Pacar & yang kini menjadi suamiku adalah orang yang memilih pasangan bukan dari penampilan fisik. Dia memilih hal yang lain yaitu "hati ". Suamiku pendiam , pandai & tak belagu.
Adikku laki2 entah mengapa tak menyukainya. Adikku adalah anak emas mamaku. Aku mengenal teman adikku ( saat itu belum jadi pacar ) thn 1986. Pacaran thn 93. Nikah thn 95.
Saya dlm tradisi kolot orangtua ( tinggal dengan mama krn papa sdh meninggal thn 88) dimana anak cewek yg menikah hrs keluar dari rumah. Sy & calon suami cari tempat kost utk kami tinggal nanti setelah menikah. Ternyata susah sekali mendapatkannya. Akhirnya terpaksa , kami tinggal di rumah mama sambil terus mencari rumah kontrakan/kost. Keluarga suami tinggal di Riau. 2 bln setelah menikah, sy hamil. Sy sempat menumpang di rumah ortu yang satu lagi dimana adikku yg laki tinggal. Karena takut kenapa2 dgn kehamilan, sy balik lagi ke rumah mama.
Suatu hari sy menceritakan ttg pembantu di rumah mama yg sangat malas. Mama tdk percaya pd sy. Dan mama marah ketika sy bilang bhw adikku yg cowok itu harusnya tdk merepotkan pembantu dgn menyiapkan air panas utk mandi, siapin baju, sepatu, kaos kaki. Umur adik saat itu 27 thn. Adikku yang merasa namanya disebut, "Marah". Suami yg ga tau apa2 dikata2in " Dasar miskin ga tau malu, berani2nya kawin !". Suamiku tak ambil peduli. Adik lalu dibacking mama. Sy maju bentengi suami. Saat itu sy hamil 8,5 bulan. Sy marah besar pd adik. Sy bilang pd suami, utk tinggalkan rumah itu malam hr itu juga. Suami dgn sabar menghibur sy, nanti bila anak kita lahir. Dari RS kita pindah. Kami sdh punya rumah di Bekasi tapi belum direnovasi sama sekali & letaknya yg jauh. Malam2 sy mau keluar dari kamar. Suami menyuruh sy tidur. Sy mau keluar, ternyata sy melihat "api" di kamar adikku yg terbelakang. Suami tak mengijinkan sy utk mengambil air. Dia minta sy bangunkan adik cewek & beritahu yang lain. Sesudah api padam, sy bilang ke mama lebih baik pintu jangan yang dikunci di dalam. Suamiku mendobrak pintu untuk masuk ke kamar adikku itu. Jawaban mama sangat mengejutkan ! Laki kamu saja bukannya gunting kawat nyamuk malah dobrak pintu !
Tahun 2002 kami kontrak rumah dekat rumah mama sekitar 100 meter, tapi masuk gang. Suatu hari air mati ( pernah 3 hr air mati), suami minta ijin ke mama utk numpang mandiin anak2 kami ( 2 anak ) di rumah mama. Adikku yg cowo bilang "Di rumahkan ada kamar mandi, kenapa ga mandi di rumah sendiri ?".( Hari itu sy sedang mengantar adik bungsu mewakili mama ke kampus dkt Tanah Kusir.) Lalu suamiku memandikan anak2. Adikku bilang " Sejak kamu masuk rumah sini bikin SIAAAALLLL !!!!!" Suami tetap tenang menyelesaikan mandi anak2. Ketika mau pulang, Punggung suamiku diTENDANG !" olehnya. Reflek suamiku menangkap kakinya. Mama yang melihat kejadian itu minta suamiku melepaskan adikku & berteriak minta tolong pada tetangga. Adikku yg cowok & paling kecil menghampiri kokonya & miting kokonya utk melepas suami sy. Adikku yg paling kecil tak tahan hanya berdiam melihat perlakuan semena-mena kokonya thd suamiku. Ketika sy selesai mewakili adik bungsu, sy mampir ke rumah mama. Sy sempat heran lho kok ada barang adikku yg cowok ( anak no.2) ? Kemarin sdh datang, tumben hr ini dtg lagi. Sy berangkat ke toko. Di lorong menuju toko, anak2 ku melihat sy. Mereka bercerita bhw papanya dipukul om. Sampai di toko, sy tanya pd suami & adik ( anak no.2), Apa yg telah terjadi ? Adikku bilang bhw dia habis berantem dgn istrinya. Sy bilang Jangan Bohong . Anak2 sdh kasihtau. Muka suami terlihat pucat & Sy lihat bibirnya berdarah. ( menahan amarah utk tak melakukan pembalasan pd kelakuan adik yg sdh keterlaluan ).
Malam hari rapat keluarga. Mama bilang bhw dia ingin semua anaknya rukun2 , mama sama semua anak sama. Adikku ( anak no.3) yg telah melakukan kejahatan, tangannya mulai gemetaran. Saatnya minta maaf kata adik papaku sbg penengah. Adikku tdk mau minta maaf ! Malah suamiku yg maju & minta maaf. Suami bilang , Mer sudahlah. Semua melirik padaku. Melihat adikku yg stress & tangan makin gemetar & biar proses ini cepat selesai & cepat pulang. Akhirnya sy maju, menyalaminya & sy tekan tangannya. Mata sy menghunjam dia, kata saya padanya, Kalau kamu macam2 lagi, AWAS ! Marahlah adikku lagi. Akhirnya sy mengalah , sy & suami pulang.
Kami tak pernah membenci adik. Sy yakin suatu hari nanti adik bisa berubah. Suamiku pemaaf & tak mau hidup dlm kebencian.
Kejadian Jum'at yang lalu, 30 Agt '10 akhirnya membuat adikku mau mulai bicara padaku ttg pingsannya mama. Suatu awal yg baik. Tetap kami berdoa utknya. Adikku ini yang sama2 Kristen pertama2 dlm keluarga kami. Sy berharap mama percaya suatu hari nanti pada Yesus yang telah menyelamatkan kita terlebih dahulu, mengampuni & mengasihi kita semua.
Merry Srifatmadewi
0 komentar:
Posting Komentar