Pages

Sabtu, 12 Juli 2025

TUHAN GA PEDULI ORANG CANTIK

TUHAN GA PEDULI ORANG CANTIK

Pendeta banyak yang ngutip "manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 1 Samuel 16:7

Lalu mereka mengatakan bahwa Tuhan ga mencari orang cantik, Tuhan ga peduli dengan fisik manusia. Dia hanya peduli hati. 

Apakah para pendeta ini ga baca perikop ayat tersebut sampai habis? Tidak sadarkah bahwa di ayat 1 Samuel 16:12 dituliskan secara terperinci fisiknya Daud: Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. 

Memang tidak ditulis bahwa Daud dipilih karena parasnya, tapi juga tidak ditulis bahwa Daud dipilih hanya karena hatinya. Namun fisik Daud yang elok jelas ditulis di sana sebagai bukti bahwa hal itu sangat diperhatikan oleh penulis kitab 1 Samuel. 

Kita perlu ingat bahwa eksistensi manusia bukan hanya hatinya, tapi seluruh keberadaan dirinya. Oleh karena itu, pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak mencari orang cantik dan ga peduli fisik manusia adalah pernyataan yang tidak tepat. 

Tuhan mencari dan peduli manusia apapun bentuk fisiknya, karena Dia lah yang menciptakannya.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara 
Dan Pendeta di salah satu gereja kecil 

GEMBALA (PENDETA) TIDAK BOLEH DIKRITIK

GEMBALA (PENDETA) TIDAK BOLEH DIKRITIK

Hari ini saya melakukan pelawatan ke salah satu anggota jemaat. Di rumahnya ada ibunya yang berasal dari gereja lain. Dia sangat ramah. Dia bertanya kepada saya, "Bapak calon gembala di gereja anak oma, yah?"

Untuk percakapan berikutnya saya ubah dalam bentuk dialog agar mudah dibaca.

Saya: Iya oma, jika Tuhan menghendaki
Oma: Jangan jadi gembala seperti gembala di gereja oma yah
Saya: Kenapa, oma?
Oma: Dia suka ngekritik jemaat (maksudnya anggota jemaat) dari mimbar, selalu ngomongin perpuluhan, yang ngasih perpuluhan langsung disebutin dari mimbar, membuat percahahan antara grup dari beberapa marga. khotbah selalu ngomongin berkat, kalo ga ke gereja ga diberkati, kalo ada yang kasih masukan dia marah karena katanya yang berhak ngatur hanya gembala, (sebenarnya masih ada beberapa yang lain tapi saya ga hafal).
Saya: Oma, masih ibadah di gereja itu?
Oma: Masih, rutin. 
Saya: Kenapa? Kan kata oma, gembalanya tidak baik.
Oma: Tidak ada gembala yang sempurna. Semua gembala pasti ada cacatnya.
Saya: Tapi kalo gembalanya ga sehat, jemaatnya juga jadi ga sehat. Jadinya seperti orang buta menuntun orang buta.
Oma: Kita kan ke gereja untuk menyembah Tuhan, bukan menyembah pendeta. Jadi, mau gembalanya seburuk apapun, fokus pada Tuhan saja.
Saya: Tapi kalo gembalanya ada salah, kita boleh kok mengkritik gembalanya. Biar dia juga belajar dari kesalahannya.
Oma: Kita kan cuma domba, kita hanya nurut dengan yang dikasih gembala. Mana ada domba yang protes sama gembalanya. Biar gembala itu tanggung jawabnya langsung ke Tuhan. Gembala oma udah berapa kali dapat ganjaran dari Tuhan, biar Tuhan saja yang kasih hukuman jika dia salah. Tugas domba hanyalah taat. 

Sedih sebenarnya denger pendapat oma ini, tapi kalo saya lanjutkan diskusi agar oma berani kritis, nanti saya dikira memprovokasi anggota jemaat lain.

Untuk para pendeta/gembala, di gereja kalian pasti ada anggota jemaat kalian yang sebesar itu kesetiaannya atau kenaifannya pada firman Tuhan. namun jika kalian memanfaatkaan mereka untuk kepentingan pribadi maka terkutuklah kalian. Jangankan gembala, bahkan para rasul mau pun malaikat, jika mereka memberitakan injil yang berbeda hanya demi mendukung kepentingan pribadinya, maka terkutuklah dia (Galatia 1:8).

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara 
Dan Pendeta di salah satu gereja kecil

IMAN TANPA AKAL

IMAN TANPA AKAL

Sebagai pendeta, kita bisa mencuci otak  dan mengendalikan umat dengan 3 hal:
1. Jangan pakai otakmu, pakai saja hatimu. Tuhan terlalu besar untuk dipahami oleh otakmu yang kecil. Iman adalah masalah hati, bukan otak.
2. Pendeta adalah gembala, mereka adalah yang paling tahu kebutuhan domba-dombanya. Jangan protes apapun yang disampaikan pendeta. Apa kalian pernah lihat domba protes ke gembala? Tidak, kan? Maka percaya saja. 
3. Yang menghambat seluruh berkat Tuhan adalah kebebalan dan keras kepalamu. Ketaatan penuh pada Tuhan tanpa komplain adalah cara mendapatkan berkat Tuhan.

Namun sayangnya firman Tuhan menunjukkan hal berbeda. Mari kita cek:
1. Tuhan justru memilih gembala yang memakai otaknya, bukan yang hanya memakai hatinya. "Mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan (knowledge) dan pengertian (understanding)". Yeremia 3:15.
2. Sering pendeta mengatakan yang diperlukan umat hanyalah hikmat Tuhan, tapi hikmat bukanlah sesuatu yang tanpa ilmu. Di dalam hikmat ada kecerdasan (prudence), pengetahuan (knowledge) dan kebijaksanaan (discreation). Amsal 8:12.
3. Jika pendeta mengatakan bahwa yang kita butuhkan hanyalah dipenuhi oleh Roh Allah, maka Roh Allah bukanlah sesuatu yang tanpa pengetahuan. Mereka yang dipenuhi oleh Roh Allah, dipenuhi juga dengan hikmat (wisdom), pengertian (understanding) dan pengetahuan (knowledge). Keluaran 35:31. 
4. Dan terakhir, ayat ini sering sekali dikutip oleh pendeta, namun kenapa masih banyak yang mengatakan bahwa iman itu hanya tentang hati, bukan akal. Padahal di ayat ini, Matius 22:37 ditulis "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU". Tuhan juga menginginkan kita mengasihi Dia dengan akal kita. Akal yang telah Dia ciptakan. 

Oleh karena itu, sebagai pendeta, kita harus mendorong umat menggunakan otak mereka dalam mengasihi Tuhan. Mungkin ada saatnya terjadi kontradiksi, penolakan, keraguan, disolasi, dan lain sebagainya. Tapi iman perlu dicari dan dimaknai sendiri sehingga setelah semua pergumulan panjang itu, kiranya mereka dapat berkata seperti Ayub 

"Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." Ayub 42:5.

*Nuryanto Gracia
Mahasiswa S2 Filsafat Keilahian
Di STF Driyarkara 
Dan Pendeta di salah satu gereja kecil
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar