Pages

Selasa, 04 Maret 2014

TANPA NAFAS ALLAH, KITA SAMA SEPERTI TEMBIKAR



TANPA NAFAS ALLAH, KITA SAMA SEPERTI TEMBIKAR
KEJADIAN 2:4-7

Apa saja yang biasa dibuat dari debu tanah?
Tembikar, batu bata, keramik

Apa saja yang tumbuh dari tanah?
Tumbuh-tumbuhan

Apa saja yang kembali menjadi debu tanah?
Semuanya, melalui proses penguraian baik melalui mahluk pengurai maupun angin, hujan dan cahaya matahari.

Batu? Jangankan batu, gunung saja bisa menjadi debu tanah.
Gunung bisa menjadi gurun pasir, karena perubahan iklim yang drastis (angin, hujan, panas, dingin, cahaya matahari terik, dsb). Misal Gurun sahara, Gurun Sahara, konon katanya, dahulunya merupakan daerah yang subur. Banyak tumbuhan dan hewan hidup di sahara, sumber air mengalir dari celah-celah gunung dan meluap ke sungai-sungai untuk mengairi berhektar-hektar lahan.
Cerita tersebut didukung oleh temuan para arkeologi, berupa fosil tumbuhan dan hewan serta perkakas buatan manusia, seperti tombak ikan.
Selain itu arkeologi dari national geographic yang bernama chris stojanowski meneliti kuburan seorang wanita dengan anaknya yang berada di sahara, lengan anak tersebut masih menggandeng tangan dari wanita tersebut.
Paul sereno dari universitas chicago dan rekan-rekannya mereka menemukan 200 makam manusia selama penggalian di lokasi tersebut. Pada 2005 hingga 2006, didapatkan juga tulang- belulang hewan, ikan besar, dan buaya.

Jika kita membaca Kejadian 2:4-7 dan 8-25 maka kita akan menemukan perbedaan yang cukup mencolok dengan pasal sebelumnya pasal 1:1-2:3, yaitu mengenai penciptaan manusia dan mahluk hidup lainnya. Ada beberapa perbedaan di sana tapi sekarang kita hanya akan melihat perbedaan mengenai penciptaan manusia saja. Pada pasal 1:27 dituliskan di sana bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah sedangkan pada pasal 2:7 dikatakan bahwa manusia dibentuk oleh Allah dari debu tanah. Mengapa demikian? Mengapa pasal satu seakan ingin mengatakan bahwa manusia begitu berharganya tapi di pasal dua berubah, seakan Allah ingin bilang “eh ga jadi deh, ternyata kamu tidak seberharga itu.” Apakah itu maksudnya?

Jelas tidak seperti itu, penulisan kitab kejadian pasal 1 dan 2 berbeda waktu dan maksudnya serta sasaran yang dituju. Kejadian 1 menceritakan tentang bagaimana Allah menata kekacauan dengan keteraturannya menciptakan segala sesuatu sedangkan pasal 2 berpusat pada kisah manusia. Selain itu, kejadian 1 ditujukan untuk umat Israel yang sedang berada di pembuangan Babel. Pasal ini ingin menguatkan kehidupan mereka yang berantakan dan kacau balau, bahwa Allah akan menata kehidupan mereka dan hidup mereka berharga karena mereka diciptakan serupa dengan gambar Allah. Pasal 2 dialamatkan untuk umat Israel yang mulai sombong karena kejayaannya pada masa Daud-Salomo. 

Pasal tersebut ingin mengingatkan umat Israel yang sombong bahwa sesungguhnya mereka berasal dari debu tanah, tanpa nafas hidup dari Allah mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Pasal 2:7 tersebut juga ingin mengatakan kita sama seperti semua benda yang dibentuk dari tanah, dan juga sama dengan semua mahluk yang berasal dari tanah dan kembali menjadi tanah, jika...Tuhan tidak menghembuskan nafas hidupNya pada kita. 

Setiap kali kita mengingat debu tanah, ingatlah, jangan sombong! Tanpa Allah, kita sama seperti tembikar, tumbuh-tumbuhan dan binatang bahkan juga sama dengan batu. Melalui rabu abu ini, mari kita belajar mengingat siapa diri kita dengan penuh kerendahan hati sekaligus mengingat kebesaran kasih Tuhan yang telah menjadikan kita seperti sekarang.

Karya: Nuryanto Gracia

1 komentar:

Wes mengatakan...

Mantab!

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar