Beberapa Kekeliruan Pemahaman Tentang Doa
1.
Doa bukanlah mantra pengabul keinginan melainkan
sarana berkomunikasi dengan Tuhan sehingga kita tahu apa yang Tuhan ingin kita
lakukan dalam usaha menggapai yang kita inginkan.
2.
Doa bukanlah mantra penyelesai masalah melainkan
sarana berkomunikasi dengan Tuhan sehingga kita tahu apa yang Tuhan ingin kita
lakukan dalam menyelesaikan masalah kita.
3.
Doa bukan hanya berisi daftar permintaan tetapi
tetapi juga ucapan syukur dan pujian kepada Tuhan
4.
Doa bukanlah sesuatu yang tidak boleh diajarkan
melainkan justru harus diajarkan. Bukankah murid-murid Yesus dan murid-murid
Yohanes juga meminta gurunya mengajarkan mereka berdoa. Yesus dan Yohanes juga
mengajarkan murid-murid mereka berdoa (Luk 11:1)
5.
Berdoa dengan mata tertutup, kepala tertunduk
dan tangan dilipat bukanlah satu-satunya cara berdoa. Ada banyak cara dalam
berdoa. Ada yang sambil menangis tersedu-sedu (1 Sam 1:10; Ezr 10:1). Ada yang
sambil menghadap dinding atau kiblat tertentu (1Raj 8:44; 2Raj 20:2). Ada yang
sambil mengenakan kain kabung dan abu (Dan 9:3). Ada yang sambil menengadahkan
tangannya ke langit ( Yes 1:15). Ada yang sambil berlutut dan sujud (Mat 26:
39; Luk 22:41; Kis 9:40, 20:36, 21:5; Kej 24:26,28). Ada yang sampai tersungkur
atau merebahkan diri ke tanah (Kej 24:52; Mrk 14:35, Markus menggunakan kata πιπτω
/ pipto oleh LAI diterjemahkan dengan “merebahkan” padahal dalam arti
sesungguhnya dapat juga diartikan sebagai tersungkur atau sujud/merebahkan diri
sampai mencium tanah) dan masih ada yang lainnya.
6.
Berdoa tidak selalu harus dalam keadaan diam
(berhenti) dengan mata tertutup, dalam keadaan apapun (berjalan, menyeberang,
di dalam bus atau yang lain) kita dapat tetap berdoa dengan mata tetap
terbuka. Doa bukan soal mata tertutup atau terbuka tetapi soal fokus kepada
siapa kita berbicara. Menutup mata hanyalah cara agar dapat fokus.
Karya: Nuryanto, S.Si (teol)
0 komentar:
Posting Komentar