HIDUPLAH SEPERTI TAI!
Karya: Nuryanto, S.Si (teol)
Ketika
membaca judul tulisan ini pasti banyak yang tersentak dan bertanya-tanya “apa
maksudnya?”, “mengapa harus seperti tai?” “tai kan benda kotor dan hina, masa
kita harus sama seperti tai?” dan pertanyaan lainnya. Pada umumnya kita jijik apabila berbicara
tentang tai apalagi harus disamakan dengan kita manusia terhormat, hal itu
jelas tidak mungkin.
Tulisan
ini tidak hendak menyamakan kita dengan tai namun mengajak kita untuk dengan rendah
hati belajar dari tai. Banyak hal berharga yang dapat kita pelajari dari
tai. Walaupun tai ada bahanya karena
mengandung Bakteri E. Coli, namun tai mempunyai banyak manfaat baik bagi
tumbuhan, hewan dan manusia.
Bagi
Tumbuhan
Tai hewan dan manusia
dapat dijadikan pupuk alam yang berguna bagi kesuburan tanah.
Bagi
Hewan
Kelinci:
Kelinci memakan tainya
karena kelinci sistem pencernaannya tidak baik, nutrisi dari makanan tidak bisa
diserap tubuh semua sekali jalan sehingga dicerna dua kali. Tai kelinci yang
pertama keluar masih mengandung banyak nutrisi. Tai yang masih bergizi ini akan
dimakan kembali.
Koala:
Makanan koala adalah
daun kayu putih yang mengandung serat kasar. Makanan ini sukar dicerna dengan
baik. Anak koala tidak mempunyai mikroorganisme yang cukup untuk mencerna
makanan. Oleh karena itu induk koala membantu sistem pencernaan anaknya dengan
memberikan tai yang masih berupa makanan yang belum dicerna sempurna kepada
anaknya.
Gajah:
Sama seperti Koala, Gajah
juga memberi makan tai ke anaknya untuk mempermudah pencernaan di perut.
Semut:
Semut membutuhkan tai
kutu daun sebagai makanan karena tai kutu daun manis.
Kuda Nil:
Kuda nil menggunakan
tainya sebagai pemandu arah. Kuda nil akan kembali ke tempatnya semula setelah
makan rumput di tempat lain dengan mencium bau tai yang dikeluarkan sebelumnya.
Babi di Pulau Jeju:
Di Pulau Jeju ada
jamban yang disebut thongsi dalam bahasa Korea. Bagian bawah jamban ini
digabung dengan kandang Babi. Babi di tempat itu makan tai majikannya.
Arthropoda:
Hewan-hewan arthropoda
membuat sarang dengan tainya sendiri yang dibentuk seperti dinding tembok.
Bagi
Manusia
Orang-orang pada zaman
dahulu:
Orang-orang pada zaman
dahulu menggunakan tai yang dicampur dengan dedaunan atau kulit padi sebagai
pupuk selain itu juga dicampur dengan minyak.
Di Indonesia:
Orang-orang Indonesia
membuat kopi yang dihasilkan dari tai musang. Kopi ini dinamakan kopi luwak
atau kopi musang. Kopi ini telah mengalami proses hidrolis asam amino di dalam
tubuh musang sehingga menghasilkan kopi yang spesifik dan lebih berasa. Di Lombok
tai Sapi digunakan untuk mengepel lantai, langsung dengan tangan. Tujuan
mengepel dengan tai Sapi adalah agar lantai tidak lembab dan mudah rusak. Gas Bio (gas metana yang berasal dari tai manusia atau hewan) digunakan sebagai bahan bakar.
Di Alaska:
Ada festival karya seni
yang membuat bermacam-macam kerajinan dari tai seperti cangkir, tombol keramik
dan karya yang lainnya.
Di Pegunungan Andes:
Di ketinggian 3600
meter, udara akan terasa dingin sehingga anak yang digendong di
gendongan oleh orang tuanya akan terasa hangat jika anak mereka buang tai atau pun
kencing.
Di India:
25% orang-orang India
di pedesaan menggunakan tai sapi sebagai bahan bakar.
Di Tibet dan Amerika
Selatan:
Orang-orang Tibet dan
Amerika Selatan menggunakan tai domba untuk pengganti kayu bakar.
Di Peru:
Orang Peru menggunakan
tai Llama sebagai bahan bakar untuk memasak.
Di Inggris:
Tai Sapi digunakan
sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan sakit gigi atau sebagai penurun
panas dengan cara mengolesnya dan juga untuk pengobatan penyakit sembelit yang
parah. Tai Merpati digunakan untuk mengobati pendarahan pada gusi dan untuk
penyakit kudis. Tai Domba untuk penyakit campak
dan tai anjing putih untuk penyakit epilepsi.
Di Jepang:
Mitsuyuki Ikeda,
ilmuwan asal Okayama Laboratory membuat steak yang rasanya seperti daging sapi
dari tai manusia. Biaya untuk memproduksi ‘Daging’ buatan itu 10 sampai 20 kali
lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi sungguhan.
Dapat melihat videonya di http://www.youtube.com/watch?v=HDvSPQ7megQ
Dapat melihat videonya di http://www.youtube.com/watch?v=HDvSPQ7megQ
Sebagaimana dimuat laman boingboing.net,
sebuah produsen toilet terkemuka di Jepang berhasil merancang motor dengan
memanfaatkan kotoran manusia sebagai bahan bakarnya.
Tempat duduk motor terbuat dari kloset, sehingga
memungkinkan pemilik motor langsung membuang air dari atas sadel. Di bagian
belakang motor, dipasang galon sebagai tempat penampung air. Dalam perjalanan
jarak jauh, motor ini memudahkan pengendara jika ingin buang air besar.
Kotoran yang ditampung itu, langsung dikonversikan menjadi bahan bakar yang mampu menghidupkan mesin motor. Namun, belum dijelaskan bagaimana mekanisme kerja dari mesin motor yang dirancang ini.
Kotoran yang ditampung itu, langsung dikonversikan menjadi bahan bakar yang mampu menghidupkan mesin motor. Namun, belum dijelaskan bagaimana mekanisme kerja dari mesin motor yang dirancang ini.
Yamamoto Mayu dari Pusat Penyembuhan Nasional Jepang, berhasil mengekstrak esen vanila dari tai sapi. Pada tahun 2007 mendapat hadiah IG Nobel dalam bidang kimia.
Fumiaki Taguchi bersama 2 orang rekannya dari universitas kedokteran Kitasato Jepang berhasil menghancurkan sampah makanan menggunakan tai panda. Beliau mendapat hadiah IG Nobel dalam bidang biologi pada tahun 2009.
Di Australia:
Para peneliti Australia
menemukan bahwa kotoran Paus memiliki kegunaan untuk membantu memerangi pemanasan
global. Tai hewan mamalia tersebut, menurut para ilmuwan Australia, merupakan
pupuk alami bagi tumbuhan laut yang memungkinkan laut menyerap lebih banyak
karbondioksida.
Penelitian terbaru dari Australian Antarctic Division mengatakan bahwa Paus mengeluarkan tai kaya zat besi secara alami menyuburkan permukaan air. Ini menyebabkan keseluruhan ekosistem mengirimkan lebih banyak karbon ke perairan dalam.
Penelitian terbaru dari Australian Antarctic Division mengatakan bahwa Paus mengeluarkan tai kaya zat besi secara alami menyuburkan permukaan air. Ini menyebabkan keseluruhan ekosistem mengirimkan lebih banyak karbon ke perairan dalam.
Penelitian menyebutkan
bila jumlah Paus bertambah, kotoran mereka bisa membantu tumbuhan laut atau
alga berkembang dengan baik, sehingga meningkatkan kemampuan laut untuk
menyerap karbondioksida yang merupakan penyebab pemanasan global.
Di daerah yang dingin:
Tentara akan tidur di
atas tinja sapi pada waktu malam karena tinja sapi akan mengeluarkan suhu yang
hangat.
Setiap kita memiliki
sikap tersendiri ketika berhadapan dengan tai. Seorang filsuf bernama Zizek
meneliti tentang perilaku orang ketika berhadapan dengan tai. Orang Jerman
memiliki tradisi untuk berkontemplasi di hadapan tainya. Orang Perancis cenderung menolak menghadapi tai. Tai haruslah
dilenyapkan. Tai haruslah segera hilang dari pandangan. Orang Amerika dan Inggris
menenggelamkan tai mereka di dalam air. Mereka tidak sudi mencium bau tai
mereka sendiri.
Walaupun
banyak dari antara kita yang jijik dengan tai, merendahkan tai dan sama sekali
tidak mau peduli dengan tai, namun tai terus menerus memberikan manfaat bagi
sekitarnya. Dalam kehidupan mungkin juga ada yang tidak menganggap kita atau
pun merendahkan kita, walaupun begitu tetap lah memberikan manfaat bagi sekitar
kita. Oleh karena itu, HIDUPLAH SEPERTI TAI!
DAFTAR PUSTAKA
An, Yeong Ju dan Yun
Hyeon Woo. Jijik Kotor & Bau.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.
Yim, Sook Young dan Kim
I Rang. Buku Pengetahuan Paling Jorok.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2010.
Do, Ki Seong. Sains Aneh. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.
Do, Ki Seong. Sains Aneh. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011.
Acara Televisi “Buku Saku
Asal Usul” di Trans7 tanggal 13 Januari 2012 Pukul 15:30 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar