Pages

Jumat, 14 Desember 2012

CIRI-CIRI PENCOPET




CIRI-CIRI PENCOPET

Hampir setiap hari sekarang saya bertemu dengan pencopet. Saya jadi  sedikitnya tau ciri-ciri pencopet. Agar tidak ada dari teman-teman yang menjadi korban pencopet saya berikan beberapa ciri-ciri pencopet.

Ciri-ciri pencopet di bus: 

  1. Tas ransel. Tasnya diletakkan di dpn dada. Tasnya kempes/tak berisi.
  2. Salah 1 tangannya tdk terlihat, ketutupan tas krn sdg beraksi
  3. Selalu mepet dgn korban. Selalu berada di belakang korban.
  4. Berada di dkt pintu. Mrk bs duduk, klo ad yg mau turun mrk berdiri.
  5. Pakaiannya rapi seperti karyawan

Ciri-ciri pencopet di angkot:

  1. Dia bw tas kempes. Ga ada isinya. Itu untuk nutupin tangannya pas mau nyopet. Jgn sekali2 tas taro di belakang ato di samping. Dekap di dpn
  2.  Dia bw jaket. Jaketnya ga dipake tp ditaro di tangan. Itu buat nutupin tangannya pas mau nyopet. Klo ad yg nutupin tangan pk jaket hati2
  3. Mrk tdk sendiri, biasanya ber 2/3. Jd klo km lht ad yg copet jgn lgsg triak. bahaya. Tunggu 1-1 trn. Mrk biasanya trn di tmpt berbeda.
  4. Klo km lht tangannya yg 1 mulai ga keliatan, hati2 mgkn dia sedang berusaha mencopet.

Ciri-ciri pencopet di kereta api (eksekutif, yang tidak ada penjual asongannya) yang jarak tempuhnya jauh sehingga membuat penumpang biasanya tertidur lelap karena mengantuk dan lelah:

  1. Dia duduk di samping kita, lalu menyapa dengan ramah. Pakaiannya pun rapi. Dia membawa tas yang berisi sesuatu, tidak kempes seperti pencopet di bus/angkot. Tas itu berisi buku besar atau barang lain yang nantinya akan ditukar dengan barang milik kita.
  2.  Mereka akan mulai bertanya-tanya. Pertanyaan umum yang akan ditanyakan adalah dari mana dan mau ke mana. Dia bertanya kita mau ke mana tujuaannya agar dia tau kapan waktu yang tepat untuk mengambil barang kita dan di stasiun mana merek harus turun. setelah dia bertanya kita turun dmn, coba Tanya balik dia turun dmn. Jika dia blg turun di salah satu stasiun sebelum stasiun tempat kita turun maka berhati-hatilah.
  3.  Perjalanan jauh biasanya tas kita ditaruh di bagasi atas. Ketika kita tertidur pulas sang pencopet pun beraksi. Karena tas kita taruh di bagasi atas maka kita tidak akan tahu sama sekali bahwa barang kita telah berpindah tempat. Untuk membuat kita tidak sadar bahwa barang kita hilang ketika kita bangun, mereka mengganti barang kita dengan barang lain yang sudah mereka siapkan sebelumnya yang beratnya tidak jauh beda dengan barang milik kita, misal laptop kita ditukar dengan 2 buku besar yang biasa dipakai untuk pelajaran akuntansi. Lebih baik memang tas didekap erat oleh kita supaya aman dan jangan tertidur terlalu pulas. Jika mau tidur perhatikan terlebih dahulu orang di sebelah kita apakah sesuai dengan ciri-ciri yang saya sebutkan di atas. Berhati-hati.
  4. Jika menggunakan kereta ekonomi justru harus jauh lebih hati-hati, pencopetnya kebanyakan pedagang asongan.

 Tips: Jika kita membawa uang banyak atau surat-surat penting di dompet, lebih baik diselipkan di dalam tas, di tempat yang berbeda-beda, jadi jika hilang hanya dompetnya saja. Sisakan sedikit uang di dompet, buat ongkos copetnya pulang, haha. Hati-hati yah teman-teman.

Minggu, 09 Desember 2012

SEKILAS BUKU "CINTA, SEKS DAN ORANG TUA"



SEKILAS BUKU "CINTA, SEKS DAN ORANG TUA"

            Buku ini bukanlah khotbah untuk menobatkan remaja yang sudah kecanduan seks ataupun buku yang mengajari orang tua tentang perilaku seks remaja masa kini. Buku ini juga bukan bermaksud untuk membenarkan pendapat remaja tentang seks. Bukan juga bermaksud menyudutkan remaja yang suka melakukan hubungan seksual.
            Buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengajak orang tua mengetahui 10 argumen remaja mengapa hubungan seksual itu tidak salah/dosa, argumen itu diutarakan oleh “sang anak”. “Sang anak” menyampaikan argumennya dapat berupa cerita dan dapat juga berupa penjelasan pendapat. Lalu melalui “sang orang tua” saya mengusulkan orang tua agar tidak menghakimi argumen remaja tersebut melainkan mengajak remaja untuk memikirkan ulang argumen mereka beserta konsekuensi yang akan mereka terima berkaitan dengan apa yang mereka lakukan. Saya memberikan usulan diskusi yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Saya hanya memberikan usulan bukan sebuah sanggahan yang tak tergoyahkan untuk membantah argumen remaja. Saya yakin setelah para remaja membaca buku ini, mereka pasti akan segera mencari sanggahan kembali terhadap pendapat saya di buku ini. Oleh karena itu, saya mengatakan ini hanya usulan. Yang terpenting adalah melalui bab 1 ini, orang tua dapat melihat pemikiran remaja tentang seks dan mengajak orang tua untuk bersedia secara terbuka berdiskusi dengan anak mereka. Melalui bab 1 ini juga saya mengajak remaja untuk mengkritisi pemikiran mereka yang selama ini mungkin mereka kira benar.
            Bagian kedua buku ini menunjukkan delapan perilaku orang tua yang membawa akibat buruk bagi kehidupan anak mereka, salah satunya perilaku seks pranikah. “Sang orang tua” berusaha memberikan petuah bahwa seks pranikah itu tidak baik. namun “sang anak” menunjukkan bahwa tindakan orang tua tidak mencerminkan apa yang mereka larang. Orang tua justru turut memberikan peran besar menjadi penyebab remaja melakukan seks pranikah. Kritikan yang diungkapkan “sang anak” mungkin agak pedas, tetapi kritikan itu bukan untuk menjelek-jelekkan orang tua. Kritikan tersebut untuk membuat orang tua sadar bahwa mereka harus berhati-hati dalam bertindak karena apa yang mereka lakukan sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak mereka.
Dua bagian buku ini dibuat dalam bentuk dialog, tujuannya agar anak dan orang tua dapat berdialog mengenai masalah seks. Seringkali banyak orang tua tidak mau atau tidak berani berbicara tentang seks dengan anak mereka. Bahkan banyak yang menganggap berbicara seks dengan anak mereka adalah hal yang tabu atau tidak baik.
Jika bukan orang tua yang mendidik dengan benar mengenai seks, lalu siapa lagi yang bisa mendidik mereka? Jika mau anak-anak mengerti seks secara tepat, orang tua harus bersedia terbuka dan berdialog dengan anak-anak mereka. Hal itu juga berarti orang tua harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang seks, agar dapat mengajarkan anak dengan tepat.
Remaja juga apabila ada hal yang memang ingin ditanyakan mengenai seks, bertanyalah dengan orang tua kalian. Jadikanlah orang tua sebagai sahabat yang dapat diajak berdiskusi. Jangan jadikan orang tua sebagai mahluk seram yang siap menghukum kapan pun.
Remaja dalam buku ini diwakilkan oleh remaja perempuan. Tentu saja maksudnya bukan untuk menyudutkan atau menuduh perempuan sebagai biang keladi terjadinya seks pranikah. Saya memilih perempuan sebagai pemeran utamanya hanya karena alasan konsistensi pemeran tokoh remaja dalam buku ini. Jadi tujunnya hanyalah agar dari bab 1 sampai terakhir pemeran utamanya konsisten perempuan. Walaupun begitu, bukan berarti cerita dari bab 1 bersambung ke bab 2 dan seterusnya. Bab 1 tidak berhubungan dengan bab lainnya. Buku ini bentuknya dialog, bukan novel.
Terakhir yang perlu saya informasikan adalah mengenai kata “seks” dan “hubungan seksual”. Yang saya maksud dengan “seks” dan “hubungan seksual” adalah hubungan persetubuhan selayaknya suami-istri. Jadi jika dalam buku ini saya menulis kata “seks” atau “hubungan seksual” maka yang saya maksud adalah persetubuhan layaknya suami istri.



SEKILAS DAFTAR ISI



ARGUMEN PEMBENARAN SEKS
Argumen 1
Seks Wujud Anak Gaul

Argumen 2
Seks sebagai Ungkapan Kasih Sayang

Argumen 3
Seks adalah Gaya Hidup

Argumen 4
Seks bukan Masalah Dosa, tetapi Masalah Ketidakbiasaan

Argumen 5
Seks karena Kasih Sayang lebih Mulia daripada Seks karena Formalitas

Argumen 6
Seks Sekadar Cari Kesenangan? Ga Masalah

Argumen 7
Seks tidak Masalah Asal Aman

Argumen 8
Seks sebagai Latihan Dasar sebelum Menikah

Argumen 9
Seks Sama seperti Nafsu lainnya

Argumen 10
Seks telah Dilakukan sebelum Manusia Mengenal Lembaga Pernikahan

AKIBAT PERILAKU ORANG TUA
Akibat 1
Aku Butuh Kasih Sayang


Akibat 2
Ayah – Ibu Jangan Terlalu Protektif

Akibat 3
Melarang Tetapi Sendirinya Melakukan, Aku Muak

Akibat 4
Ayah – Ibu Ajari Aku

Akibat 5
Jika Pernikahan Itu Menyenangkan, Mengapa Kalian Saling Membenci?

Akibat 6
Jika memang Pernikahan Itu Agung Mengapa Kalian Berpisah?

Akibat 7
Apa yang Ayah – Ibu Tahu tentang Perintah Tuhan?

Akibat 8
Jika Aku Berharga, Mengapa tidak Dihargai?
Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Tool

Delete this element to display blogger navbar