Pages

Jumat, 22 Desember 2017

SURGA ADALAH HUKUMAN

SURGA ADALAH HUKUMAN

Dalam film dan komik, hidup abadi ternyata bukanlah sebuah anugrah, tetapi hukuman. Ratusan tahun kita hidup tanpa mati. Satu persatu orang yang kita sayang menua dan pergi meninggalkan kita. Walau kita akan menemukan orang yang baru setiap abadnya, namun pasti akan ada orang yang benar-benar kita sayang dan tidak tergantikan. Hidup ratusan tahun tanpa orang yang kita cintai, ternyata akan menjadi hukuman paling menyakitkan.

Begitu juga saat kita masuk surga, namun tidak ada keluarga kita di sana. Kita lalui kehidupan penuh kebahagian di surga dalam waktu yang sangattttttt panjang tanpa orang-orang yang kita kasihi ada di sana. Menurut saya, itu bukanlah sebuah anugrah melainkan hukuman.

Kenapa keluarga kita bisa tidak ada di surga?
1. Karena mereka berbeda agama dengan kita. Setiap agama mengajarkan bahwa hanya agamanya yang bisa membawa ke surga, yang lain tidak. Akhirnya anggota keluarga yang satu berusaha mengajak anggota keluarganya yang lain untuk menjadi satu agama dengannya. Akhirnya terjadi tarik-tarikan. Jika ada anggota keluarga yang akhirnya tak seagama dengan kita biasanya kita akan disalahkan oleh teman atau saudara yang seagama dengan kita, "Kok kamu tega sih adik kamu masuk agama itu? Nanti dia ga masuk surga loh."
2. Dia seagama tapi tidak sealiran. Di kristen misalnya jika kita tidak dibaptis selam maka kita tidak masuk surga. Jika tidak berada dalam ajaran aliran tertentu maka kita tidak masuk surga. Aliran lain sesat dan hanya aliran kita yang benar.

Yah, mungkin kita akan kesepian di surga.

Rabu, 06 Desember 2017

Dalih, "Untuk mereka yang membutuhkan".

Dalih, "Untuk mereka yang membutuhkan".

Masih ingat kasus karangan bunga yang dikirimkan untuk Ahok? Yang jumlahnya luar biasa itu loh... Banyak yang mengkritik kiriman bunga tersebut sebagai pemborosan uang. Daripada uangnya untuk bunga yang jadi sampah, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."

Mendengar kritikan itu, para pendukung Ahok pun membela dengan berbagai alasan.

Lalu saat reuni 212 kemarin, timbul lagi dalih yang sama. Daripada uangnya untuk kumpul-kumpul seperti itu, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."

Dulu juga ada seorang perempuan yang meminyaki kaki seorang Guru yang sangat bijaksana dengan minyak yang sangat mahal. Lalu dia diprotes oleh murid-murid si Guru karena dianggap pemborosan. Seharusnya uang itu bisa "untuk mereka yang membutuhkan."

Dalih, "untuk mereka yang membutuhkan" seringkali lahir bukan karena rasa iba kepada mereka yang membutuhkan tapi untuk menyalahkan mereka yang berbeda dengan kita (yang mengganggu kenyamanan atau keinginan kita). Memang selain agama, barang dagangan yang paling laku adalah kemanusiaan.

Oleh karena itu, saya akan mengutip dua kalimat menarik dari dua tokoh terkenal ini.

"Hidup itu kompleks. Listrik di sini (di tempat acara debat) lebih baik dipadamkan untuk menyumbang korban kebanjiran." Sujiwo Tedjo dalam acara ILC.

"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Sang Guru (Matius 26:11)

Senin, 04 Desember 2017

PINDAH AGAMA

PINDAH AGAMA

Banyak yang mengira bahwa orang yang pindah dari agama A ke agama B maka pastilah orang tersebut sangat mengerti Agama A. Bahkan semua yang diucapkan orang tersebut tentang agama A selalu dianggap sebagai kebenaran oleh agama B. Dan sayangnya, pesan yang selalu disampaikan tentang agama A selalu hal-hal yang buruk.

Menurut saya justru mereka yang pindah dari agama A ke B atau sebaliknya lalu menjelek-jelekkan agama sebelumnya, bukanlah orang yang sangat mengerti agamanya. Kenapa?

1. Ini seperti orang yang baru putus dengan pacarnya, lalu dapat pacar yang baru. Dia menceritakan semua keburukan mantannya, padahal dulu waktu pacaran semua tentang pacarnya pasti baik, tapi setelah putus maka semua hal tentang mantannya adalah buruk. Jadi, semua keburukan yang diungkapkan tentang mantannya apakah karena dia mengerti tentang mantannya atau karena sakit hatinya? Menurut saya karena sakit hatinya. Nah begitulah juga orang yang baru pindah agama lalu selalu menceritakan keburukan agama sebelumnya.

2. Saat seseorang mengerti pasangannya maka dia akan menerima segala kekurangan pasangannya dan berusaha memperbaikinya, bukan meninggalkannya lalu mengumbar keburukannya ke umum. Begitu juga saat beragama. Saat agama kita ada kekurangan maka lakukanlah seperti itu juga. Saat saya sekolah teologi, wah banyak sekali kekurangan yang saya temukan tentang agama dan ajaran agama saya. Tapi kenapa saya tidak meninggalkannya? Karena saya sayang agama saya.

3. Saat seseorang pindah dari satu hati ke hati yang lain, maka bisa jadi karena dia tidak mengerti pacarnya tapi bisa lebih mengerti yang lainnya. Jadi orang yang pindah agama juga bukanlah orang yang sungguh mengerti agamanya yang lama, tapi justru dia adalah orang yang mengerti agama barunya.

Pesan saya:

Jika kamu pindah ke agama tertentu, cintailah agama barumu tanpa menjelek-jelekkan agama lamamu. Jika kamu punya pacar baru, cintailah pacarmu tanpa menjelek-jelekkan mantanmu.

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar