BUKAN KARENA KAU PEMILIK SURGA
"Seandainya Tuhanmu, tak mampu memasukkanmu ke surga, apakah kamu akan tetap menyembahnya?"
"Jika ternyata agamamu tidak mampu membawamu ke surga, apakah kamu tidak mau berganti agama?"
Bagaimana jika kita diperhadapkan dengan dua pertanyaan di atas? Bukankah dua pertanyaan tersebut yang sering dipakai oleh para pengabar agama untuk membuat orang-orang dari agama lain untuk masuk ke agamanya? Para pengabar itu dengan yakin ingin menyampaikan bahwa agama dan Tuhannya mampu memasukkan kita ke surga sedangkan agama dan Tuhan kita tidak mampu.
Saya secara pribadi jika diperhadapkan dengan pertanyaan tersebut, maka saya akan menjawab sama seperti jawaban Sadrakh, Mesakh dan Abednego, "Jika Allah kami yang kami puja mampu menyelamatkan kami, maka Ia akan menyelamatkan kami, tetapi seandainya tidak, hendaklah kalian ketahui bahwa kami tidak akan menyembah Tuhan dari agama kalian." Daniel 3:17-18 (dengan sedikit kontekstualisasi bahasa).
Saya menyembah Tuhan karena Dia adalah Tuhan, bukan karena Dia pemilik surga. Sama seperti saat saya ingin bersahabat dengan Nico. Saya mau bersahabat dengan Nico karena dia adalah Nico bukan karena dia adalah pemilik perusahaan besar. Saat saya bersahabat dengan Nico karena dia memiliki perusahaan besar, maka persahabatan itu tidaklah tulus. Bisa jadi suatu saat perusahaannya bangkrut dan saya tidak mau lagi bersahabat dengannya.
Begitu juga saat saya menyembah dan mengasihi Tuhan. Saya menyembah dan mengasihi-Nya karena Dia yang terlebih dahulu mengasihi saya. Jadi apakah ada alasan untuk saya tidak mengasihi-Nya secara tulus?
Saya yakin bahwa Dia mampu memasukkan saya ke surga, seandainya pun tidak, saya tetap akan menyembah dan mengasihi-Nya.
Salam,
Nuryanto Gracia
0 komentar:
Posting Komentar