Pages

Sabtu, 20 Juli 2024

PENDETA BERPURA-PURA "MANTAN" PENDOSA?

PENDETA BERPURA-PURA "MANTAN" PENDOSA?

Beberapa (jika tidak mau disebut banyak) pendeta dalam kesaksiannya sering mengatakan bahwa dulu mereka adalah pendosa. Hampir semua dosa besar pernah mereka lakukan seperti narkoba, berzinah, dll. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengukuhkan bahwa mereka mengalami pertobatan dan pengampunan besar. Beberapa pendeta yang tidak pernah melakukan dosa "besar" jadi seakan pendeta "biasa-biasa saja."

Padahal saat pendeta mengatakan bahwa mereka pernah melakukan semua dosa "besar" di masa lalu, seharusnya alarm diri kita menyala. Mulailah bertanya secara kritis:
1. Dia sungguh sudah berubah? Atau hanya "bertobat" versi dirinya? Kadang, walau tidak selalu, kebiasaan apalagi sampai sudah jadi karakter itu susah diubah. 
2. Semua dosa "besar" ini apa saja? Apakah pelecehan seksual juga? Jika iya, maka harusnya "big no". 
3. Apakah dia penipu dan koruptor di tempat sebelumnya? Pendeta akan memegang utama keuangan di gereja-gereja tertentu, jadi dosa masa lalunya ini bisa jadi first warning. 

Manusia memang bisa berubah. Gereja memang tempat kumpulnya orang berdosa. Tapi apa jadinya jika pendeta berpura-pura menjadi "mantan" pendosa dan menglorifikasi dirinya sudah bertobat dan menjadi manusia baru?

Saat pendeta kesaksian bahwa dulu dia pernah melakukan hampir semua dosa "besar" dan sekarang sudah bertobat, ada baiknya kita bukan cepat-cepat mengatakan "Haleluya, Amin" tapi cek profilnya. Ada baiknya berjaga-jaga daripada polos seperti domba yang siap diterkam oleh serigala yang berbulu domba.

Matius 7:15 (TB)  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Matius 10:16 (TB)  "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat
Di STF Driyarkara 

Selasa, 09 Juli 2024

BUNGKAM DENGAN PRESTASI?

BUNGKAM DENGAN PRESTASI?

Ada yang mengatakan bungkamlah cacian orang yang tidak menyukai kita dengan prestasimu. Benarkah mereka akan bungkam? Tidak. Arthur Schopenhauer, seorang filsuf, mengatakan bahwa manusia didorong oleh keinginan yang tak pernah puas, yang menyebabkan penderitaan terus-menerus. Manusia yang tidak menyukaimu, tidak akan pernah puas dengan prestasimu. Dia akan tetap mencacimu, kamu berprestasi maupun tidak. Berprestasilah untuk dirimu sendiri, bukan untuk mereka.

Banyak yang mengatakan bahwa semakin banyak orang yang tidak menyukai kita, maka artinya diri kita "salah." Kenyataannya, jumlah orang yang tidak menyukai kita tidak bisa menentukan kita benar atau salah. Kalian tahu bahwa jumlah orang yang membenci Yesus jauh lebih banyak dari yang menyukainya? Dan pada kenyataannya, kita memiliki lebih banyak orang yang tidak menyukai kita daripada yang menyukai kita. Itulah kenapa Ichiro Kishimi mengatakan "kita harus berani tidak disukai."

Toxic positivity membuat kita merasa bahwa disukai banyak orang adalah kebenaran, tidak disukai banyak orang adalah kejahatan. Ingatlah bahwa kita hidup bersama orang lain, namun bukan untuk orang lain. Kita hidup membutuhkan orang lain, tapi tidak bergantung pada pendapat orang lain.

Jadi, tidak perlu berlelah-lelah berprestasi hanya untuk membungkam mulut orang yang membenci kita, karena mereka tetap akan membenci kita. Berprestasilah karena kamu memerlukannya untuk dirimu sendiri.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat
Di STF Driyarkara 

Sabtu, 06 Juli 2024

2 KORINTUS 12:2-10

2 KORINTUS 12:2-10
ANTARA CUKUP DAN KUASA IBLIS

Sering kita mendengar bahwa jawaban doa adalah:
1. Ya
2. Tidak
3. Tunggu

Tapi dari perikop ini, kita mendapatkan jawaban lain, yaitu:
4. Cukup

Jawaban ini bisa menjadi alternatif jawaban lain bagi kita yang merasa bahwa Tuhan sedang menjawab doa kita dengan "tidak" atau "tunggu". 

"Cukup" artinya apa yang kita doakan, tidak ditolak atau disuruh menunggu, tetapi apa yang sedang kita alami sekarang harus kita terima sebagai sesuatu yang "cukup" untuk kita tanggung. "Cukup" juga bisa berarti bahwa kasih Tuhan sudah bekerja cukup besar di dalam diri kita. Jadi, kita harus bersyukur dan menerimanya. 

Selain mengenai jawaban doa, 2 KORINTUS 12 tersebut bisa juga membawa kita melihat bahwa di dalam Alkitab, iblis juga diberikan kuasa oleh Tuhan untuk menguasai manusia. Bahkan bisa dikatakan, Tuhan bekerjasama dengan iblis untuk menguji dan membentuk iman manusia. 

Kita bisa menemukan jejak-jejak tentang hal tersebut di alkitab:
1. Ayub 1:12 (TB) Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu". Ayub 2:6 (TB) "Maka firman TUHAN kepada Iblis: 'Nah, ia ada dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.'"
2. Lukas 22:31-32 (TB) "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
3. 1 Korintus 5:5 (TB) "orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan."
4. 2 Korintus 12:7 (TB) "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis yang terus menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri."
5.  1 Raja-Raja 22:21-22 (TB) "Kemudian tampillah seorang roh dan berdiri di hadapan TUHAN serta berkata: Aku ini akan membujuk dia. Maka TUHAN berkata kepadanya: Dengan apa? Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Engkau akan berhasil membujuk dia. Pergilah dan perbuatlah demikian!"
6. Yohanes 13:27 (TB) "Dan sesudah menerima suapan itu, Iblis masuk ke dalam Yudas. Maka Yesus berkata kepadanya: Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
7. Wahyu 13:5-7 (TB) "Dan kepada binatang itu diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa."

Dari jejak-jejak tersebut kita bisa melihat kemungkinan adanya jawaban kelima atas doa kita. Saat kita berdoa maka kemungkinan jawabannya adalah:
1. Ya
2. Tidak
3. Tunggu
4. Cukup
5. Bertobatlah/Bertahanlah

Kenapa bertobatlah? Iblis menguasa kita kemungkinan pertama karena kita berdosa. Dari ayat-ayat di atas kita melihat adanya penyerahan ke iblis karena manusia berdosa. 

Kenapa bertahanlah? Kemungkinan kedua iblis menguasa kita adalah karena Tuhan ingin melihat sekuat apa iman kita. Padahal Tuhan Mahatahu yah? Biar para apologet yang menjawab pertanyaan ini. Bahkan dalam kasus Ayub, Allah seperti sosialita yang ingin 'pamer' kepad iblis bahwa dia memiliki pengikut yang sangat setia. 

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat
STF Driyarkara 
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar