YESUS BUKAN JAWABAN
Sepertinya para pendeta sudah mulai harus dengan rendah hati mengatakan Yesus bukan jawaban atas segala masalah hidup. Jika pendeta masih bersikeras mengatakan Yesus adalah jawaban atas masalah hidup maka di setiap kondisi kritis umat kita akan pertama-pertama berdoa, membaca alkitab, pergi ke gereja dan konseling ke pendeta. Mereka tidak pergi ke tempat/ahli yang seharusnya. Masalah yang seharusnya dapat diselesaikan, malah tidak selesai dan dianggap seakan selesai.
Pendeta harus dengan rendah hati sadar bahwa teologi, agama dan dirinya sendiri tidaklah bisa menjawab semua masalah hidup yang sangat kompleks. Pendeta harus membuka cakrawala berpikir umat bahwa Tuhan menyediakan banyak sekali ilmu dan ahli lain yang bisa membantu mereka. Tapi kadang pendeta sulit menyampaikan ini karena takut peran mereka yang dianggap bisa segalanya, menghilang. Malah jangan-jangan slogan "Yesus adalah jawaban" sesungguhnya bermakna "Pendeta/gereja adalah jawaban". Apapun masalahmu datanglah ke pendeta/gereja.
Mari kita coba lihat dari beberapa masalah di gambar ini.
- Kanker: Jika umat punya kanker, arahkan mereka ke rumah sakit, bukan ke gereja. Pergi ke gereja tidak akan membuat kanker mereka sembuh. Mengharapkan mukjizat? Kisah mukjizat di dalam alkitab bahkan jarang (jika tidak mau disebut hampir tidak pernah) terjadi di rumah ibadah. Jadi, mukjizat juga bisa terjadi di rumah sakit.
- Bullying (perundungan): Laporkan ke pihak berwajib, guru, orang tua atau media massa. Bukannya hanya berdoa, baca kitab suci, terus lapor ke gereja. Apa yang kalian harapkan dari melaporkan perundungan kepada pendeta? Semua perundungmu akan dihajar oleh pendeta seperti di Drakor Fiery Priest? Bagus kalo gitu. Kalo pendetanya malah bilang, "Kita harus belajar mengasihi musuh kita seperti yang Yesus ajarkan. Doakan saja agar Tuhan melembutkan hati mereka." Bagaimana?
- Depresi dan kecemasan: pergilah ke psikolog /psikiater. Masalah kesehatan mental harus ditangani oleh ahlinya. Jika kita hanya berdoa, membaca alkitab, rajin ke gereja dan mendengarkan khotbah pendeta, itu tidak banyak membantu. Malah jangan-jangan pendetanya bilang, "Kamu harus bertobat, ada dosa yang masih kamu lakukan". Masalah kesehatan mental seringkali dihubungkan dengan dosa oleh beberapa pendeta dari aliran tertentu.
- Pekerjaan dan uang: di beberapa gereja memang ada yang menyediakan loker tapi jawaban dari masalah ini tentu saja bukan Yesus atau gereja kan, tapi "bekerja mencari uang". Pendeta/gereja mungkin bisa memberi kita info lowongan kerja, tapi mereka tidak bisa membantu masalah keuangan kita. Kita pinjemin duit juga mungkin mereka takut.
- Kekhawatiran dan patah hati: mungkin Yesus bisa menjadi jawaban di sini, tapi entah sampai batas mana. Karena kenyataannya, kita masih harus mencari jawaban lain. Misal, khawatir dipecat dari tempat kerja, kita harus bekerja lebih baik. Baru putus sama pacar, kita berusaha merelakan dan setelah beberapa waktu, mencari pasangan baru.
- Perceraian, kematian, dan kesepian: Yesus juga bisa menjadi jawaban di bagian ini, mungkin. Mereka yang menikah secara kristen, tentu saja harus ke gereja untuk konsultasi perceraiannya kepada pendeta. Tapi perlu kalian ketahui, kalo mau cerai sebenarnya bisa langsung ke catatan sipil, tidak harus ke gereja dulu. Bahkan gereja sulit sekali mengabulkan perceraianmu, karena konon Kristen tidak mengizinkan perceraian. Saat ada kematian, gereja bisa membantu dalam ibadah. Atau saat takut akan kematian, Yesus bisa menjadi jawaban untuk menghibur dan menguatkan. Saat kesepian, Yesus juga bisa menjadi jawaban yang menenangkan, "Kamu tidak sendiri, Yesus selalu bersamamu." Entah apakah ini sesungguhnya adalah jawaban atau hanya eskapisme.
Demikian usulan saya. Walau kesannya seperti tidak percaya kuasa Tuhan, namun pandangan saya tersebut justru membuat kita melihat kuasa Tuhan jauh lebih luas dari sekadar doa, baca alkitab, pendeta dan gereja. Tuhan yang kita percaya Maha Kuasa, bisa bekerja dalam berbagai cara, ahli, dan tempat. Tuhan tidak terpenjara dalam sekat-sekat gereja.
Namun, saya memulai tulisan ini dengan kata "sepertinya", itu artinya bisa jadi pendapat saya benar, bisa jadi pendapat kalian yang benar. Mungkin pendeta sebagai sosok yang bisa segalanya memang masih dibutuhkan dan Yesus sebagai jawaban atas apapun masalahnya masih diperlukan.
*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara
Dan pendeta di salah satu gereja kecil di jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar