Pages

Minggu, 24 Juli 2016

GURU KASAR, MURID CENGENG?

GURU KASAR, MURID CENGENG?

Beberapa tahun lalu, di sosial media gencar sekali para netizen membagikan tulisan atau gambar yang mengkritisi sistem pendidikan masa itu, khususnya cara mengajar guru. Seakan-akan mereka paling tahu apa artinya mendidik. Waktu itu saya masih menjadi guru, dan hanya tersenyum-senyum saja membacanya. Tapi di antara kritik itu banyak yang cerdas dan membangun. Misalnya cara guru yang mendoktrinasi ajaran kepada para murid, seakan murid adalah gelas kosong yang perlu diisi.
Sekarang, setidaknya dalam beberapa minggu ini, netizen ramai mengkritisi murid dan orangtua yang katanya cengeng. Baru dicubit langsung lapor. Lalu mulailah pada bernostalgia pada sistem pendidikan pada zamannya, "Dulu saya ditampar guru biasa aja, ga ngadu. Lihatlah, sekarang anak-anak zaman saya menjadi anak yang tangguh."
Sungguhkah? Kok saya malah jadi seperti mendengar para senior yang suka ngospek dengan kekerasan. Lalu saat dilarang ospek menggunakan kekerasan, mereka mengatakan, "Anak zaman sekarang mah cengeng. Baru dimaki-maki udah lapor. Baru disuruh pakai pakaian gila sedikit, udah bilang merendahkan martabat manusia. Waktu zaman kami dulu, kami diinjak dan dipukul. Lihat sekarang, kami jadi tangguh kan?"
Proses pendidikan sudah bergerak maju. Jika dahulu menggunakan sistem "Stick or Carrot" maka sekarang tidak lagi. Stick or carrot membuat naradidik tidak ada bedanya dengan hewan sirkus (seperti disindir dalam film 3 idiots). Stick or carrot maksudnya adalah, jika nurut atau berprestasi akan dapat carrot (hadiah) tapi kalo tidak maka akan mendapatkan stick (hukuman).
Guru adalah manusia yang memang bisa marah bahkan sangat marah. Cara termudah menjadi guru adalah dengan memakai sistem stick or carrot. Kalo ada murid yang bandel dengan mudah langsung hukum. Kalo ada murid yang ga mau mendengar pelajaran, langsung jewer, kalo perlu tarik jambangnya ke atas (seperti yang pernah saya alami semasa sekolah).
Cara tersebut lebih mudah dalam mengendalikan murid, tapi bukan cara efektif membuat murid tertarik belajar. Cara tersebut lebih mudah dalam membuat murid takut, tapi bukan cara efektif membuat murid hormat dengan guru. Sistem pendidikan sekarang mengajak guru untuk mendidik semenarik mungkin agar murid mau belajar bukan karena takut tetapi karena memang tertarik dengan pelajarannya.
Susah? Iya. Waktu saya menjadi guru, memang rasanya lebih mudah jika mendidik dengan sistem stick or carrot. Tapi masa kita mau mundur lagi?
Ini bukan soal murid atau orangtua yang cengeng, tapi soal bagaimana membuat pendidikan menjadi menyenangkan dan efektif.
Jangan buat sekolah menjadi tempat yang menakutkan, baik untuk murid mau pun guru. Mari buat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, karena belajar itu menyenangkan.

Salam,

Nuryanto Gracia

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar