BERSYUKURLAH HIDUPMU TIDAK SEBURUK MEREKA
Ada sebuah video pendek yang sangat terkenal. Di dalam video itu digambarkan tentang seorang pria yang mengumpulkan sisa-sisa tulang ayam yang masih ada sisa dagingnya. Sisa-sisa makanan itu dia berikan untuk anak-anaknya dan anak-anak di sekitarnya.
Video tersebut seringkali dipakai oleh pengkhotbah dan para motivator untuk menyampaikan sebuah pesan yaitu, "Makanan jangan dibuang-buang. Kita harus bersyukur karena masih bisa makan layak. Lihatlah video itu, mereka saja makan dari makanan sisa."
Saya setuju dengan pesan untuk tidak membuang-buang makanan, dan bersyukur untuk makanan yang masih bisa kita nikmati. Tapi masalahnya, apa hubungannya menghabiskan makanan dengan video tersebut? Apa hubungannya menghabiskan makanan dengan mereka yang makan dari sisa-sisa makanan?
Saya memiliki beberapa catatan mengenai hal ini:
1. Justru karena kita menyia-nyiakan makanan maka pria di video tersebut dan orang-orang yang suka mengumpulkan makanan sisa, bisa dapat makanan. Jika semua makanan kita habiskan tanpa sisa, mereka dapat makanan dari mana? Di luar sana, ada banyak orang yang mengais-ngais sampah untuk mencari sisa makanan yang masih bisa dimakan. Tanpa sadar, saat kita tidak menghabiskan makanan, kita telah menyelamatkan hidup seseorang.
2. Lalu apa dosa dari tidak menghabiskan makanan? Tidak bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri dan tidak menghargai orang yang sudah berjuang untuk menghadirkan makanan tersebut di hadapan kita. Itu saja. Tidak ada hubungannya kita makan makanan sampai habis dengan mereka yang mengais-ngais sisa makanan kita.
3. Hal ini terjadi karena kita suka membanding-bandingkan kelebihan kita dengan kekurangan orang lain. Misal, "Lihatlah, masih banyak yang lebih buruk dari kamu nasibnya. Jadi kamu harus bersyukur", "Kita harus sering melihat ke bawah agar dapat bersyukur untuk apa yang sudah kita miliki." Tanpa sadar, kita bersyukur setelah melihat penderitaan orang lain. Penderitaan yang harusnya membuat kita prihatin justru membuat kita bersyukur. Miris, kan? Tapi kita senang melakukan hal itu.
Bersyukurlah dengan apapun yang sudah kita punya tanpa harus membandingkannya dengan kekurangan atau penderitaan orang lain. Kalo mau melihat ke bawah, maka ulurkanlah tanganmu dan bantulah mereka yang sedang menderita. Jangan sampai kita melihat ke bawah lalu menengadahkan tangan ke atas sambil berucap, "Terimakasih Tuhan, hidupku tidak seburuk mereka."