APAKAH HANYA TUHAN YANG PATUT DIPUJI?
Pernahkah kita mendengar kisah tentang Yesus yang memberi makan dengan 5 roti dan 2 ikan? Pasti pernah dong... cerita itu sangat booming karena dari 5 roti dan 2 ikan bisa memberi makan 5000 orang laki-laki dewasa (saja).
Ketiga injil (Matius, Markus, Lukas) mengisahkan bahwa 5 roti dan 2 ikan itu berasal dari bekal para murid. Tapi Yohanes 6:1-15 memberikan perspektif yang berbeda. Roti dan ikan itu berasal dari seorang anak.
Dengan rela si anak memberikan roti itu kepada murid-murid. Kemungkinan besar ada pembicaraan terlebih dahulu antara murid-murid dengan anak tersebut. Mungkin pembicaraannya adalah, "Orang-orang di sini semuanya butuh makan. Dan hanya kamu yang bawa makanan, bolehkah kami memintanya. Nanti Yesus akan membuatnya menjadi cukup untuk semua orang di sini." Dan tanpa keraguan, anak itu percaya.
Tapi setelah roti dan ikannya diserahkan, dan juga setelah Yesus membuat mukjizat dengan roti dan ikan itu, apakah ada yang mengapresiasi anak tersebut? Tidak. Yang dipuji dan diapresiasi adalah Yesus karena mukjizatnya.
Tradisi hanya memuji Tuhan ini berlangsung sampai saat ini. Tidak ada yang salah dengan memuji Tuhan, tapi tidak adakah tempat untuk mengapresiasi karya dan kebaikan manusia?
Mungkin akan ada yang berpikir, "Kita harus berendah hati, jangan mau dipuji. Biarlah kemuliaan itu hanya milik Tuhan."
Apakah dengan mengapresiasi karya dan kebaikan sesama kita, akan mengurangi kemuliaan Tuhan? Jujur, kekristenan sekarang kurang apresiasi terhadap karya jemaatnya. Setiap ada umat yang berkarya, yang diserukan selalu, "Luar biasa Tuhan kita." Sekali lagi itu baik, tapi bisakah juga ditambahkan dengan apresiasi kepada mereka yang telah berkarya? Tidak adakah ruang apresiasi kepada manusia?
Coba lihat dalam khotbah-khotbah di gereja kita saat membicarakan 5 roti dan 2 ikan yang diambil dari Yohanes 6 tersebut, apakah ada yang mengapresiasi tindakan anak kecil tersebut?
Coba lihat gereja kita. Saat ada yang melayani dan menghasilkan karya baik, apakah kita mengapresiasinya? Pelayanan memang bukan untuk mengharapkan pujian, tapi apreasiasi dalam pelayanan dan gereja juga dibutuhkan. Yesus dalam pelayanan dan perumpamaan yang Dia berikan, tidak segan-segan untuk memberikan apresiasi, misal Matius 25: 21-23.
0 komentar:
Posting Komentar