Pages

Minggu, 06 Agustus 2017

Tubelight Review

Kya tumhe yakeen hai?

Satu lagi film India yang layak ditonton tahun ini berjudul tubelight, pemainnya adalah Salman Khan. Film ini berlatar belakang peperangan antara tiongkok dan india.

Ada 2 hal yang diangkat dalam film ini yaitu rasisme dan keyakinan. Mari lihat satu-satu.

1. Mengenai rasisme, ada seorang perempuan (Ling-ling) dan anaknya (Guo) yang merupakan keturunan dari negara tiongkok tapi dia tidak pernah sama sekali ke tiongkok. Dia lahir dan besar di India. Tapi orang-orang India pada saat itu tidak bisa menerima kehadiran mereka. Walaupun mereka berulang-ulang mengatakan bahwa mereka bukan orang tiongkok, mereka orang India namun tetap saja setiap mereka pergi ke mana pun, orang-orang memandangnya sinis. Laxman (Salman Khan) diminta oleh pamannya (Banne) untuk berteman dengan mereka. Karena menurut Gandhi, kita harus berteman dengan musuh kita. Laxman tertarik dengan ajaran Gandhi. Paman Banne memberikan list ajaran Gandhi kepada Laxman. List itu sekaligus menjadi tugas Laxman. Tugas pertama adalah berteman dengan Ling dan Guo. Setelah perjuangan yang cukup unik akhirnya Laxman berhasil berteman dengan mereka. Laxman juga menjadi pembela Ling dan Guo saat rekan-rekan India menyerang mereka karena dikira orang tiongkok.

2. Mengenai keyakinan, Laxman digambarkan sebagai seseorang yang difabel. Dia selalu diejek oleh teman-temannya. Dia punya adik yang selalu mengasihi dan menjaganya. Tapi sayangnya, adiknya harus pergi ke medan perang. Suatu kali, Laxman menonton pertunjukkan sulap. Dia diminta menggerakkan botol dengan keyakinannya. Awalnya tidak bisa, semua orang menertawakannya. Tapi pesulap tersebut meyakinkannya berulang-ulang bahwa jika dia yakin maka dia akan bisa. Pesulap tersebut diperankan oleh Shah Rukh Khan. Sudah lama tidak melihat 2 aktor besar ini main dalam satu scene walaupun di sini Shah Rukh Khan hanya menjadi Cameo. Dengan motivasi dari pesulap itu akhirnya Laxman bisa menggerakkan botol tersebut. Peristiwa itu membuat dia percaya bahwa dia bisa memindahkan botol. Saat dia bertemu dengan pamannya, dia juga ingin menunjukkan  bahwa dia bisa menggerakkan botol. Ini yang menarik dari film ini. Setiap keyakinan Laxman membuahkan hasil selalu dibenturkan dengan kenyataan. Kenyataannya Laxman tidak bisa memindahkan botol. Itu hanya tipuan sulap. Tapi ada yang menarik. Paman Banne meminta Laxman mencoba sekali lagi memindahkan botol. Hasilnya tetap sama. Botol tidak berpindah tapi Paman Banne tergerak memindahkan botol itu. Laxman protes bahwa jika seperti itu maka artinya bukan dia yang memindahkan botol. Paman Banne mengingatkan  bahwa keyakinan seringkali tidak membuahkan mukjizat tetapi dia memaksa orang lain melakukan seperti apa yang kita yakini. Itu juga yang dilakukan oleh Gandhi. Keyakinannya menggerakkan orang lain. Paman Banne mengutip kata-kata Gandhi bahwa jika kita yakin maka kita bisa memindahkan gunung. Suatu kali Laxman ditantang untuk memindahkan gunung. Semua orang menertawakannya, tapi tiba-tiba guncangan besar terjadi. Orang mengira Laxman berhasil memindahkan gunung, tapi beberapa yang lain mengatakan bahwa itu hanya peristiwa alam yaitu gempa bumi. Tapi Laxman yakin bahwa itu adalah hasil dari keyakinannya. Hingga akhirnya Ling-ling mengatakan bahwa itu bukan hasil dari keyakinannya tapi memang gempa bumi. Keyakinan dan fakta dibenturkan di dalam cerita ini. Ada satu hal besar yang dilakukan Laxman di akhir cerita yaitu dia berniat menghentikan perang dengan keyakinannya. Setiap pagi dia mengarahkan tangannya ke gunung. Berharap mampu menghentikan perang. Keyakinannya membuahkan hasil, perang berhenti. Dia begitu yakin bahwa keyakinannya membuahkan hasil. Kini saatnya bertemu dengan adiknya. Namun saat Laxman yakin bahwa adiknya akan selamat dalam perang, ternyata kenyataannya dia mendapat kabar bahwa adiknya meninggal. Di sinilah keyakinan Laxman berbenturan kembali dengan kenyataan yang teramat pahit. Kenyataan seringkali menggoyahkan keyakinan kita, tapi apakah kita tetap yakin? Sama seperti tagline dalam film ini, "Kya tumhe yakeen hai?" (Apakah kamu yakin?)

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar