Pendeta, Profesi atau Panggilan?
1. Ada yang menganggap bahwa Pendeta bukanlah sebuah profesi, dia adalah panggilan. Jika mau ditilik lebih dalam, sebenarnya Pendeta juga merupakan profesi. Mengapa?
a. Ada tugas layaknya profesi tertentu yang harus dilakukan secara profesional
b. Ada etika jabatan, misalnya masalah anggota jemaat seburuk apapun tidak boleh diceritakan keluar
c. Ada penghasilan. Setiap aliran kekristenan memiliki perhitungan sendiri untuk penghasilan pendetanya, ada yang didapat dari persembahan dan perpuluhan, ada yang didapat dengan perhitungan gaji seperti PNS, dan ada yang didapat dari perhitungan lainnya yang tidak mengikuti gaji PNS. Namun kebanyakan gereja enggan menyebut penghasilan ini sebagai "gaji pendeta." Setiap perhitungan penghasilan tersebut memiliki konsekuensinya sendiri bagi kehidupan pendeta dan gerejanya. Misalnya gereja yang menggunakan persembahan/perpuluhan sebagai penghasilan pendetanya maka semakin besar persembahannya maka semakin kaya pendetanya, semakin kecil persembahannya semakin tidak kaya pendetanya. Pendeta yang penghasilannya berasal dari persembahan, jika mau diperhatikan akan lebih sering berkhotbah dan menekankan tentang perpuluhan. Berbeda dengan pendeta yang penghasilannya sudah tetap. Persembahannya sedikit atau banyak, penghasilan pendeta tetap sama sehingga pendeta jarang sekali berkhotbah tentang perpuluhan. Pendeta yang penghasilannya tetap tidak akan pernah merasakan yang namanya kelaparan atau kekurangan. Sehingga banyak yang menyindir bahwa pendeta berpendapatan tetap ini tidak sesuai Kristus, karena hidupnya berkelimpahan. Tapi di lain pihak, pendeta yang berpenghasilan tetap ini, menyindir mereka yang penghasilannya mengandalkan perpuluhan, sebagai pendeta yang menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk memenuhi pundi-pundi tabungan pribadi. Yah, sindiran-sindran lah sana sampai Tuhan Yesus datang, tanpa sadar apa panggilan mereka sebagai pendeta. Haha
d. Ada ilmu yang harus dikuasi. Itulah kenapa pendeta juga ada kuliahnya. Kuliah 4-5 tahun dalam fakultas teologi. Walau ada juga gereja yang alergi dengan teologi. Katanya teologi itu ilmu yang mempelajari Tuhan, padahal Tuhan tidak bisa dipelajari. Mereka juga yang menganggap bahwa jadi pendeta adalah panggilan jadi ga usah kuliah teologi, murid Yesus juga ga ada yang kuliah teologi. Akhirnya pendeta di gereja mereka hanya sekolah Alkitab beberapa bulan. Sekolah Alkitab dan sekolah teologi adalah dua hal yang berbeda.
2. Argumen yang menolak pendeta sebagai profesi karena bagi mereka pendeta adalah panggilan. Tapi pertanyaannya, apakah profesi yang lain bukan panggilan? Hal ini akhirnya bisa menimbulkan eksklusifikasi jabatan. Seakan pendeta adalah jabatan yang turun dari langit. Padahal sesungguhnya semua profesi adalah panggilan. Setiap kita mendapatkan panggilan hidup masing-masing. Ada yang dipanggil jadi pendeta, ada yang dipanggil jadi tukang sulap. Setiap panggilan itu harus dijalani dengan penuh kesungguhan.
3. Efek dari menolak bahwa pendeta bukanlah profesi adalah:
a. Banyak jemaat yang mengira bahwa pendeta ga kerja apa-apa tapi dapat duit.
b. Banyak jemaat yang menganggap bahwa "enak yah jadi pendeta, cuma cuap-cuap di mimbar dapat duit."
c. Banyak jemaat mengira bahwa pendeta hidupnya bergantung dari belas kasihan orang lain. Saya jadi ingat dahulu waktu masih smester awal sekolah teologi, pernah suka sama seorang perempuan (duh jadi curhat, ga apa-apalah yah curhat colongan, haha). Perempuan itu kristen tapi orangtuanya bukan. Dia punya prinsip jika mau pacaran harus izin sama orangtuanya. Nah orangtuanya saat itu menganggap bahwa jika saya lulus kuliah akan jadi pendeta, dan pendeta ga kerja tapi minta-minta duit sama jemaat. Hidupnya bergantung sama belas kasih jemaatnya. Saya berusaha menjelaskan bahwa di gereja saya tidak seperti itu sistemnya, pendeta bekerja dan tidak meminta-minta dari jemaat. Tapi, orangtuanya tetap tidak setuju karena dahulu dia pernah ke gereja yang pendetanya seperti itu sehingga dia beranggapan bahwa semua pendeta pasti seperti itu. Alhasil, saya ga jadi pacaran deh. Hiks... haha
Yah, jangan marah jika dibilang seperti itu. Kita sendiri yang bilang pendeta bukan profesi maka siap-siaplah disebut pendeta tidak bekerja. Padahal, pendeta itu bekerja 7 hari dalam seminggu, 24 jam dalam sehari secara prinsipil. Apa kerjanya? Banyak sekali. Semakin besar gerejanya, semakin banyak tugasnya. Tugasnya cuma khotbah? Itu hanya sebagian sangat kecil dari tugas pendeta. Di luar itu ada banyak sekali tugas yang bahkan membuat mereka sulit untuk sekadar jalan-jalan menikmati hidup atau mencari pacar. Bahkan ada pendeta yang jadwal tugasnya sudah ditentukan 1-2 tahun sebelumnya.
Jadi, pendeta itu profesi atau panggilan?
0 komentar:
Posting Komentar