GEMBALA (PENDETA) TIDAK BOLEH DIKRITIK
Hari ini saya melakukan pelawatan ke salah satu anggota jemaat. Di rumahnya ada ibunya yang berasal dari gereja lain. Dia sangat ramah. Dia bertanya kepada saya, "Bapak calon gembala di gereja anak oma, yah?"
Untuk percakapan berikutnya saya ubah dalam bentuk dialog agar mudah dibaca.
Saya: Iya oma, jika Tuhan menghendaki
Oma: Jangan jadi gembala seperti gembala di gereja oma yah
Saya: Kenapa, oma?
Oma: Dia suka ngekritik jemaat (maksudnya anggota jemaat) dari mimbar, selalu ngomongin perpuluhan, yang ngasih perpuluhan langsung disebutin dari mimbar, membuat percahahan antara grup dari beberapa marga. khotbah selalu ngomongin berkat, kalo ga ke gereja ga diberkati, kalo ada yang kasih masukan dia marah karena katanya yang berhak ngatur hanya gembala, (sebenarnya masih ada beberapa yang lain tapi saya ga hafal).
Saya: Oma, masih ibadah di gereja itu?
Oma: Masih, rutin.
Saya: Kenapa? Kan kata oma, gembalanya tidak baik.
Oma: Tidak ada gembala yang sempurna. Semua gembala pasti ada cacatnya.
Saya: Tapi kalo gembalanya ga sehat, jemaatnya juga jadi ga sehat. Jadinya seperti orang buta menuntun orang buta.
Oma: Kita kan ke gereja untuk menyembah Tuhan, bukan menyembah pendeta. Jadi, mau gembalanya seburuk apapun, fokus pada Tuhan saja.
Saya: Tapi kalo gembalanya ada salah, kita boleh kok mengkritik gembalanya. Biar dia juga belajar dari kesalahannya.
Oma: Kita kan cuma domba, kita hanya nurut dengan yang dikasih gembala. Mana ada domba yang protes sama gembalanya. Biar gembala itu tanggung jawabnya langsung ke Tuhan. Gembala oma udah berapa kali dapat ganjaran dari Tuhan, biar Tuhan saja yang kasih hukuman jika dia salah. Tugas domba hanyalah taat.
Sedih sebenarnya denger pendapat oma ini, tapi kalo saya lanjutkan diskusi agar oma berani kritis, nanti saya dikira memprovokasi anggota jemaat lain.
Untuk para pendeta/gembala, di gereja kalian pasti ada anggota jemaat kalian yang sebesar itu kesetiaannya atau kenaifannya pada firman Tuhan. namun jika kalian memanfaatkaan mereka untuk kepentingan pribadi maka terkutuklah kalian. Jangankan gembala, bahkan para rasul mau pun malaikat, jika mereka memberitakan injil yang berbeda hanya demi mendukung kepentingan pribadinya, maka terkutuklah dia (Galatia 1:8).
*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara
Dan Pendeta di salah satu gereja kecil
0 komentar:
Posting Komentar