KE GEREJA KOK CUMA BUAT CARI MAKAN
Beberapa tahun lalu saya ingat ada yang bertanya, "Pak, apa kita ga usah sediakan makanan setelah ibadah aja kali yah? Ada beberapa ibu yang datang ibadah cuma buat makan. Habis itu makanannya dia masukkan ke plastik terus dibawa pulang. Jadi ibadahnya ga murni karena Tuhan."
Saya belum lama ini melihat video dari Masjid Sejuta Pemuda yang memberikan fasilitas untuk tamu Allah yang tertidur di Masjid. Saya tahu bahwa di dalam islam sendiri ada yang tidak mengizinkan tidur di masjid dengan beragam alasan. Lalu muncul banyak gerakan pemuda islam yang menunjukkan bahwa masjid harus menjamu para tamu Allah. Satu kalimat yang menyentuh saya adalah "Karena masjid tempat kembali yang aman dan nyaman".
Harusnya manusia butuh rumah untuk kembali. Rumah itu bisa rumah kita bersama keluarga dan rumah Allah. Ketika kita berada di rumah Allah, maka kita adalah tamu Allah. Gereja juga adalah rumah Allah (ada juga yang mengatakan gereja adalah rumah kita, tapi kali ini kita fokus ke konsep gereja adalah Rumah Allah) di mana kita adalah tamu di dalamnya. Umat yang beribadah ke gereja adalah para tamu Allah. Sudah selayaknya kita menjamu mereka. Tidak hanya jamuan rohani, tapi juga jasmani.
Tidak semua umat yang ke gereja adalah orang kaya, yang bisa dituntut untuk memberikan persembahan yang besar. Ada juga yang miskin, yang untuk makan keluarganya hari ini saja mereka bingung mau makan apa. Saat dia ke gereja dan melihat gereja menyediakan makanan, mungkin di sanalah dia merasa bahwa Allah memberkati mereka. Bahkan jika gereja memiliki program diakonia, umat seperti ini bisa ditolong lebih lanjut.
Biarlah setiap orang datang ke gereja dengan alasan apapun. Murni atau pun tidak, jahat mau pun baik. Karena gereja adalah tempat terbuka di mana setiap orang bebas disapa Allah dengan cara yang berbeda.
Tidakkah kalian ingat bahwa perjumpaan Yesus dengan murid juga banyak yang dilakukan dalam bentuk makan-makan? Makan jasmani, bukan rohani. Bahkan setelah Dia bangkit dan menemui murid-muridNya, yang disediakin pertama kali adalah ikan bakar.
Kisah ini bisa kita temui dalam Yohanes 21:1-14. Para murid mencari ikan semalaman tapi tidak mendapat apapun. Sapaan Yesus pertama kali saat mereka tiba di pantai adalah, "Adakah kamu mempunyai lauk pauk?" Setelah itu terjadi beberapa hal yang mengingatkan mereka pada Yesus, kalian bisa baca sendiri. Yang menarik adalah Yesus menyediakan roti dan ikan bakar untuk mereka laku berkata, "Marilah dan sarapanlah."
Saya rindu gereja bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk makan bersama, baik makanan rohani mau pun jasmani.
Saya tahu ada beberapa gereja yang menyiapkan makan siang setelah kebaktian. Ada juga menyediakan kudapan atau tea time. Biarlah tradisi baik ini terus berlanjut. Mari jamu para tamu Allah.
*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian di STF Driyarkara