AGAMA BERWAJAH GANDA, KAMU PILIH YANG MANA?
Saat berbicara agama maka kita berbicara juga para penganut dan pemukanya. Saat berbicara penganut dan pemuka agama maka kita berbicara beragam kepentingan yang ada di dalamnya. Saat berbicara kepentingan yang beragam maka kita perlu hati-hati membedakan antara ajaran agama dan kepentingan golongan agama bahkan golongan-golongan lain yang menyetir agama.
Pelarangan bahkan sampai perusakan rumah ibadah di Papua oleh golongan umat Kristen tentu saja mencoreng dan melukai banyak pihak, bukan hanya umat muslim tetapi juga umat kristiani, khususnya umat Kristen yang telah berjerih-lelah dengan sukacita membangun kehidupan yang harmonis dengan umat agama lain.
Namun jika kita membaca surat tersebut lebih jauh lagi, kita akan melihat bahwa bukan hanya umat muslim yang dilarang tetapi juga aliran kristen lain. Bahkan gereja advent pun sudah ditutup.
http://www.pkspiyungan.org/2015/07/ini-surat-larangan-idul-fitri-di.html?m=1
Namun, jangan cepat tersulut bara kebencian. Banyak hal yang perlu diklarifikasi, mulai dari isi surat hingga peredaran surat yang begitu cepat di dunia sosial media. Mungkinkah tempat yang memiliki keterbatasan akses seperti tolikara dapat menyebarkan (dengan sangat cepat) surat lengkap dengan kop resmi gereja?
http://www.islamtoleran.com/ini-klarifikasi-lengkap-presiden-gidi-terkait-surat-edaran-larangan-salat-id/
Saya bukan bermaksud membela gereja tetapi saya mengajak kita melihat konflik secara lebih utuh. Benarkah ini adalah konflik agama, atau rentetan dari konflik-konflik lain? Perlu kita perhatikan juga bahwa papua adalah daerah rawan konflik. Masalah apapun bisa menjadi pemicu konflik di sana.
http://regional.kompas.com/read/2015/07/16/00503081/Dipicu.Perzinaan.Ratusan.Rumah.Adat.Honai.Dibakar.di.Papua
Seandainya pun masalah tersebut adalah karena konflik agama, maka kita perlu melihat juga secara lebih utuh bahwa agama memang bisa saja menghasilkan konflik, tetapi agama juga menawarkan keharmonisan. Di saat bagian kecil umat beragama melakukan konflik atas nama agama, namun di bagian lain yang mungkin jauh lebih besar sedang menebar kebaikan atas nama agama.
http://ramadhan.kompas.com/read/2015/07/17/17463541/umat.muslim.di.malang.ikuti.shalat.id.di.halaman.gereja
Keadilan memang harus tetap ditegakkan. Kriminalitas atas nama agama harus ditindaktegas. Namun kerukunan antar umat beragama harus tetap diupayakan.
Jika kamu termasuk orang-orang yang ingin menjadikan agama sebagai pemicu kerusakan di bumi, maka saya akan berada berseberangan denganmu. Saya akan menjadikan agama sebagai berkat bagi seluruh alam semesta. Dan saya yakin, saya tidak sedang berjuang sendiri. Benar, kan?
Salam,
Nuryanto Gracia