KHOTBAH YANG MERESAHKAN PASIEN
Siapapun bukan hanya tugas Hamba Tuhan saja untuk mengabarkan Injil . Dibeberapa Rumah sakit kadang ada pengabar-pengabar Injil . Mereka datang tanpa diundang , mereka memasuki kamar pasien yang beragama Kristiani/Katolik . Hari ini yang datang adalah Pendeta . Saya tak bertanya dari gereja mana . Terus terang saya terkejut dengan kehadirannya tiba-tiba . Maksud mereka baik sekali . Kotbah yang dibawakannya diambil dari Yesaya 58 (?) bahwa oleh bilur-bilurNya kita sudah disembuhkan .
Kalau di neraka banyak penyakit , banyak orang kusta yang tetap kusta karena tidak percaya pada Tuhan Yesus.
Kalau di surga tidak ada seperti itu . Lha orang mati yang ketempat sana sudah rohnya saja. Memangnya fisik ini tetap sama dan masih bernasib sama ? Alamak !
Mari ibu dan adik ikuti saya berdoa mengundang Tuhan Yesus didalam hati. Tuhan Yesus sudah ada dihati saya , jadi saya katakan tak perlu mengundang Tuhan Yesus lagi.
Di Rumah sakit terkadang orang2/pendoa datang begitu saja ke kamar pasien , ditolak langsung rasanya sungkan. Tapi buat kami cukup menjadi dilema karena anak2 kami setelah mendengar kotbah pendoa tersebut menjadi tidak damai sejahtera.
Sekarang saya ( Hamba Tuhan ) mengajak hanya dengan pasien berdoa , pegang bagian yang sakit . Kalau sakitnya ada dibeberapa tempat bagaimana memegang bagian tersebut dengan 1 atau 2 tangan saja , berarti bagian lain tidak disembuhkan Tuhan Yesus ?
Terakhir dia mencatat nama , meminta alamat , no.hp/telp.
Dengan adanya kotbah tersebut , kita menjadi tahu bahwa kita harus mempunyai fondasi iman hanya kepada Tuhan berdasarkan Firman Tuhan bukan dengan pengertian sendiri dan mencuplik sepotong ayat dikembangkan menurut versi sendiri . Hikmat dari Tuhan dan pimpinan Roh Kudus sangat kita butuhkan.
Setelah pendoa tersebut keluar/ pulang , beberapa lama kemudian saya minta perawat untuk tidak mengijinkan pendoa dari luar . Supaya anak kami tidak bingung dan tidak menghakimi diri sebagai orang berdosa yang akhirnya diberi penyakit !
Karya: Merry Srifatmadewi
0 komentar:
Posting Komentar