Dalih, "Untuk mereka yang membutuhkan".
Masih ingat kasus karangan bunga yang dikirimkan untuk Ahok? Yang jumlahnya luar biasa itu loh... Banyak yang mengkritik kiriman bunga tersebut sebagai pemborosan uang. Daripada uangnya untuk bunga yang jadi sampah, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."
Mendengar kritikan itu, para pendukung Ahok pun membela dengan berbagai alasan.
Lalu saat reuni 212 kemarin, timbul lagi dalih yang sama. Daripada uangnya untuk kumpul-kumpul seperti itu, lebih baik "untuk mereka yang membutuhkan."
Dulu juga ada seorang perempuan yang meminyaki kaki seorang Guru yang sangat bijaksana dengan minyak yang sangat mahal. Lalu dia diprotes oleh murid-murid si Guru karena dianggap pemborosan. Seharusnya uang itu bisa "untuk mereka yang membutuhkan."
Dalih, "untuk mereka yang membutuhkan" seringkali lahir bukan karena rasa iba kepada mereka yang membutuhkan tapi untuk menyalahkan mereka yang berbeda dengan kita (yang mengganggu kenyamanan atau keinginan kita). Memang selain agama, barang dagangan yang paling laku adalah kemanusiaan.
Oleh karena itu, saya akan mengutip dua kalimat menarik dari dua tokoh terkenal ini.
"Hidup itu kompleks. Listrik di sini (di tempat acara debat) lebih baik dipadamkan untuk menyumbang korban kebanjiran." Sujiwo Tedjo dalam acara ILC.
"Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Sang Guru (Matius 26:11)
0 komentar:
Posting Komentar