Pages

Rabu, 15 April 2015

SORAK-SORAI KONVERSI/PERPINDAHAN AGAMA

SORAK-SORAI KONVERSI/PERPINDAHAN AGAMA

Saat saya masih kuliah, ada seseorang yang pernah datang ke kelas saya dan menceritakan sesuatu yang sangat tidak menarik bagi saya. Dia bercerita bahwa dia dahulu adalah seorang Islam bahkan dia benci dengan orang Kristen dan berusaha mengislamkan orang Kristen. Tapi sekarang (pada saat dia bercerita), dia telah menjadi Kristen. Dia menyadari agamanya yang dahulu memiliki banyak kesalahan. Dia menulis kesalahan-kesalahan agamanya yang dahulu di dalam sebuah buku. Di dalam buku itu, dia tuliskan juga bahwa dalam kitab agamanya yang dahulu sebenarnya membenarkan ajaran Kristen. Di dalam buku tersebut, dia mengutip ayat-ayat Al-Quran. Dia mengatakan, dia keliling gereja dan juga pesantren untuk menunjukkan kebenaran bahwa agamanya yang dahulu salah, Kristenlah yang benar.

Mungkin banyak orang Kristen yang akan senang dan bersorak-sorai, tapi saya tidak. Saya juga menyadari teman-teman sekelas saya pun tidak terlalu senang apalagi heboh karena ada umat Islam yang masuk Kristen lalu menjelek-jelekkan agama sebelumnya. Bagi saya, silakan saja jika memang seseorang ingin berpindah agama, tapi setelah berpindah agama bukan berarti harus menjelek-jelekkan agama sebelumnya. Ceritakanlah kebaikan dari agama yang dipeluk sekarang, bukan menceritakan keburukan agama yang telah ditinggalkan. Bukankah kita seharusnya menceritakan kebaikan, bukan keburukan? Jika mau dicari-cari keburukannya, tiap agama pasti ada saja keburukannya. Selain itu, yang lama pasti akan nampak lebih buruk, sedangkan yang baru akan tampak lebih baik.

Jika ada umat Kristen yang berpindah agama, saya juga tidak akan marah-marah apalagi mencaci-maki mereka yang berpindah agama, karena itu adalah pilihan hidupnya. Tapi sebelumnya coba diklarifikasi juga apakah cerita itu benar? Apakah tokoh itu ada, atau jangan-jangan hanya tokoh fiktif?
Seperti berita ini misalnya,
http://www.pkspiyungan.org/…/saya-masuk-islam-pengakuan-men… (Berita tentang Theresia Cindy yang masuk Islam)
http://www.pkspiyungan.org/…/usai-theresia-cindy-tan-masuk-… (Berita tentang gereja yang mengamuk karena cindy masuk Islam)
http://m.kompasiana.com/…/fairy-tale-theresia-cindy-tan.html
(Telaah lebih lanjut tentang berita di atas)
https://joycelynaralar.wordpress.com/…/lions-club-at-manil…/
(Foto asli theresia ternyata diambil dari foto orang Filipina)

Lalu keluar klarifikasi bahwa fotonya sengaja tidak memakai foto asli untuk melindungi Cindy dari amukan. Yah kalo gitu tinggal cek nama Theresia Cindy di UKI saja karena katanya dia dosen di sana. Mungkin nanti setelah namanya tidak terdaftar di UKI, akan ada klarifikasi lagi bahwa namanya pun sengaja disamarkan agar aman.

Saya tidak terlalu peduli dengan klarifikasi berikut-berikutnya, karena bukan itu masalahnya. Saya hanya ingin mengingatkan, klarifikasi setiap berita yang kita dapat. Jangan sampai karena ada berita umat agama lain masuk agama kita, kita langsung begitu senangnya. Apalagi ditambah bumbu dia dari pesantren atau mahasiswa teologi, dia dulu ustadz atau pendeta, dia dulu rajin di mesjid atau gereja. Klarifikasi terlebih dahulu, jangan langsung terima ceritanya mentah-mentah.

Seandainya pun ceritanya benar, sekali lagi saya tidak terlalu tertarik dengan mereka yang berpindah ke agama yang baru dengan menjelek-jelekkan agama sebelumnya. Bagi saya itu sama saja seperti orang yang baru menemukan rumah makan yang lebih enak, lalu menjelek-jelekkan rumah makan sebelumnya. Aneh, kan? Kenapa tidak menceritakan keenakan makanan atau kelebihan pelayanan di tempat makan yang baru. Jika memang tempat yang baru sesuai dengan seleranya, maka dia akan pergi juga ke tempat tersebut.

Salam,
Nuryanto Gracia

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar