Para pendeta sering mengutip ayat ini, agar jemaat yang sedang memiliki masalah berat, datang ke gereja, berdoa, rajin ibadah dan menuruti semua aturan yang dibuat oleh gereja yang katanya adalah firman Tuhan.
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Ayat ini sebenarnya bukan soal lelah dengan beban hidup, tapi soal lelah dengan aturan agama dan pendeta yang munafik. Jika kita lihat ayat paralel di alkitab, LAI merujuk kepada Yeremia 6:16, yang secara konteks berbicara tentang imam dan nabi tukang tipu.
Coba kita cek ayat sebelumnya dari Yeremian tersebut, Yeremia 6:13-14 berbunyi:
"Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera."
Bukankah banyak pendeta yang ketika umat memiliki beban hidup yang berat, malah dianggap bahwa masalah itu hanyalah masalah ringan jika dibawa ke Tuhan (baca: ke gereja). Cukup ikuti saja semua aturan gereja maka hidup akan "Damai".
Itulah kenapa Yesus menawarkan, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Yesus dengan jelas mengatakan bahwa kuk (aturan) yang Yesus berikan itu enak dan ringan. Gerejalah yang seringkali membuat segala sesuatunya jadi ribet dan berat.
Karena itu, pikullah kuk Yesus, bukan gereja.
*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
STF Driyarkara
Pendeta di salah satu gereja kecil, di Jakarta

0 komentar:
Posting Komentar