Pernahkah kita terjebak muter-muter dalam permasalahan itu-itu saja ? Saat tertentu kita begitu mengagungkan Tuhan Yesus , tidak lama kemudian bahas masalahnya itu lagi itu lagi. Bagaimana kita mau menguatkan sesama bila kita yang sepertinya kuat & percaya kepada Tuhan tetapi lebih putus asa, tiada pengharapan hanyalah dendam membara mau mempermalukan orang yang kita benci padahal dulu kita sayang banget. Mungkin istilah kasarnya kalau bisa dibunuh mau dibunuh sekalian.
Iri melihat mantan pacar yang telah mempunyai pasangan baru setelah mengkhianati kesucian. Terus bawaannya putus asa , menyalahkan Tuhan mengapa Tuhan memberi pencobaan dsb. Mau mati saja rasanya.
Bagaimana sebaiknya ? Jaga kesucian itu sampai mati. Tapi bila sudah terjadi , lihatlah ke depan. "Masa depan ". Bila masalah ibarat seperti buku yang diletakkan di depan muka kita, maka Tuhan yang Maha pengasihpun tak kelihatan. Memang susah & butuh proses waktu untuk boleh mengerti & memahami serta menyadari bahwa ini terjadi karena kesalahan yang telah dibuatnya sendiri. Gali lubang sendiri. Bila kamu menjadi kawannya, apa yang akan kamu lakukan ? Meninggalkannya karena bosan mendengar keluhan, cibirannya tentang mantan pacar & kekasih barunya ? Atau membimbingnya sehingga dia tidak sampai meninggalkan Tuhan ? Sudah berapa banyak kasus bunuh diri ? Sudahkah kita menjadi pendengar yang baik ? Berapa banyak jiwa yang telah meninggalkan Yesus ? Maukah kau menjadi berkat bagi sesamamu ?
Salam,
Merry.
0 komentar:
Posting Komentar