Pages

Minggu, 09 November 2025

JANGAN BERSAHABAT DENGAN DUNIA

JANGAN BERSAHABAT DENGAN DUNIA

Para pendeta sering menghimbau umatnya untuk jangan bersahabat dengan dunia, mengutip dari Yakobus 4:4.

Namun di sisi lain, pendeta juga mengajak umat untuk selalu datang ke gereja agar dapat berkat rohani dan jasmani. Bahkan beberapa pendeta terkesan 'mengancam' dengan mengatakan jika tidak ke gereja maka akan kesulitan ekonomi, sulit mendapat kerja atau kapan pun Tuhan bisa ambil pekerjaannya dan hartanya. Jika tidak memberikan persembahan/persepuluhan maka Tuhan akan membuat ekonomi kita sulit karena mencuri haknya Tuhan. 

Bukankah berkat jasmani, kesulitan ekonomi, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan harta adalah bagian dari kehidupan duniawi? 

Jika memang ingin mengajak umat untuk tidak bersahabat dengan dunia, maka jangan bicarakan uang di mimbar karena uang adalah sistem duniawi. Jika memang ingin umat memfokuskan hidupnya pada hal-hal spiritual maka jangan janjikan mereka berkat-berkat jasmani, karena berkat jasmani juga adalah bagian dari sistem duniawi. Jangan mendua hanya karena gereja membutuhkan persembahan. 

Jika masih butuh hal-hal duniawi, jangan membenci dunia.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian 
Di STF Driyarkara 
Dan Pendeta di salah satu gereja kecil
Di Jakarta

LELAH DENGAN ATURAN GEREJA

LELAH DENGAN ATURAN GEREJA

Para pendeta sering mengutip ayat ini, agar jemaat yang sedang memiliki masalah berat, datang ke gereja, berdoa, rajin ibadah dan menuruti semua aturan yang dibuat oleh gereja yang katanya adalah firman Tuhan. 

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." 

Ayat ini sebenarnya bukan soal lelah dengan beban hidup, tapi soal lelah dengan aturan agama dan pendeta yang munafik. Jika kita lihat ayat paralel di alkitab, LAI merujuk kepada Yeremia 6:16, yang secara konteks berbicara tentang imam dan nabi tukang tipu.

Coba kita cek ayat sebelumnya dari Yeremian tersebut, Yeremia 6:13-14 berbunyi:

"Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera."

Bukankah banyak pendeta yang ketika umat memiliki beban hidup yang berat, malah dianggap bahwa masalah itu hanyalah masalah ringan jika dibawa ke Tuhan (baca: ke gereja). Cukup ikuti saja semua aturan gereja maka hidup akan "Damai". 

Itulah kenapa Yesus menawarkan, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Yesus dengan jelas mengatakan bahwa kuk (aturan) yang Yesus berikan itu enak dan ringan. Gerejalah yang seringkali membuat segala sesuatunya jadi ribet dan berat. 

Karena itu, pikullah kuk Yesus, bukan gereja.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
STF Driyarkara
Pendeta di salah satu gereja kecil, di Jakarta
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar