Pages

Minggu, 23 Januari 2011

Einstein tidak Naik Kelas? Anda Salah

Albert Einstein merupakan salah satu penemu besar yang berhasil menemukan teori yang bernama Relativitas. Akan tetapi kita sering membicarakan tentang Albert Einstein yang sudah menjadi mitos dan kenyataannya tidak seperti itu. Ada 2 mitos yang terjadi:
1. Albert Einstein menerima nobel pada tahun 1921 bukan karena teori Relativitasnya, melainkan oleh teori Efek Fotoelektrik. Efek Fotoelektrik diketemukan karena adanya keanehan pada sifat cahaya. Tumbuhan dan sel-sel solar menggunakan Efek Fotoelektrik ketika mengubah cahaya menjadi listrik. Kenyataannya tiap tahun, tumbuhan mengubah 1.000 miliar ton karbondioksida menjadi 700 miliar ton oksigen dan bahan organik. Lalu bagaimana dengan teori Relativitasnya? pada tahun saat Albert Einstein menerima nobel, teori Relativitasnya masih kontroversial. Teori relativitasnya menggunakan rumus E = m.c2, yang di dalam bukunya yang berjudul, "Does the Inertia of a Body Depend on its Energy Content". Persamaan dari rumus di atas, diketahui bahwa E adalah energi, m adalah massa dan c adalah kecepatan cahaya. Apabila kita mengkonversikan sebuah massa seluruhnya menjadi energi, dari persamaan ini menunjukkan betapa banyaknya energi yang kita peroleh.
2. Einstein tidak pernah tinggal kelas dan bukan orang yang bodoh. Jika kita berpikir secara logika saja, bagaimanakah seorang yang bodoh dapat menemukan beberapa teori yang akhirnya berguna di masyarakat, kecuali jika orang itu memang jenius? Einstein dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman. dia bersekolah pada tahun 1886 pada usia 7 tahun. Pada usia 12 tahun, dia belajar kalkulus (merupakan mata pelajaran yang biasanya dipelajari oleh siswa yang berumur 15 tahun). Ia mendapat nilai yang baik untuk mata pelajaran sains. pada tahun 1895, ia mengikuti ujian masuk Federal Polytechnic School di Zurich. Ia berumur 2 tahun lebih muda dari para pendaftar lainnya. Ia dapat nilai menonjol pada mata pelajaran fisika dan matematika, namun gagal pada mata pelajaran lain, terutama pada mata pelajaran bahasa Perancis. Lalu dia mendaftar di sekolah lokal di Aargau, belajar dengan tekun untuk dapat masuk di Federal Polytechnic School tahun depan. Usahanya tidak sia-sia, tepatnya pada Oktober 1896, ia masuk di sekolah tersebut (pada saat usia 17 tahun, ia lebih muda dibandingkan siswa yang lain). Pada tahun itu juga, ia menuliskan esai yang mengarah pada penelitiannya nanti pada bidang relativitas. Lalu bagaimana mitos ini ada? jawabannya sangat sederhana. Pada tahun 1986, sistem penilaian sekolah saat itu diubah. Nilai "6" yang dulu paling rendah, menjadi paling tinggi. Nilai "1" yang dulu paling tinggi menjadi paling rendah. Nilai Einstein saat itu adalah 4,91. Jika kita mengkonversikan nilai 1-6 menjadi 1-10, maka nilai 4,91 menjadi 8,18. Bukankah nilai ini bagus? Jadi mitos ini sering dipakai oleh siswa yang malas, yang berkelit bahwa orang bodoh saja bisa sukses. Tidak ada satupun orang yang malas yang dapat sukses di dunia. Hanya ada orang yang ingin berusaha yang dapat sukses untuk meraih impian.



Sumber: Dr. Karl Kruszelnicki. Mitos-mitos Besar yang Keliru. Jakarta: BIP.

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar