Pages

Minggu, 09 Desember 2012

SEKILAS BUKU "CINTA, SEKS DAN ORANG TUA"



SEKILAS BUKU "CINTA, SEKS DAN ORANG TUA"

            Buku ini bukanlah khotbah untuk menobatkan remaja yang sudah kecanduan seks ataupun buku yang mengajari orang tua tentang perilaku seks remaja masa kini. Buku ini juga bukan bermaksud untuk membenarkan pendapat remaja tentang seks. Bukan juga bermaksud menyudutkan remaja yang suka melakukan hubungan seksual.
            Buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengajak orang tua mengetahui 10 argumen remaja mengapa hubungan seksual itu tidak salah/dosa, argumen itu diutarakan oleh “sang anak”. “Sang anak” menyampaikan argumennya dapat berupa cerita dan dapat juga berupa penjelasan pendapat. Lalu melalui “sang orang tua” saya mengusulkan orang tua agar tidak menghakimi argumen remaja tersebut melainkan mengajak remaja untuk memikirkan ulang argumen mereka beserta konsekuensi yang akan mereka terima berkaitan dengan apa yang mereka lakukan. Saya memberikan usulan diskusi yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Saya hanya memberikan usulan bukan sebuah sanggahan yang tak tergoyahkan untuk membantah argumen remaja. Saya yakin setelah para remaja membaca buku ini, mereka pasti akan segera mencari sanggahan kembali terhadap pendapat saya di buku ini. Oleh karena itu, saya mengatakan ini hanya usulan. Yang terpenting adalah melalui bab 1 ini, orang tua dapat melihat pemikiran remaja tentang seks dan mengajak orang tua untuk bersedia secara terbuka berdiskusi dengan anak mereka. Melalui bab 1 ini juga saya mengajak remaja untuk mengkritisi pemikiran mereka yang selama ini mungkin mereka kira benar.
            Bagian kedua buku ini menunjukkan delapan perilaku orang tua yang membawa akibat buruk bagi kehidupan anak mereka, salah satunya perilaku seks pranikah. “Sang orang tua” berusaha memberikan petuah bahwa seks pranikah itu tidak baik. namun “sang anak” menunjukkan bahwa tindakan orang tua tidak mencerminkan apa yang mereka larang. Orang tua justru turut memberikan peran besar menjadi penyebab remaja melakukan seks pranikah. Kritikan yang diungkapkan “sang anak” mungkin agak pedas, tetapi kritikan itu bukan untuk menjelek-jelekkan orang tua. Kritikan tersebut untuk membuat orang tua sadar bahwa mereka harus berhati-hati dalam bertindak karena apa yang mereka lakukan sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak mereka.
Dua bagian buku ini dibuat dalam bentuk dialog, tujuannya agar anak dan orang tua dapat berdialog mengenai masalah seks. Seringkali banyak orang tua tidak mau atau tidak berani berbicara tentang seks dengan anak mereka. Bahkan banyak yang menganggap berbicara seks dengan anak mereka adalah hal yang tabu atau tidak baik.
Jika bukan orang tua yang mendidik dengan benar mengenai seks, lalu siapa lagi yang bisa mendidik mereka? Jika mau anak-anak mengerti seks secara tepat, orang tua harus bersedia terbuka dan berdialog dengan anak-anak mereka. Hal itu juga berarti orang tua harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang seks, agar dapat mengajarkan anak dengan tepat.
Remaja juga apabila ada hal yang memang ingin ditanyakan mengenai seks, bertanyalah dengan orang tua kalian. Jadikanlah orang tua sebagai sahabat yang dapat diajak berdiskusi. Jangan jadikan orang tua sebagai mahluk seram yang siap menghukum kapan pun.
Remaja dalam buku ini diwakilkan oleh remaja perempuan. Tentu saja maksudnya bukan untuk menyudutkan atau menuduh perempuan sebagai biang keladi terjadinya seks pranikah. Saya memilih perempuan sebagai pemeran utamanya hanya karena alasan konsistensi pemeran tokoh remaja dalam buku ini. Jadi tujunnya hanyalah agar dari bab 1 sampai terakhir pemeran utamanya konsisten perempuan. Walaupun begitu, bukan berarti cerita dari bab 1 bersambung ke bab 2 dan seterusnya. Bab 1 tidak berhubungan dengan bab lainnya. Buku ini bentuknya dialog, bukan novel.
Terakhir yang perlu saya informasikan adalah mengenai kata “seks” dan “hubungan seksual”. Yang saya maksud dengan “seks” dan “hubungan seksual” adalah hubungan persetubuhan selayaknya suami-istri. Jadi jika dalam buku ini saya menulis kata “seks” atau “hubungan seksual” maka yang saya maksud adalah persetubuhan layaknya suami istri.



SEKILAS DAFTAR ISI



ARGUMEN PEMBENARAN SEKS
Argumen 1
Seks Wujud Anak Gaul

Argumen 2
Seks sebagai Ungkapan Kasih Sayang

Argumen 3
Seks adalah Gaya Hidup

Argumen 4
Seks bukan Masalah Dosa, tetapi Masalah Ketidakbiasaan

Argumen 5
Seks karena Kasih Sayang lebih Mulia daripada Seks karena Formalitas

Argumen 6
Seks Sekadar Cari Kesenangan? Ga Masalah

Argumen 7
Seks tidak Masalah Asal Aman

Argumen 8
Seks sebagai Latihan Dasar sebelum Menikah

Argumen 9
Seks Sama seperti Nafsu lainnya

Argumen 10
Seks telah Dilakukan sebelum Manusia Mengenal Lembaga Pernikahan

AKIBAT PERILAKU ORANG TUA
Akibat 1
Aku Butuh Kasih Sayang


Akibat 2
Ayah – Ibu Jangan Terlalu Protektif

Akibat 3
Melarang Tetapi Sendirinya Melakukan, Aku Muak

Akibat 4
Ayah – Ibu Ajari Aku

Akibat 5
Jika Pernikahan Itu Menyenangkan, Mengapa Kalian Saling Membenci?

Akibat 6
Jika memang Pernikahan Itu Agung Mengapa Kalian Berpisah?

Akibat 7
Apa yang Ayah – Ibu Tahu tentang Perintah Tuhan?

Akibat 8
Jika Aku Berharga, Mengapa tidak Dihargai?

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar