Ada dua tokoh menarik, satu dari Islam, dan satu lagi dari Kristen, yang berpendapat bahwa Iblis pun akan masuk surga. Tokoh itu adalah Ibn. Arabi dan Origenes. Dua tokoh ini tentu saja dianggap sesat dalam agamanya masing-masing.
Ibn Arabi dengan konsep wahdatul wujud (kesatuan wujud) menyinggung kemungkinan rahmat Allah yang begitu luas sehingga bisa mencakup semua makhluk, bahkan iblis.
Origenes dengan konsep apokatastasis berkeyakinan bahwa pada akhirnya, semua makhluk akan dipulihkan ke dalam hubungan yang benar dengan Tuhan. Ini termasuk manusia, malaikat, bahkan iblis.
Sebenarnya, 2 tokoh tersebut tidak secara eksplisit menyebut bahwa iblis akan masuk surga. Tafsiran di kemudian hari lah yang membuatnya tampak seperti itu.
Walau memiliki konsep serupa tentang keselamatan bagi segala makhluk, namun 2 tokoh ini memiliki perbedaan dalam memandang keselamatan bagi agama lain.
Dalam Fushush al-Hikam, Ibn Arabi menyatakan:
"Hatiku dapat menerima segala bentuk: menjadi padang rumput bagi rusa, biara bagi rahib, kuil bagi berhala, Ka'bah bagi peziarah... Aku memeluk agama cinta, ke mana pun untanya pergi."
Pernyataan ini sering dipahami sebagai sikap keterbukaan Ibn Arabi terhadap keberagaman agama, bahwa semua jalan, jika benar-benar tulus, bisa mengarah pada Tuhan.
Origenes memiliki pandangan berbeda, dia sangat percaya bahwa keselamatan hanya dapat dicapai melalui Kristus. Namun, ia mengajarkan bahwa rahmat Kristus tidak dibatasi hanya kepada mereka yang secara formal menjadi Kristen dalam kehidupan ini. Dia menyatakan bahwa bahkan mereka yang belum mengenal Kristus di dunia ini mungkin memiliki kesempatan untuk mengenal-Nya setelah kematian.
Origenes percaya bahwa hukuman di akhirat bersifat korektif, bukan kekal, sehingga memberikan peluang bagi semua makhluk untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Dalam konteks agama lain, ini berarti bahwa semua orang, terlepas dari keyakinan mereka, dapat akhirnya diselamatkan melalui kasih Tuhan.
Origenes mengakui bahwa ada unsur kebenaran dalam agama-agama lain, tetapi ia percaya bahwa kebenaran tersebut tidak sempurna atau lengkap. Baginya, agama-agama lain mungkin mengandung pencarian Tuhan yang tulus, tetapi hanya dalam Kristus kebenaran penuh dapat ditemukan.
Walaupun berbeda dalam memandang keselamatan dalam agama lain, namun setidaknya mereka tidak membenci agama lain. Mereka percaya bahwa agama lain pun memiliki kesempatan untuk diselamatkan Tuhan. Jangankan agama lain, iblis pun memiliki kesempatan diselamatkan.
Pandangan ini setidaknya, tidak membawa umat kepada kompetisi negatif yang pada akhirnya membuat umat berbeda saling mencurigai, menuduh dan pada akhirnya saling membunuh.
*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Kelahiran