Pages

Kamis, 26 Mei 2011

PINTAR SAJA TIDAK CUKUP

Seorang pelajar miskin mencoba membantu ibunya untuk jualan kue. Dia tahu bahwa di tempat A kue bacang harganya Rp. 10.000 untuk satu bacang, di tempat B Rp. 10.000 untuk 2 bacang dan di tempat C Rp. 10.000 untuk 3 bacang.

Dengan perhitungan matematika dan prinsip ekonomi yang pintar ia berencana untuk menjual bacang di tempat A agar mendapatkan keuntungan yang besar. Ia membawa sebanyak-banyaknya bacang ke tempat A.

Perjalanan ke kota A harus melewati sungai, jurang, naik dan turun gunung sehingga membutuhkan waktu sampai 4 hari untuk sampai di kota A. Sesampainya di kota A, bacang yang banyak itu telah basi.

Sayang sekali yah, mau untung malah buntung. Seandainya dia punya hikmat untuk mempertimbangkan sesuatu lebih jauh daripada sekadar perhitungan matematis dan ekonomis mungkin dia tidak akan serugi itu.

Untuk dapat bertahan hidup di dunia, pintar secara akademis saja tidaklah cukup. Kita membutuhkan hikmat. 

Darimana datangnya hikmat? Dari pengalaman hidup.

Dari suka dan juga dari duka.
Dari keberhasilan dan juga dari kegagalan.
Dari pujian dan juga dari cacian.
Dari hal-hal besar dan juga dari hal-hal kecil.
Dari kepintaran dan juga dari kebodohan.
Dari kenaikan dan juga dari kejatuhan.
Intinya dari setiap hal dalam kehidupan.


Hal apa yang sekarang sedang terjadi dengan mu? Maknai setiap hal itu untuk membuatmu lebih berhikmat.

Karya: Nuryanto, S.Si (Teol)

0 komentar:

Posting Komentar

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar