Buku "217 Fakta superaneh dunia binatang" karya Utami Widijati, cukup memikat saya saat itu. Utami membahas keunikan binatang di dalam buku tersebut secara menarik namun ringkas. Saya lalu merasa harusnya tidak cukup sampai informasi saja, dunia binatang pun bisa dijadikan bahan refleksi bagi manusia. Dengan berbekal hanya satu buku tersebut, saya membuat refleksi dari dunia binatang lalu menggabungkannya dengan kisah-kisah lain, dan terbitlah buku berjudul "Our Life is Wow."
Rencananya saya ingin membuat Our Life is Wow yang kedua, oleh karena itu saya mencari data lebih banyak lagi tentang dunia binatang, dunia filsafat, dunia benda mati dan pengalaman sehari-hari karena memang buku our life is wow terdiri dari empat sudut pandang tersebut. Namun dalam perjalanan pencarian data, hati saya tersangkut (hanya) pada dunia binatang. Akhirnya pencarian data saya fokuskan hanya pada dunia binatang. Saya mendapatkan banyak sekali data-data dunia binatang baik dari buku seri WHY dan WHAT maupun buku-buku selain itu. Walaupun saya mendapatkan banyak data, namun tidak semua data itu dapat diolah untuk dijadikan bahan refleksi manusia. Akhirnya saya hanya mendapatkan 83 cerita yang nantinya akan menjadi isi di buku "Bunglonisme."
Saya mulai menulis, selesai naskah ditulis saya mulai mencari penerbit. Saya bertanya kepada beberapa akun twitter penerbit besar. Namun di antara akun-akun tersebut ada akun yang adminnya sangat ramah, dia selalu menjawab pertanyaan saya, yaitu akun @elexmedia, bahkan saya sampai diberi alamat surel para editornya.
Saya pun mulai mengirimkan surel ke editor buku motivasi. Surel pertama saya bertuliskan, "mas windhy selamat siang. saya mau tanya, syarat naskah untuk buku motivasi berapa halaman yah? terimakasih."
Esok harinya saya mendapatkan balasan dari Mas Windhy Yoevestian (editor buku motivasi),
"selamat siang mas Nuryanto.. mohon maaf saya baru balas, untuk naskah buku motivasi, format Word biasa sekitar 100-150 halaman.. tapi kami minta contohnya dulu ya untuk direview.. maksudnya naskah buku harus sudah selesai dulu baru bisa masuk daftar antrian review..semoga membantu mas..terima kasih.."jawaban yang ramah.
Saya lalu bertanya-tanya tentang hal teknis, tampaknya saya memang banyak bertanya, untungnya Mas Whindy tidak keberatan. Setelah mendapatkan informasi cukup tentang hal teknis yang harus dipersiapkan, tanggal 13 Mei 2013 saya mengirimkan naskah saya yang pada saat itu berjudul "Binatang Bersuara Tuhan." Namun ternyata naskah saya tidak ada dilampiran surel yang saya kirim. Mas Windhy meminta saya untuk mengirim ulang. Saya cukup panik saat itu, saya terus mengirim ulang hingga akhirnya tanggal 16 Mei 2013, naskah tersebut berhasil diterima. Saya sangat lega sekaligus senang. Dan yang membuat saya lebih senang adalah balasan surel dari Mas Windhy bukan hanya memberitahu bahwa naskah sudah diterima, tapi ada hal lain di dalam surel tersebut, "sudah saya terima pak Nuryanto.. saya sudah baca sekilas, dan cukup tertarik.. bisa kita bertemu dulu hari senin, 20 Mei 2013?..saya ingin mengobrol dengan Anda.. terima kasih.."
Wow, senangnya naskah saya dilirik oleh editor elexmedia. Tanggal 20 Mei 2013, saya segera bertemu dengan beliau. Hasil dari percakapan tersebut adalah naskah saya akan diterbitkan jika diberi tambahan ilustrasi berupa gambar binatang di tiap babnya. Saya segera menghubungi murid saya yang bernama Margareth Karis. Dalam waktu tiga hari, dia berhasil menyelesaikan 83 gambar binatang yang sangat bagus. Teman-teman bisa melihat sendiri gambarnya nanti di buku saya.
Proses editing dan layouting pun dimulai, hingga saya mendapat kabar bahwa buku saya diganti judulnya menjadi "Dasar Kau manusia" dengan cover sementara seperti berikut:
Saya sangat tertarik dengan judul baru tersebut, hingga tidak berapa lama kemudian saya dapat kabar kembali bahwa berdasarkan keputusan dewan redaksi judulnya diganti lagi menjadi "BUNGLONisme: cerita tentang hilangnya rasa kemanusiaan dari manusia." Selain judul yang diganti, ternyata ada beberapa teks dari naskah saya yang harus diganti atau dihilangkan. Bagi seorang penulis, sangat berat sekali untuk menghilangkan naskah yang sudah ditulisnya dengan berbagai macam pertimbangan dan idealisme. Namun demi kepentingan bersama dan demi naskah yang lebih baik, yang tidak menyinggung SARA, akhirnya saya merombak beberapa teks dari naskah saya.
Teman saya waktu itu mengajukan proposal cover untuk judul tersebut dan sempat disetujui oleh pihak elexmedia. Covernya seperti ini:
Namun tidak berapa lama kemudian, saya dapat kabar bahwa elexmedia akan memakai cover yang lain. Cover tersebut akhirnya menjadi cover final seperti yang tampak pada saat ini.
Perjalanan cukup panjang dari bulan Mei, hingga akhirnya Oktober buku ini berhasil terbit. Puji Syukur pada Tuhan dan juga teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi masukan. Terimakasih juga kepada elexmedia yang telah memberi kesempatan naskah ini diterbitkan, dan tidak lupa juga kepada Mas Windhy atas kesabarannya menghadapi saya yang cerewet.
Banyak masalah yang saya hadapi dari penulisan, pengiriman hingga penerbitan naskah namun saya belajar dari Burung Puyuh, Burung Jay dan Bluebird yang mengatakan, "kita menggunakan masalah sebagai alat untuk menata diri kita menjadi lebih baik."
Tulisan yang saya buat, telah menginspirasi saya. Yah, memang seharusnya begitu. Tulisan yang kita buat, sebelum menginspirasi orang lain, seharusnya menginspirasi kita terlebih dahulu. Saya sudah diinspirasi, apakah teman-teman juga siap untuk diinspirasi oleh buku ini? Ayo cepat dapatkan di toko gramedia terdekat.
Selamat membaca.
Salam,
Nuryanto Gracia.
NB: Saya sedang menyiapkan naskah Bunglonisme 2. Jika ingin naskah ini diterbitkan, teman-teman harus membeli terlebih dahulu Bunglonisme yang sekarang agar laporan penjualannya bagus. Semoga kita bisa bertemu di buku Bunglonisme 2.