Pages

Rabu, 11 Mei 2016

IBADAH ADALAH UNDANGAN

IBADAH ADALAH UNDANGAN

Hari ini khotbah di salah satu GKI. PLnya (biasa disebut MC) adalah teman lama. Saat berjumpa dia mengatakan, Dari dulu segitu-gitu aja kak. Ga tua, tua."

Hem...iya juga yah? Jangan-jangan saya dari suku Saiya? Haha.

Udah ah itu intermezo. Ada yang lebih menarik dari yang saya tulis di atas.

Saat PLnya melihat umat yang hadir sedikit, dia mengatakan "Hari ini sepertinya yang datang tidak terlalu banyak karena banyak teman-teman kita yang sedang berlibur keluar kota. Bahkan di path, IG dan FB kita bisa lihat foto-foto mereka."

Apa yang menarik? Yang menarik adalah PL tidak menghakimi mereka yang lebih memilih jalan-jalan daripada ke gereja. Biasanya kan banyak tuh orang-orang yang langsung menghakimi orang yang ga ke gereja karena lebih memilih jalan-jalan, "Wah ga bersyukur nih udah dikasih hidup. Bukannya ke gereja malah jalan-jalan. Kalo Tuhan sentil pas lagi jalan-jalan bagaimana?"

Bukan hanya menghakimi tapi juga menakut-nakuti seperti nanti Tuhan sentil, nanti kenapa-kenapa di jalan dan lain sebagainya yang menyeramkan. Mungkin tujuannya baik untuk mengingatkan tapi ibadah seharusnya bukanlah sesuatu yang harus dipaksakan apalagi dicekoki dengan hal-hal yang menakutkan.
 Ibadah adalah sebuah undangan untuk merayakan sesuatu. Yang namanya undangan, boleh datang atau boleh juga tidak. Dan yang namanya perayaan seharusnya juga dibuat semenarik mungkin. Menarik bukan berarti harus glamour atau serba mahal.

Jadi jika banyak umat yang tidak mau datang beribadah maka yang harus dilakukan adalah mengoreksi diri dan bukan menghakimi. Apakah ibadah yang dibuat sudah dikemas dengan menarik? Apakah ibadah yang dibuat selama ini sudah menjawab kebutuhan umat?

Salam,

Nuryanto Gracia, S.Si (teol)

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar