Pages

Sabtu, 17 Mei 2025

UJI PENDETAMU, MUNGKIN DIA PENDUSTA

UJI PENDETAMU, MUNGKIN DIA PENDUSTA

Bolehkan pendeta dikritik? Jangankan dikritik, diuji saja boleh.

Yesus (melalui Yohanes) dalam Wahyu 2:2 memuji jemaat Efesus karena mereka menguji orang-orang yang mengaku rasul, dan ternyata pendusta. 

Mungkin ada pendeta yang mengatakan: 

Tapi jemaat Efesus itu karena kebanyakan menguji dan mengkritik, kasih mula-mula ditinggalkan (Wahyu 2:4). Jemaat Efesus jadi seperti orang yang banyak mengkritik tapi tidak memiliki kasih. 

Demikian pembelaan beberapa pendeta. Tapi, jika kita teliti, Yesus (melalui Yohanes) tidak mencela jemaat Efesus yang menguji para rasul pendusta. Jadi, tindakan ini bukanlah hal yang salah. Paulus juga dalam Kisah Para Rasul 20:28-30 mengingatkan jemaat Efesus untuk berjaga-jaga dari para pendusta ini. 

Jadi mengkritik/menguji para rasul atau pendeta pendusta, bukanlah hal yang salah. Bahkan, jangan-jangan jemaat Efesus meninggalkan kasih mula-mula karena lelah menghadapi para pendusta yang berpura-pura saleh.

Jangan sampai juga, jemaat di mana kita melayani akan meninggalkan kasih mula-mula karena lelah melihat pendetanya munafik, dan pendusta. Menguji pendeta, bukan hanya soal agar kita terhindar dari penyesatan tapi juga agar umat tidak kehilangan kasih-Nya kepada Allah dan gereja. 

*Nuryanto Gracia
Pendeta di salah satu gereja kecil di Jakarta

Selasa, 06 Mei 2025

APAKAH ULAR DI TAMAN EDEN ADALAH NAGA?

APAKAH ULAR DI TAMAN EDEN ADALAH NAGA?

Naga adalah hewan yang paling banyak ditemui kisahnya di berbagai belahan dunia, walau tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan keberadaannya. Namun jika kita melihat secara etimologis, kita bisa mengais-ngais jejak keberadaannya. 
1. Dragon berasal dari kata Yunani “Drákōn” (δράκων) yang berarti ular besar atau monster ular.  
2. Naga dari bahasa sanskerta Nāga, yang artinya ular.
3. Di Cina, kata Long (龍) merujuk pada hewan yang menyerupai ular. 

Kita bisa melihat bahwa Naga erat kaitannya dengan ular. Lalu imajinasi saya pun mulai liar. Jangan-jangan, dulunya ular itu adalah naga. Karena di Kejadian 3:14 TUHAN mengutuk ular 
"dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu." Ayat ini menimbulkan banyak tafsiran bahwa dulunya ular berjalan dengan kakinya. 

Wahyu 12:9 seakan menegaskan bahwa Naga adalah ular, "Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan ..."

Jangan-jangan, dulunya ular beneran naga? Menarik untuk bikin jadi cerita fantasi 😆😆

Ini hanya imajinasi liar saja, bukan refleksi serius.

Sabtu, 03 Mei 2025

Yohanes 21:15-17


Yohanes 21:15-17 

Banyak pendeta melihat permainan kata di dalam ayat-ayat tersebut sebagai berikut:
Yesus: ἀγαπᾷς (ayat 15-16)
Petrus: φιλῶ (ayat 15-16)
Yesus: φιλεῖς (ayat 17)
Petrus: φιλῶ (ayat 17)

Agapas (agape) seringkali diterjemahkan sebagai cinta ilahi, cinta Tuhan kepada manusia dan Philo (filia) adalah cinta persahabatan. Lalu dianggaplah bahwa Agape lebih tinggi tingkatannya dari filia. Dan dalam ayat 17 terlihat Yesus seperti menurunkan tingkat tuntutan untuk mengasihi-Nya, bukan dengan kasih ilahi tapi kasih persahabatan. Itulah kenapa Petrus menangis, seakan dia merasakan betapa Yesus mengerti kelemahannya yang tidak bisa mengasihi Yesus setinggi itu. Namun ada juga yang tidak setuju dengan penafsiran ini karena Agape dan Filia tidak sehierarkis itu. 

Mari biarkan dulu perbedaan pendapat itu, karena selama ini kita hanya fokus pada Agape dan Filia. Kita tidak melihat bahwa ada permainan kata lainnya di dalam ayat-ayat tersebut.
Βόσκε τὰ ἀρνία μου (ayat 15)
Ποίμαινε τὰ πρόβατά μου (ayat 16)
Βόσκε τὰ πρόβατά μου (ayat 17)

Boske diterjemahkan dalam TB2 menjadi peliharalah (bukan gembalakanlah seperti pada TB1), karena memang Boske lebih kepada memberi makan. Yesus menggunakan kata ini di ayat 15 dan 17. Di ayat 16 Dia menggunakan kata Poimaine yang diterjemahkan dalam TB2 sebagai gembalakanlah. Jika mau memakai hierarki kata maka Poimaine tugasnya lebih berat daripada boske. 

Selain 2 kata itu, Yesus di ayat 15 menggunakan kata Arnia yang diterjemahkan dalam TB2 sebagai anak domba. Di ayat 16-17 Dia menggunakan kata probata yang diterjemahkan dalam TB2 sebagai domba. Domba yang dimaksud bukan hanya domba dewasa tapi seluruh kawanan domba, yang masih anak mau pun yang sudah dewasa. 

Maka jika diringkas permainan kata ini menjadi seperti ini:
15 Peliharalah anak-anak domba-Ku. 
16 Gembalakanlah domba-domba-Ku.
17 Peliharalah domba-domba-Ku.
Yesus menggabungkan 2 kalimat di ayat 15-16 menjadi peliharalah domba-dombaku. 

Yesus seperti mengatakan 
Di ayat 15 "Apakah kamu mengasihi Aku dengan kasih ilahi? Oh ga bisa yah, ya udah, mulai dari lakukan tugas sederhana dulu dengan memelihara anak-anak domba."
Di ayat 16 Yesus masih tidak menyerah, Dia bertanya lagi, "Apakah kamu mengasihi Aku dengan kasih ilahi? Oh masih ga bisa yah? Ya udah gembalakanlah seluruh domba."
Di ayat 17 Yesus mengganti pertanyaannya ""Apakah kamu mengasihi Aku dengan kasih persahabatan seperti yang kamu bilang tadi? Nah sip, bisa yah. Kalo gitu, mulailah pelayananmu dari memelihara domba-domba. Bukan anak domba, tapi seluruh domba."

Petrus diberikan tanggung jawab sederhana namun tidak terlalu sederhana (bukan anak domba), dimulai dari memelihara (memberi makan) baru kemudian menggembalakan. 

Jadi, ayat-ayat ini tidak hanya menunjukkan pengertian Yesus dalam memahami kemampuan Petrus mengasihi Yesus tapi juga kemampuan Petrus melayani-Nya. Mungkin inilah kenapa Petrus menangis.

Saya berikan perbandingan terjemahan dalam 3 bahasa melalui tabel berikut. Semoga membantu. 

Bebas untuk tidak setuju dengan pendekatan tafsir ini. 

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara 

Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar