Pages

Minggu, 21 Desember 2014

SELAMAT NATAL JANGAN MERUSAK KASIH SAYANG

SELAMAT NATAL JANGAN MERUSAK KASIH SAYANG

Sebelum membaca lebih lanjut, perhatikan terlebih dahulu mengapa tulisan ini saya buat. Tulisan ini saya buat bukan untuk memaksa umat muslim agar memberikan selamat natal kepada umat kristen. Bagi yang ingin mengucapkan silakan, dan yang tidak ingin juga silakan. Sesungguhnya ucapan selamat natal bukanlah bagian terpenting dari natal itu sendiri. Yang terpenting dari natal adalah lahirnya kasih di dunia. Jangan sampai gara-gara sekadar ucapan, kasih yang seharusnya lahir justru tergerus keegoisan masing-masing.

Tulisan ini dibuat dengan beberapa tujuan:
1. Umat Muslim tidak saling menghujat atau memurtadkan saudaranya karena ucapan selamat natal. Pengharaman ucapan selamat natal bukanlah satu suara di agama islam sendiri. Para ulama pun terbagi menjadi dua mengenai hal ini. Bacaan lebih lanjut silakan baca di sini Ulama Tentang Ucapan Selamat Natal.

2. Umat Kristen tidak menganggap bahwa seluruh umat Muslim mengharamkan mengucapkan natal, karena seperti yang telah dituliskan di poin nomor 1, ulama Islam pun tidak satu suara.
3. Umat Islam tidak menganggap apa yang diajarkan oleh ulama Islam (yang mengharamkan ucapan natal) tentang kekristenan sebagai satu-satunya pandangan tentang kekristenan, karena kristen pun tidak satu suara. Kristen terdiri dari banyak aliran.
4. Umat Islam tidak salah tangkap tentang simbol-simbol kekristenan. Tidak tertukar antara pernak-pernik pesta dengan simbol kekristenan.
5. Menyuguhkan pandangan tentang natal berdasarkan segi bahasanya sendiri, dan menunjukkan bahwa mengucapkan selamat natal tidak sama dengan mengucapkan kalimat syahadat atau menerima Yesus sebagai juruselamat. Karena untuk menerima keselamatan Kristus tidak sesederhana mengucapkan selamat natal.

Mari kita mulai pembahasannya. Ucapan selamat natal tidak ada hubungannya dengan keimanan atau pengakuan bahwa Yesus Kristus Tuhan, apalagi sampai menjadi bukti bahwa seseorang tersebut telah masuk dalam agama kristen. Berikut ini penjelasannya:
1. Proses inisiasi dalam kekristenan tidak dilakukan melalui satu atau dua kalimat melainkan melalui penyerahan diri secara utuh dimulai dengan proses baptisan dan dilanjutkan dengan mengabdikan diri secara penuh untuk mengikuti Kristus di seluruh waktu dan aspek kehidupan.
2. Natal berasal dari bahasa latin yang artinya lahir. Bukankah kita sering mendengar frasa "Dies Natalis"? Frasa itu artinya sama seperti Selamat Natal atau Selamat Ulang Tahun, yang biasa dipakai untuk memperingati hari ulang tahun suatu universitas. Apakah mengucapkan Dies Natalis juga diharamkan?
3. Kata Natal dalam KBBI memiliki arti: 1 kelahiran seseorang; 2 kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus). Apakah ada di sana arti yang menunjukkan natal sebagai pengakuan iman bahwa Yesus adalah Tuhan? KBBI memberikan dua arti pada poin kedua, yaitu Isa Almasih dan Yesus Kristus yang artinya Natal itu berlaku untuk umat Islam dan juga Kristen sebagai peringatan akan lahirnya Nabi Isa Almasih (dalam Islam) dan Yesus Kristus (dalam Kristen).
Mengenai hal ini, ternyata telah ada yang membuat videonya terlebih dahulu sebelum saya membuat tulisan ini, mari kita simak:

Mungkin akan ada yang mengatakan, "Tetapi Nabi Isa tidak lahir tanggal 25 Desember. 25 Desember itu lahirnya dewa matahari." Nah kalau begitu, yang menjadi masalah bukan ucapan selamat natalnya melainkan tanggalnya, kan? Mengenai tanggal kelahiran Yesus memang tidak ada yang dapat memastikan dan mengenai penyembahan terhadap dewa matahari jelas kekristenan tidak melakukan itu. Pembahasan lebih lanjut mengenai 25 Desember dan kelahiran Yesus bisa dibaca di sini
Natal dan 25 Desember 
atau bisa baca di Penetapan 25 Desember (di dalam website tersebut juga dijelaskan tentang pemaknaan ulang Natal sebagai hari lahirnya pencerahan bagi dunia, jadi siapapun dapat ikut memaknai natal menurut pemahamannya masing-masing).
4. Ucapan Selamat Natal bukanlah basa-basi seperti yang diungkapkan oleh para ulama yang tidak melarang untuk mengucapkan natal. Ucapan "Selamat" sesungguhnya adalah doa. Namun memang banyak dari antara kita yang saat ini menjadikan ucapan "Selamat" sebagai basa-basi sehingga ucapan selamat pagi menjadi "pagi" saja. Padahal dalam ucapan "Selamat Pagi" ada sebuah doa agar orang yang diucapkan selamat pagi tersebut dapat selamat, sejahtera, sehat dan semua hal-hal baik terjadi pada pagi itu. Hal ini jugalah yang menjadi alasan mengapa ada beberapa pendeta yang tidak menyetujui apabila dalam doa kita menyapa Tuhan dengan "Selamat pagi, Tuhan." Tuhan adalah yang MahaKuasa, mengapa harus kita doakan supaya Dia selamat? Oke, itu pembahasan tersendiri. Kita fokus kembali kepada selamat natal. Jelaslah bahwa selamat natal adalah sebuah doa agar orang yang merayakan natal (apapun itu pemaknaannya terhadap natal) dapat selamat, sejahtera, sehat dan semua hal-hal yang baik. Dan sekali lagi, tidak ada pengakuan keimanan kepada Yesus di dalam ucapan selamat itu.

Sekarang, mari kita lihat kesalahpamahan mengenai simbol-simbol natal. Topi sinterklaus, sinterklaus, dan pohon natal  tidak ada hubungannya dengan inti keimanan umat kristen. Topi sinterklaus jelas tidak bisa disamakan dengan jilbab. Jilbab bersentuhan langsung dengan iman umat muslim sedangkan topi santa tidak. Tidak pernah disebutkan dalam alkitab satu ayat pun mengenai santa, topi santa dan pohon natal. Santa, topi santa dan pohon natal tidak ada hubungannya dengan Yesus sama sekali. Itu hanyalah penyemarak pesta (yang lahir karena konstruksi budaya) sehingga apabila ada non-kristen mengenakan pernak-pernik tersebut, tidak akan murtad.

Lagu-lagu seperti Jingle Bells, White Christmas dan All I Want For Christmas Is You bukanlah lagu-lagu yang berhubungan dengan iman kristen mengenai natal. Itulah kenapa banyak pendeta yang mulai melarang lagu-lagu tersebut masuk ke dalam ibadah natal. Silakan rekan-rekan cek kembali lirik lagu-lagu tersebut. Tidak ada satu pun kalimat yang menceritakan tentang kelahiran Yesus atau iman kepada Yesus. Lagu ibadah kristen harus merujuk kepada peristiwa Kristus. Jadi, seandainya umat non-kristen ingin menyanyikan lagu-lagu tersebut pun tidak masalah, tidak akan menjadi murtad karena sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yesus.

Apabila setelah membaca penjelasan ini rekan-rekan masih tidak ingin mengucapkan Selamat Natal, silakan saja. Itu hak masing-masing orang. Namun, sama seperti tujuan tulisan ini dibuat, pesan saya adalah jangan gara-gara ucapan selamat natal, rekan-rekan saling menghakimi rekan-rekan seagama dan juga jangan mudah terprovokasi mengenai pengenaan simbol-simbol kekristenan. Telaah kembali apakah benar itu adalah simbol-simbol kristen atau hanya pernak-pernik pesta yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan iman kepada Yesus. Jangan cepat menghakimi atau merasa benar hanya karena baru tahu satu sisi dari kehidupan kekristenan. Kehidupan kekristenan memiliki banyak sisi.

Akhir kata, Natal adalah bukti bahwa Tuhan begitu mengasihi dunia. Jangan merusaknya dengan saling membenci. Mari kita saling mengasihi.

Salam,
Nuryanto Gracia, S.Si (teol)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Good artikel

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar