SEKILAS BUKU "CINTA, SEKS DAN ORANG TUA"
Buku ini bukanlah khotbah untuk
menobatkan remaja yang sudah kecanduan seks ataupun buku yang mengajari orang
tua tentang perilaku seks remaja masa kini. Buku ini juga bukan bermaksud untuk
membenarkan pendapat remaja tentang seks. Bukan juga bermaksud menyudutkan
remaja yang suka melakukan hubungan seksual.
Buku ini terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama mengajak orang tua mengetahui 10 argumen remaja mengapa hubungan
seksual itu tidak salah/dosa, argumen itu diutarakan oleh “sang anak”. “Sang
anak” menyampaikan argumennya dapat berupa cerita dan dapat juga berupa
penjelasan pendapat. Lalu melalui “sang orang tua” saya mengusulkan orang tua
agar tidak menghakimi argumen remaja tersebut melainkan mengajak remaja untuk
memikirkan ulang argumen mereka beserta konsekuensi yang akan mereka terima
berkaitan dengan apa yang mereka lakukan. Saya memberikan usulan diskusi yang
dapat dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Saya hanya memberikan usulan
bukan sebuah sanggahan yang tak tergoyahkan untuk membantah argumen remaja.
Saya yakin setelah para remaja membaca buku ini, mereka pasti akan segera
mencari sanggahan kembali terhadap pendapat saya di buku ini. Oleh karena itu,
saya mengatakan ini hanya usulan. Yang terpenting adalah melalui bab 1 ini,
orang tua dapat melihat pemikiran remaja tentang seks dan mengajak orang tua
untuk bersedia secara terbuka berdiskusi dengan anak mereka. Melalui bab 1 ini
juga saya mengajak remaja untuk mengkritisi pemikiran mereka yang selama ini
mungkin mereka kira benar.
Bagian kedua buku ini menunjukkan
delapan perilaku orang tua yang membawa akibat buruk bagi kehidupan anak
mereka, salah satunya perilaku seks pranikah. “Sang orang tua” berusaha
memberikan petuah bahwa seks pranikah itu tidak baik. namun “sang anak”
menunjukkan bahwa tindakan orang tua tidak mencerminkan apa yang mereka larang.
Orang tua justru turut memberikan peran besar menjadi penyebab remaja melakukan
seks pranikah. Kritikan yang diungkapkan “sang anak” mungkin agak pedas, tetapi
kritikan itu bukan untuk menjelek-jelekkan orang tua. Kritikan tersebut untuk
membuat orang tua sadar bahwa mereka harus berhati-hati dalam bertindak karena
apa yang mereka lakukan sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak mereka.
Dua
bagian buku ini dibuat dalam bentuk dialog, tujuannya agar anak dan orang tua
dapat berdialog mengenai masalah seks. Seringkali banyak orang tua tidak mau
atau tidak berani berbicara tentang seks dengan anak mereka. Bahkan banyak yang
menganggap berbicara seks dengan anak mereka adalah hal yang tabu atau tidak
baik.
Jika
bukan orang tua yang mendidik dengan benar mengenai seks, lalu siapa lagi yang
bisa mendidik mereka? Jika mau anak-anak mengerti seks secara tepat, orang tua
harus bersedia terbuka dan berdialog dengan anak-anak mereka. Hal itu juga
berarti orang tua harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang seks, agar
dapat mengajarkan anak dengan tepat.
Remaja
juga apabila ada hal yang memang ingin ditanyakan mengenai seks, bertanyalah
dengan orang tua kalian. Jadikanlah orang tua sebagai sahabat yang dapat diajak
berdiskusi. Jangan jadikan orang tua sebagai mahluk seram yang siap menghukum
kapan pun.
Remaja
dalam buku ini diwakilkan oleh remaja perempuan. Tentu saja maksudnya bukan
untuk menyudutkan atau menuduh perempuan sebagai biang keladi terjadinya seks
pranikah. Saya memilih perempuan sebagai pemeran utamanya hanya karena alasan
konsistensi pemeran tokoh remaja dalam buku ini. Jadi tujunnya hanyalah agar
dari bab 1 sampai terakhir pemeran utamanya konsisten perempuan. Walaupun
begitu, bukan berarti cerita dari bab 1 bersambung ke bab 2 dan seterusnya. Bab
1 tidak berhubungan dengan bab lainnya. Buku ini bentuknya dialog, bukan novel.
Terakhir
yang perlu saya informasikan adalah mengenai kata “seks” dan “hubungan
seksual”. Yang saya maksud dengan “seks” dan “hubungan seksual” adalah hubungan
persetubuhan selayaknya suami-istri. Jadi jika dalam buku ini saya menulis kata
“seks” atau “hubungan seksual” maka yang saya maksud adalah persetubuhan
layaknya suami istri.
SEKILAS DAFTAR ISI
ARGUMEN
PEMBENARAN SEKS
Argumen
1
Seks
Wujud Anak Gaul
Argumen
2
Seks
sebagai Ungkapan Kasih Sayang
Argumen
3
Seks
adalah Gaya Hidup
Argumen
4
Seks
bukan Masalah Dosa, tetapi Masalah Ketidakbiasaan
Argumen
5
Seks
karena Kasih Sayang lebih Mulia daripada Seks karena Formalitas
Argumen
6
Seks
Sekadar Cari Kesenangan? Ga Masalah
Argumen
7
Seks
tidak Masalah Asal Aman
Argumen
8
Seks
sebagai Latihan Dasar sebelum Menikah
Argumen
9
Seks
Sama seperti Nafsu lainnya
Argumen
10
Seks
telah Dilakukan sebelum Manusia Mengenal Lembaga Pernikahan
AKIBAT
PERILAKU ORANG TUA
Akibat 1
Aku Butuh Kasih
Sayang
Akibat 2
Ayah – Ibu
Jangan Terlalu Protektif
Akibat 3
Melarang Tetapi
Sendirinya Melakukan, Aku Muak
Akibat 4
Ayah – Ibu Ajari
Aku
Akibat 5
Jika Pernikahan
Itu Menyenangkan, Mengapa Kalian Saling Membenci?
Akibat 6
Jika
memang Pernikahan Itu Agung Mengapa Kalian Berpisah?
Akibat
7
Apa
yang Ayah – Ibu Tahu tentang Perintah Tuhan?
Akibat
8
Jika
Aku Berharga, Mengapa tidak Dihargai?
0 komentar:
Posting Komentar