Kristen dan Kristenisasi (2)
Umat Kristen sangat menghargai perbedaan. Mereka banyak yang teriak "Aku Pancasila" yang artinya menghargai perbedaan. Tapi di sisi lain, mereka sangat mendukung bahkan gencar melakukan kristenisasi.
Nah sekarang coba bayangkan, kita mengatakan bahwa menghargai perbedaan tapi di sisi lain ingin semuanya sama dengan kita. Di mana menghargai perbedaannya?
Mungkin kalo di kalimatkan jadinya begini, "Aku sangat menghargai perbedaan, aku menghormati apapun agamamu. Tapi kalo bisa sih, kamu masuk agamaku aja."
Mungkin ada juga yang berdalih, kan penyebarannya tanpa paksaan. Oke, ini bukan soal cara penyebaran tapi konsep berpikir tentang menghargai perbedaan. Jika kita menghargai perbedaan, mengapa tidak membiarkan yang sudah beragama tetap dengan agamanya masing-masing?
Mungkin akan ada lagi yang jawab,
"Di Alkitab kan ada ayat untuk mengkristenkan orang lain."
Apapun juga kalo mau dicari pasti ada di Alkitab.
Oke tapi saya tertarik untuk sedikit membahasa ayat yang sering dipakai untuk dasar kristenisasi.
Matius 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Nah untuk kalian yang suka mengutip ayat kitab suci secara harafiah, mari kita lihat ayat ini secara harafiah saja. Mari abaikan konteksnya.
Pertama, adakah di sana tertulis Yesus memerintahkan untuk menjadikan agama lain masuk kristen? Di sana adanya, jadikanlah semua bangsa murid Yesus, baptislah dan ajarlah mereka melakukan yang Yesus telah perintahkan.
Baptis tidak hanya milik kekristenan. Umat yahudi juga punya ritual pembaptisan. Itulah kenapa, Yesus juga dibaptis. Menjadi murid Yesus dan melakukan apa yang Yesus ajarkan bukan berarti menuhankan Yesus apalagi masuk agama Kristen karena Yesus tidak membawa agama.
Kedua, oke seandainya memang ayat itu untuk mengajak semua orang masuk kristen. Lalu dibaptisnya yang sah dengan cara apa? Yang sudah dibaptis percik aja dianggap tidak sah dan harus dibaptis ulang. Nah ngomongin cara pembaptisan aja udah berantem berpuluh-puluh tahun. Haha.
Belum lagi nanti tentang, Yesus yang mana yang harus diimani? Oh ajaran di gereja sana sesat. Pendetanya liberal.
Pada akhirnya, proyek kristenisasi bukanlah proyek mengkristenkan melainkan membuat orang lain, beriman yang sama seperti "gereja saya."
Jika kita memang menghargai perbedaan, maka tak perlulah kita jadi sama. Berbeda itu Indah.
Untuk bahan lebih lanjut tentang apakah penginjilan adalah kristenisasi bisa baca di sini
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/ketua-stt-jakarta-penginjilan-bukan-proyek-kristenisasi
0 komentar:
Posting Komentar