuhan. Padahal dalam setiap kitab suci di agama kita, pasti disebutkan untuk berhati-hati dengan nabi-nabi palsu. Tahu darimana bahwa pemuka agama kita termasuk nabi palsu atau tidak, jika kita tidak mau mengecek kebenaran khotbahnya?
4. Asal ada ayatnya pasti benar. Padahal ujaran untuk membunuh orang lain pun ada di dalam kitab suci kita. Jadi kita harus mengecek lagi apa konteks dan maksud sebenarnya dari ayat itu. Biasakan untuk membaca keseluruhan bagian dari ayat itu agar tahu konteks dan maksudnya. Yang bisa jadi pegangan adalah, Tuhan itu mengasihi manusia, tak mungkin dia mengajak kita saling membenci apalagi sampai membunuh manusia yang dikasihinya. Dan ingat, iblis pun bisa mengutip ayat dari kitab suci kita demi membenarkan pendapatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar