MULUT, MULUT GUE, TERSERAH GUE MAU NGOMONG APA!
"Oi, tidak sopan sekali kamu. Masa kentut di depan muka orang?" tanya seorang perempuan yang berumur sekitar 30tahun.
Sekitar 2 minggu lalu, saya pindah dari apartemen ke rumah. Saya dan satu saudara saya sedang berusaha sekuat tenaga memindahkan barang-barang dari kamar apartemen di lantai 12 ke mobil di lobi lantai dasar. Saat saya sedang memindah-mindahkan barang, dekat lift ada dua orang, perempuan dan laki-laki, yang sedang berdiri memperhatikan apa yang sedang saya lakukan.
Awalnya mereka diam saja, tetapi setelah saya berkali-kali bolak-balik di depan mereka, mereka mulai membicarakan saya dan saudara saya.
Terdengar jelas di telinga saya yang perempuan berkata, "Pelit banget yah, bukannya sewa OB, biar dibantuin ngangkatin barang-barangnya."
Lalu yang pria membalas, "Biasalah orang mau hemat kaya gitu."
Setelah itu saya tidak mendengar apa yang mereka bicarakan karena saya harus kembali ke kamar mengambil barang yang lain. Tetapi saat saya kembali melewati mereka, saya mendengar kembali yang perempuan berkata, "Aduh nih orang, mengganggu pemandangan aja. Orang lagi santai malah bolak-balik terus."
Dalam keadaan lelah, dan keringat mengucur deras, ditambah mendengar perempuan yang meracau menyakitkan, ingin rasanya marah saat itu juga. Untuk pindahan dari apartemen jelas tidak mungkin pilih-pilih jalan karena cuma ada jalan itu. Saya juga sudah memilih jam yang tepat untuk pindah yaitu saat orang pergi bekerja. Namun entah kenapa mereka terganggu dengan kegiatan saya.
Sambil mencoba menahan amarah, saya meletakkan lemari di lantai lalu menghampiri perempuan tersebut, "Maaf Mbak, jika tidak mau membantu kami dengan tenaga, setidaknya jangan menggangu kami dengan mulut Mbak. Jika mbak meresa terganggu dengan saya yang bolak-balik, silakan masuk kamar saja karena ini adalah jalan umum."
Dengan seenaknya dia membalas, "Yeeee... terserah saya dong mau ngomong apa. Mulut juga mulut saya."
Sambil tarik nafas panjang, saya meninggalkan perempuan itu lalu kembali mengangkut barang-barang saya. Saat saya melewati perempuan itu kembali, dia masih juga meracau, "Orang miskin, malah sok-sokan tinggal di apartemen."
Saya mendekati perempuan tersebut yang sedang jongkok sambil meracau. Saya membalikkan tubuh saya sehingga pantat saya tepat di depan mukanya. Lalu saya kentut tepat di depan mukanya. Sontak marahlah dia, dan membentak saya seperti kalimat di awal tulisan ini.
Saya pun menjawabnya, "Suka-suka saya dong. Pantat kan pantat saya, mau kentut di mana juga boleh. Mbak aja boleh suka-suka menggunakan mulutnya, masa saya ga boleh suka-suka menggunakan pantat saya?"
Jika semua orang menganut prinsip, "Badan, badan gue, terserah gue mau melakukan apa," entah akan serusak apa dunia ini.
Karya: Nuryanto Gracia
#Hacil
0 komentar:
Posting Komentar